PROLOG

324 24 0
                                    

✧˚ ʚɞ˚ ༘✿ ♡ ⋆。˚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧˚ ʚɞ˚ ༘✿ ♡ ⋆。˚

"Mas! Kaus biru aku mana? Ada yang lihat gak?", teriak Nathan dari dalam kamarnya sambil mengobrak-abrik lemari pakaian.

Pasalnya, sudah dari pagi ia mencari kaus kesayangannya tersebut. Bukannya menemukan apa yang dicari, Nathan malah memporak-porandakan keadaan kamarnya. Baju, celana, kaus kaki bertebaran dimana-mana. Ingatkan Juan untuk menghajarnya nanti.

"Pakai kaus yang lain kan bisa. Hidupmu itu udah ribet jangan ditambahin sama hal-hal yang gak penting", celetuk Arya, manusia paling realistis.

Kepalanya sudah pusing karena memperbaiki kipas angin rusak yang semakin diperbaiki semakin tak terbentuk. Ditambah lagi dengan suara lumba-lumba milik Nathan yang memekakkan telinga, rasanya Arya ingin melahap apapun yang ada di hadapannya.

Juan sudah menyarankannya untuk mengganti yang baru, tapi dengan percaya dirinya dia mengatakan bahwa tangannya bisa memperbaiki hal apapun.

"Tapi aku mau pakai yang warna biru", jawab Nathan lesu.

"Bukannya dipakai sama Bintang ya. Tadi pagi aku lihat dia pakai kaus birumu. Aku tanya katanya udah pinjem ke kamu", suara Sabian terdengar dari dapur.

"Kapan Mas Bintang pinjem? Perasaan gak ada deh", Nathan berpikir sejenak. Apakah ingatannya bermasalah. Namun Nathan yakin, bahkan teramat sangat yakin jika Bintang tidak mengatakan apapun kepadanya. Terakhir kali ia dan Bintang bertemu adalah tadi malam ketika keduanya bermain uno.

"Bintang pulang!"

Di tengah-tengah peperangan antara Nathan dan pikirannya sendiri, suara Bintang terdengar dari pintu masuk. Nathan langsung berlari menghampiri Bintang untuk membuktikan ucapan Sabian barusan.

"Ih Mas kok pake kausku sih!!", tutup Nathan merajuk. "Mana ngambilnya gak izin".

"Kan aku udah bilang ke kamu. Kamunya aja yang gak dengar", jawab Bintang cuek. Ia malah melewati Nathan begitu saja.

" Kapan Mas bilang?"

"Tadi pagi"

"Pagi kapan? Jam berapa?"

"Jam setengah 6"

"Lohh itukan aku belum bangun"

"Makanya abis shalat subuh jangan tidur, kan kamu jadi gak tau kalau aku mau pinjem baju"

"Kok Mas jadi nyalahin aku"

"Siapa yang nyalahin?", pembelaan Bintang yang tidak perlu dibela. Jelas-jelas dia yang salah. Orang bodoh mana yang meminjam baju kepada orang yang tertidur.

"Aku mau pakai bajunya loh", kesabaran Nathan sudah sampai diambang batas.

"Udah, pakai kaus punya Mas aja", Juan menyela sebelum dua manusia itu benar-benar berkelahi. Sudah menjadi kewajibannya sebagai kakak tertua di kontrakan ini untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Walaupun sebenarnya dia juga emosi mendengar perkelahian keduanya.

what if?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang