2

3.4K 292 4
                                    

"Jadwal anda hari ini sudah selesai Presedir Lee, dan untuk besok saya akan mengirimkan jadwal nya melalui e-mail. Terimakasih, anda sudah boleh pulang."

Renjun membungkukkan badan dan mulai berjalan keluar dari ruangan Jeno. Meninggalkan sang Presedir dengan raut wajah bingung nya.

"Apa sekarang jadwal pulang ku di atur oleh Sekretaris?"

Gumam Jeno dengan mata yang masih fokus menatap pintu ruangannya.

.

"Apa aku berhak berbicara seperti itu pada Presedir Lee?"

Gumam Renjun pada dirinya sendiri, dia sedikit takut (hanya sedikit) saat mengingat apa yang dia ucapkan pada Lee Jeno.

Dia hanya takut jika Presedir nya itu berpikiran jika ia mengatur sang atasan, hanya itu. Sisanya Renjun tidak takut karena, ya memang Renjun pikir itu benar.

Lagipula saat berada di ruangan Jeno tadi Renjun mendengar jika calon tunangan Presedir nya itu mengajak sang Presedir untuk pergi jalan-jalan, jadi dia hanya mengingatkan sang Presedir untuk pulang lebih cepat dan berkencan dengan wanita itu.

"Haish! Aku tidak peduli, karena aku benar."

Ucap Renjun pada dirinya sendiri.

Setelah itu Renjun mulai membereskan barang-barang nya yang berserakan di atas meja, dan bersiap untuk pulang.

Ini hari pertama nya bekerja dan tidak banyak yang dia lakukan, hanya sesekali dia harus masuk ke dalam ruangan sang Presedir untuk mengingatkan jadwal selanjutnya dan membahas beberapa dokumen, hanya sedikit.

Jadi, jika Presedir nya sudah menyelesaikan semua jadwal, dan dirinya sudah tidak ada pekerjaan, bukankah dia boleh pulang?

"Jika Presedir Lee sudah selesai bekerja, tanda nya juga aku sudah selesai bekerja. Bukan begitu? Ya, begitu"

Kali ini, gumaman Renjun terdengar oleh seseorang yang baru keluar dari ruangan nya. Siapa lagi jikan bulan, Lee Jeno.

"Sekretaris Huang?"

"Aigo!!!"

Renjun terkejut saat suara husky Jeno masuk ke dalam gendang telinga nya. Renjun tau jika Jeno itu tidak banyak bicara, tapi bisakah dia tidak mengejutkan seseorang?

"Ne Presedir Lee? Maaf, saya sedikit terkejut."

Jawab Renjun dengan dagu yang sedikit dinaikkan, hanya sedikitt. Dia tidak ingin Presedir Lee berpikir dia sangat terkejut, gengsi seorang Huang Renjun sangat tinggi.

"Pulang?"

"Ne Presedir Lee, ada yang bisa saya bantu?"

Jeno hanya menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan sang Sekretaris.

"Apa perlu saya bawakan tas anda Presedir Lee?"

Jeno menggelengkan kepala nya lagi untuk menjawab Renjun, namun kali ini di ikuti 1 kata.

"Tidak."

Renjun menganggukkan kepala, kemudian sedikit membungkuk untuk pamit pada Jeno.

"Baiklah kalau begitu, selamat sore Presedir Lee."

Renjun berjalan meninggalkan Jeno terlebih dahulu tanpa ada niat menunggu sang atasan untuk berjalan terlebih dahulu, bahkan Renjun tidak ada basa-basi untuk memaksa dirinya agar ia menyetujui tas kerja nya di bawa oleh sang Sekretaris.

"Ck, dimana Jaemin menemukannya."

Setelah itu Jeno berjalan menuju lift khusus untuk para petinggi perusahaan.

SECRETARY HUANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang