3 bulan berlalu, terasa begitu cepat saat di lalui. Walau banyak sekali kesabaran yang harus Renjun buang hanya untuk menghadapi para petinggi di Perusahaan Lee ini.
Jangan lupakan 'teman kecil' sang Presedir yang selalu saja membuat Renjun kehilangan rasa sabar, apa wanita itu tidak mempunyai pekerjaan hingga seringkali datang menemui Jeno hanya untuk duduk dan menikmati secangkir Teh serta beberapa camilan yang petugas pantry berikan?
Itupun Renjun yang harus memesan untuk nya, sial.
"Sudah 3 bulan bekerja di sini, dan belum melakukan kesalahan barang sedikit pun Huang Renjun."
Ucap Jaemin sembari mengotak atik IPad di tangan nya. Renjun pun mendengus saat mendengar ucapan Jaemin yang seperti sedikit meragukan kemampuan Jaemin.
"Apa perlu ku bacakan ulang riwayat pendidikan ku di hadapan mu Na Jaemin?"
Tanya Renjun dengan nada suara yang terdengar sangat sarkas. Jaemin pun hanya dapat menggeleng dengan cengiran bodoh nya.
Mereka sudah akrab, cukup akrab, atau mungkin sangat akrab dalam waktu 3 bulan ini?
"Pulang jam berapa nanti?"
Renjun menyandarkan tubuh pada kursi kerja milik nya dengan kepala yang menoleh menatap Jaemin.
"Wae? Mau mentraktir ku?"
"Hm"
Deheman dari Jaemin membuat Renjun tersenyum lebar, menggeser tempat duduk nya untuk lebih dekat dengan pria bermarga Na itu.
"Malatang?"
Jaemin memutar bola mata nya malas, saat lagi-lagi menu itu yang keluar dari mulut pria yang lebih muda dari nya itu.
"Ayolah Na... Sudah lama sekali aku tidak memakan seporsi malatang."
Bujuk Renjun dengan kedua telapak tangan kecil nya yang menggoyangkan bisep besar di lengan Jaemin.
"3 hari yang lalu kau baru saja mengabari ku jika kau membeli malatang dengan Lia dan siapa lagi teman baru mu itu."
"Yangyang! 3 hari cukup lama bagiku."
Ctuk!
Jaemin menyentil kening Renjun dengan pelan, namun Renjun tetap bereaksi seperti terkena pukulan dari Jaemin.
"Lalu kau mau makan malatang setiap hari? Kau bahkan jarang memakan nasi, bagaimana bisa makan malatang setiap hari? Ingin perut mu melilit huh?"
Renjun terdiam dengan bibir yang sedikit di manyun kan. Renjun sebelum nya tidak pernah bersikap seperti ini di hadapan seseorang yang baru Renjun kenal sekitar 3 bulan yang lalu, waktu yang cukup singkat.
"Nana Hyung marah dengan ku?"
"Stop Renjun-ah"
Jaemin mengalihkan pandangan nya dari wajah Renjun, kembali berpura-pura sibuk dengan IPad di hadapannya, mengabaikan Renjun yang sekarang sudah tersenyum penuh kemenangan.
"Jadi boleh? Makan malatang."
"Apapun untuk mu"
Jawab Jaemin sekenanya. Renjun pun hanya terkekeh senang kemudian kembali melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda karena adegan tawar menawar nya dengan Jaemin.
"Um.. Nanti aku pulang pukul 16.30 tak apa?"
"Hm"
Renjun senang sekali rasanya saat berada di sekitar Jaemin yang sudah ia anggap seperti kakak nya. Renjun anak tunggal, jadi saat Jaemin 'memanjakannya' Renjun merasa seperti mempunyai seorang kakak yang sedari kecil ia idam-idam kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETARY HUANG [END]
Fanfiction⚠️NOREN⚠️ "Apakah ada pekerjaan yang belum saya kerjakan Presedir Lee Jeno?" Huang Renjun dengan helaan nafas kasar nya menatap Jeno yang saat ini sedang duduk bersantai di kursi kebesarannya. "Menjadi istriku. Kau belum mengerjakan tugas itu, hin...