Chapter 14

168 7 0
                                    


Happy reading...




"WHAT?!" teriak Clara yang langsung berdiri dari duduknya.

"Apasih bangsat! Jangan teriak teriak bisa ga sihh?!" ucap Ellena.

"Chat dari siapa?" Tanya Zeva yang langsung merebut ponsel Clara. Zeva melihat isi pesan itu dari siapa.

"Eh Clara! lo mau kemana bego?!" ucap Ellena. Clara yang awalnya terdiam langsung berlari pergi meninggalkan rumahnya tanpa berkata sepatah katapun.

"HA?!" teriak Zeva yang ikut berdiri ketika melihat pesan itu.

"Apaan sih?! sini gua liat!" Katrina yang kesal juga ikut ikutan merebut ponsel Clara yang tertinggal, ia juga penasaran apa yang membuat dua sahabatnya itu terkejut seperti itu.

"Varos tanding sama Carlos?!" ucap Katrina dan Ellena yang serentak. Mereka juga saling menatap satu sama lain tak percaya akan pesan yang dikirim Kak Leo pada Clara.

"Feeling gua ga enak. Mending kita kesana sekarang" Zeva.

"Ayo cabut" Katrina menepuk kedua bahu temannya dan langsung bergegas pergi menuju arena menyusul Clara yang sudah pergi dari tadi.




Sesampainya di lokasi...



Mereka ber empat pun akhirnya sampai di kokasi. Ketika mereka sampai, sudah banyak orang yang mengerumuni mobil Varos dan Carlos. Carlos terus melakukan drifting dan bersorak bahagia. Sementara Varos, ia hanya berdiri tegap disamping mobil nya dan menyaksikan tingkah Carlos dengan penuh amarah yang memuncak. Situasinya menunjukkan bahwa sepertinya Varos kalah dalam batle kali ini.

Clara membelah kerumunan orang dan maju ke barisan paling depan agar bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di depan sana. Disusul dengan ketiga sahabatnya yang juga baru saja tiba.

Carlos yang menyadari kehadiran Clara, langsung berhenti dan keluar menghampiri Clara. Varos yang awalnya tak menyadari kehadiram Clara, ia terus memperhatikan kemana Carlos pergi. Ketika Carlos sampai pada posisi Clara saat ini, ketika itulah Varos baru menyadari bahwa Clara datang ke arena itu. Dan tentunya Varos kaget melihat kehadiaran Clara disini.

Varos mulai was was akan gerak gerik Charlos, ia terus memperhatikan apa yang akan diperbuat Varos pada Clara.

"Bonjour madame, nous nous rencontrons à nouveau" ujar Carlos sembari memegang dagu Clara.
(Halo nona manis, kita bertemu lagi)

Clara yang dagunya dipegang Carlos, langsung menepis tangan Carlos dengan raut wajah yang kesal. Varos yang melihat itu juga sontak terkejut dan sangat kesal melihat Carlos yang berani menyentuh Clara.

"Ne me touche pas avec tes mains sales!"
(Jangan sentuh aku dengan tangan kotor mu itu tuan!) Ucap Clara dan langsung menepis tangan Carlos. Melihat tangannya yang dihempas kasar oleh Clara membuat Carlos tersenyum miring.

"Tcih" Carlos hanya mendecih dan tersenyum miring ketika tangannya ditolak oleh Clara.

Carlos maju selangkah dan berbisik ke telinga Clara.

"Ne me rejetez pas trop vite, mademoiselle, vous aurez besoin de moi un jour"
(Jangan terlalu cepat menolak ku nona, kau akan membutuhkan ku suatu hari nanti) ujar Carlos dengan smirk nya.

Varos yang melihat itu mulai geram hingga rahangnya mengeras dan menghampiri mereka berdua. Varos menarik lengan Carlos menjauhi Clara dan memasang badan di depan Clara. Varos takut jika Carlos bisa saja melukai Clara saat ini juga.

"Minggir lo bangsat!" amarah Varos mulai memuncak sepertinya.

"Woww calm down Varos. Gua hanya menyapa wanita cantik ini" Carlos masih saja bisa tersenyum lebar dan menatap ke arah Clara.

"Jaga ucapan lo keparat!"

"HAHAHHA" sontak Carlos langsung tertawa keras mendengar ucapan Varos.

"Gua? keparat? kalau gua keparat trus lo apa?!" ucapan Carlos tadi membuat Varos terdiam dan tak berkutik sama sekali.

"Lo kalah Zalvaros Narkhara Rahes" ujar Carlos menunjuk ke dada Varos. Setelah mengucapkan itu, Carlos melangkah maju dan berbisik ke telinga Varos.

"Ingat taruhan lo Varos" Carlos berbisik sembari melirik ke arah Clara yang tepat berada dibelakang Varos.

Setelah mengatakan itu, Carlos melangkah meninggalkan arena dengan senyum miring yang mengulas di wajahnya.

Semua orang masih terdiam disitu termasuk Clara yang masih memandangi Varos dari belakang.

Setelah diam untuk beberapa saat, Varos pun mulai balik badan dan melangkah pergi melewati Clara yang masih terdiam. Namun baru satu langkah Varos berjalan, Clara mencegah nya.

"Jadi lo kalah?" tanya Clara dan terus melihat kedepan tanpa menatap Varos yang berdiri persis disampingnya.

"Apa taruhannya?" sambung Clara menatap ke arah Varos dengan wajah masam.

Varos tak mampu menjawab pertanyaan Clara, bahkan menatap wajahnya saja Varos tak bisa. Alhasil Varos pun melangkah pergi tanpa menjawab sepatah katapun pertanyaan dari Clara. Tak hanya Varos, namun ketiga sahabat Varos juga ikut pergi melewati Clara tanpa mengatakan apa-apa.

Jujur saja, saat ini Clara dibuat pusing dan bingung atas hal yang terjadi saat ini. Clara tentu juga ingin tau apa maksud dari perkataan Carlos barusan dan mengapa Varos tidak menjawab ataupun memberikan penjelasan terkait pertandingan yang tiba-tiba ini. Siapa yang menulainya? Dan apa yang mereka pertaruhkan?



*  *  *  * 

Hari ini adalah hari ketiga dimana Varos tak menghubungi ataupun mengirim pesan pada Clara. Biasanya Varos selalu menghubungi atau minimal mengirim pesan pada Clara. Bahkan ia selalu mengingatkan akan tugas Clara sebagai babunya. Namun ini adalah hari ketiga dimana mereka tidak saling berkomunikasi satu sama lain. Bahkan ketika Clara mencari Varos di kantin biasa mereka makan, Varos juga tak terlihat disana. Tak cuma Varos, tapi kedua karibnya juga tak pernah terlihat sama sekali di kampus. Ini membuat Clara semakin bingung dan aneh akan sikap Varos yang terus berubah-ubah. Clara tak mengerti bagimana sikap Varos yang sebenarnya.

Kenapa Clara ga nge chat Varos? Kenapa ga Clara aja yang coba hubungi Varos? Clara itu gengsi nya tinggi apalagi ke bocah idiot macam Varos. Meskipun Clara bingung sekarang, tapi Clara tetap gengsi buat ngehubungin Varos.

Clara begitu penasaran saat ini, mengapa Varos tak mengabari nya apa-apa semenjak hari itu. Ia terus mencari keberadaan Varos. Mulai dari kantin A, ke gedung jurusan bahkan ke departemen tempat biasa ia diskusi bersama dosen pembimbing nya. Tapi ia bahkan tetap tak menemukan keberadaan Varos. Clara merasa lelah, karena ia ingin meminta penjelasan pada Varos atas segala yang terjadi. Karena sepertinya ia tak akan bisa menemukan Varos, akhirnya Clara pun menyerah dan kembali ke parkiran mobilnya.

Ketika Clara baru akan memasuki mobilnya, ia melihat ada pria yang baru turun dari mobilnya dan itu pria yang ia kenal.

"Ka Arka!!" Clara bersorak dan menghampiri mobil Arka. Clara berlari menuju Arka. Namun belum juga sampai ia pada posisi Arka saat ini, Arka yang menyadari kehadiran Clara malah kembali masuk ke mobilnya.

"Ka! ka Arka!! Gua butuh penjelasan lo ka, plis kasih tau gua kemana Varos dan sebenarnya apa yang terjadi waktu pertandingan itu!" Clara terus menggedor kaca mobil Arka. Semebtara Arka masih diam dan memegang stir mobilmya. Ia sangat ingin memberitahu Clara, namun Varos melarangnya atau persahabatan mereka berakhir.

"Akhhk sialann! Gua harus gimana bangsatt?! Varos anjing!" Arka kesal dan meemukul stir mobilnya beberapa kali. Ia terus mengumpati ketololan sahabatnya itu.

"Ka plis bantu gua! cuma lo yang bisa bantu gua ka" Clara masih berusaha menggedor pintu mobil Arka, berharap Arka akan keluar dan memberikan nya penjelasan.

Namun nyatanya tidak, Arka malah menghidupkan mesin mobilnya. Lalu melajukan mobilnya tanpa memperdulikan Clara sama sekali.

"Ahhkk bajingan! Sebenarnya apa yang terjadi sihh?!" Kesal Clara sembari nengusak rambutnya kasar. Clara begitu frustasi dan tak tau harus mencari jawaban kemana lagi.






(~~♡~~)

R a c e t r a c k e r 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang