Marisa memasukin masion nya.
Plak
Wajah nya tertoleh ke samping, bisa marisa lihat ayah nya lah yang menampar nya.
Dan mamah nya sedang memeluk seorang gadis yang menangis sesuguk kan.
Apakah ada drama murahan lagi, marisa lelah!"apa yang kamu lakukan kepada ana marisa! Kenapa kamu membuliy nya! "
Marisa menatap ayah nya datar, ia menangis. Ayah yang seharusnya jadi cinta pertama nya malah menyiksanya.
"jawab marisa"
Bentak ayah marisa membentak.
"marisa nggak buliy dia ayah! Kenapa ayah nggak perna percaya sama anak sendiri"
Marisa menangis, ia di anggap antagonis karna sering membuliy, padahal ia lakukan itu untuk mempelampiaskan sakit hatinya."kalok nggak kamu buliy, kenapa ana pulang pulang ketakutan risa, mama kecewa sama kamu, padahal ana anak polos yang baik"
Mama marisa membela ana yang ada di pelukan nya.
Diam" ana tersenyum muring tampa ada yang sadar. Untung kedua abng marisa tidak ada,bisa" mereka melukai marisa. Mereka sangat buta, termakan tatapan polos ana sehingga melupakan bahwa marisa adik kandung mereka."emng nya mama liat risa buliy dia nggak kan"
"marisa"
Plak
Sang ayah menamparnya lagi karna marisa membentak mamah nya.
"kamu makin kurang ajar ya! Jangan bentak mama mu"
"su-sudah ayah hiks... Jangan hiks marahin kak marisa hiks... Mungkin hikss hiks salah ana....hiks yang masuk di keluarga ini hiksss.... Seharusnya...hikss ana ikut ibu ana pergi.. Hiksss ke surga hiksss"
Ana menangis tersedu sedu yang mana membuat orang tua marisa sedih."heyy jangan nangis sayang, ana nggak salah kok ana anak mama nggak boleh ngomong gitu okey"
Mama marisa mengelus kepala ana syang.Marisa menatap sendu itu, dulu mama nya sangat menyayangin nya, dan memanjakan nya begitupun papa nya. Tapi semenjak ana datang semua berubah.
Ibu ana bu sari meninggal karna kangker, ana di titipkan di keluarga smit.
Awal nya abang marisa albi dan alvin tak setuju. Tapi kelama laman mereka menerima ana, karna sifat polos dan periang gadis manis itu.
Mereka dulu sangat menyayangin marisa karna adik perempuan mereka. Tapi ana menggambil perhatian mereka. Ana selalu merasa tersakiti dan meresa paling di rendahi.
Ia tak suka marisa, ia ingin yang menjadi princes smit bukan yang lain.
Jadi ia selalu menfitna marisa, dan berhasil mereka percaya kecuali om tante dan sepupu marisa. Tapi ana tak pedului, selama keluarga marisa di pihak nya ia bodoh amat."kamu lihat marisa, ana selalu bela kamu! Tapii kamu tega buliyyy dia ha! Di mana hati nurani kamu"
Marisa menangis ia lelah dari ia umur 10 tahun sampe 17 tahun keluarga nya menyakitinya karna orang asing.
"ayah jahat..hikssss padahal ayah bilang pas marisa umur 5 tahun. Tidak ada yang gantiiin princes ayah!!! Ayah boong! Ayah pembohong cuman gara gara orang asing ayah sama mama nggak syang risa lagi! Seharus nya ayah bertanya kenapa risa buliy ana! Bukan langsung pukul. Risa tau hiksss... Risaa salah buliyy ana, tapi risaaa lakuuinnn ituuu karna risa cemburuuu ayah risa cemburu, karna ayaaah sayang orang asing di banding risa yang notebase anak ayah sendiri! Ayah tauuuu risa di cap antagonis cuman gara gara buliy orang, risaaa lakuiin itu untuk menampiaskan sakit hati risaaa ayahhhh.. Hiksss. Dan mama dulu mama selalu mara sama bang albi dan bang alvin kalok mereka bikin risa nangis. Duluuu mama bilang kalok risa mutiara nya mama. Dan mama bilang princes mama tak akan tergantikan.
Tapi apa!!! Kalian booongin risaaa kalian siksa anak sendiri bertahu tahun hikssss kalian tegaaa hiksss"Akhirnya marisa lega sudah mengeluarkan unek unek nya.
Ayah dan mama mariasa mematung.
Mereka mengingat kata kata merekaa dulu."princes ayah tak akan tergantikan, marisa adalah anak kesayangan ayah.
"janji"
"janji sayang"
Mereka tertawa bersama."marisa mutiara mama, anak mama yang paling mama sayang hanya marisa perinces mama"
Mereka mengingat kata" itu
Bruk
Tiba" ana pingsan sehingga melupakan kejadian tadi dengan panik sang ayah menggendong ana di susul mama nya marisa.
Marisa menatap itu sedih ia terkekeh kenap dunia sangat jahat.
Melangkah menuju kamar nya yang seharusnya milik ana, dan kamar yang di tepati ana milik nya.
Dasar anak pembantu tak tau diri!Di tempat lain Aleta sedang bekerja ia sedang mencuci piring.
"leta lo tau nggak anak tunggal atmajaya itu ganteng"
Celetuk teman kerja Aleta panggil saja nur.Aleta tak menanggapin nya ia masi sibuk mencuci piring.
Nur mencebikan bibir nya, dari dulu Aleta selalu dingin dan cuek, ia ingin berteman dengan gadis berambut pendek itu. Tapi tak perna di tanggapin.
"ck padahal lo nggak bisu tapi selalu dingin"
Nur berkata dengan kesal, karna masi di cuekin nur pun pergi.Aleta menatap nur tampa minat ia sibuk mengerjakan tugasnya, ia ingin cepat pulang karna rindu bu ija.
Di minimarket danzel menatap gadis pujaan nya penuh cinta, tapi bukan tatapan cinta yang di terima balik danzel mala tatapan tajam dan sinis gadis itu.
"minggir sialan"
Maki gadis itu, danzel hanya tersenyum manis. Sudah jadi makanan dia sehari hari di kasarin gadis cantik itu.Gadis itu jengan, ia benci lelaki seperti danzel, karna menurut nya danzel tak beda jauh dengan si kevin sama pleboy. Bedanya danzel ke semua cewek. Kalok kevin hanya kepada cewek imut" dan cantik contonya reva.
"jangan ganggu gue sialan! Dari dulu lo nggak bosan ganggu gue ha? Gue aja capek babi"maki gadis itu lagi.
"ngak, aku nggak akan perna lelah sayang"
Kalok ucapan danzel untuk gadis lain mungkin mereka akan meleleh tapi tidak untuk gadis di depannya. Bukan nya meleleh gadis itu memasang wajah jijik nya."jangan panggil gue dengan mulut sialan lo itu danzel! Lo tau kan siapa gue di sekolah? Tapii lo masi kejar kejar gue"
Gadis itu heran danzel kalok sama dia tidak lah cocok, di ibarat kan danzel yang penyabar dia yang suka maki"
"aku nggak pedulii! Kamuhh miliku sampi kapan pun"
Ucap danzel mutlak."dasar ngak nyambung"
Gadis itu pergi di susul danzel yang terus mengikutinya.***
"bukk Aleta pulang"
Aleta baru lulang dari kerja nya, di sambut hangat bu ija"aduuuu putri ibu pulang ayo kita makan sayang"
Bu ija menuntun Aleta ke meja makan dan menyiapkan piring dan lauk pauknya.
Aleta tersenyum haru, bu ija sangat baik padanya ia bersyukur masi ada yang menyayangin nya."loh kok anak ibu nangisss kenapa sayang"
Buk ija bertanya saatelihat pipi Aleta basah.Aleta tak menjawab ia memeluk buk ida.
"makasiiii ya bu, sudah mauuu nampung Aleta. Aleta bersyukur banget ibu sayang Aleta, janji jangan tinggalin Aleta"
Buk ija mengelus rambut Aleta sayang.
"ibu nggak akan tinggalin Aleta, karna ibu sudah sayang banget sama anak ibu ini"
Aleta makin menangis ia memeluk buk ija dengan erat dan syang."sudah ya nangis nya, kita makan dulu"
Aleta menurut ia pun makan dengat masi sesugukan. Buk ija menatap lembjt Aleta. Uhhh senang nya memiliki putri. Mana cantik dan sopan lagi.
Lanjutttttt.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleta.
Short StoryAleta, gadis malang yang selalu di siksa ayah nya. gadis penuh luka dan hanya kegelapan di dalam hidup nya. gadis yang selalu berdoaa semoga ayah nya berubah tidak mabuk lagi atau pun berjudi, hidup dalam kemiskinan membuat aleta terpuruk kekerasa...