🏡 18 | My Best Day (Juan)

94 12 12
                                    

"Bukankah seharusnya memang begitu? Manusia berhak mendapatkan berbagai kebahagiaan dalam hidup? Meskipun kecil bentuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah seharusnya memang begitu? Manusia berhak mendapatkan berbagai kebahagiaan dalam hidup? Meskipun kecil bentuknya. Setiap manusia pantas untuk dirayakan, tidak peduli bagaimana ia diperlakukan oleh dunia"

✧˚ ʚɞ˚ ༘✿ ♡ ⋆。˚

Happy Reading

Sudah terbiasa dengan lima orang, membuatku merasa kesepian ketika kami hanya tinggal bertiga. Sebenarnya perasaanku saja yang kesepian, nyatanya keadaan kontrakan tidak benar-benar sepi. Suara Bintang masih saja mendominasi. Anak itu memang tidak pernah diam. Bahkan jika ia tenggelam ke dalam laut maka mulutnya akan terbang dan terus saja mengoceh.

Biasanya Nathan akan bangun pagi lalu duduk di sofa ruang tamu sambil menungguku memasak sarapan. Sesekali bertanya ini itu, atau hanya sekedar bercerita tentang sekolahnya. Pagi ini dia tidak ada. Padahal baru kemarin dia pulang, tapi rasanya aku sudah rindu. Tidakkah aku seperti seorang ibu yang merindukan anaknya ketika sang anak pergi merantau?

Tadi malam, Arya menelponku dan aku langsung memanggil Bian dan Bintang untuk ikut bergabung. Ia menceritakan perjalanannya kemarin. Melihat betapa antusias dirinya membuatku tersadar bahwa bahagia yang ia inginkan sangat sederhana.

Menurutku, Arya hanya ingin kebebasan. Ia ingin melakukan hal-hal yang ia inginkan tanpa adanya tuntutan. Namun sayang sekali, hal yang menurutku sederhana itu tidak bisa ia dapatkan.

Bukankah seharusnya memang begitu? Manusia berhak mendapatkan berbagai kebahagiaan dalam hidup? Meskipun kecil bentuknya. Setiap manusia pantas untuk dirayakan, tidak peduli bagaimana ia diperlakukan oleh dunia. 

Pagi ini aku masak sendirian, meskipun selalunya juga sendiri. Tapi hari ini berbeda, tidak ada Nathan yang mengajakku mengobrol dari ruang tamu. Nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi dan timun adalah menu yang ingin aku masak hari ini.

Semua orang juga begitu kan? Mereka akan memasak makanan sederhana untuk sarapan di pagi hari. Aku bersenandung keras menyanyikan lagu i know i love you oleh TXT untuk mengusir rasa bosan akan kesendirian.

Sebenarnya aku tidak tau benar apa makna lagu itu, namun aku pernah membaca di sebuah postingan twitter bahwa makna setiap liriknya tidak seceria nada yang terdengar. Dan sayang sekali, aku tidak peduli. Aku hanya suka ritmenya yang bising dan seakan-akan dapat menyalurkan semangat melalui nada-nadanya. 

Nyanyianku terhenti ketika mendengar suara siulan dari belakang.

"Lagi masak apa manis?", kalimat itu terdengar mengalun genit. Menjijikkan, geli sekali mendengarnya.

Tanpa menoleh pun aku tau siapa itu.

Melihat tidak ada respon yang aku berikan, ia mendekat lalu melihat sendiri apa yang ditanyakannya barusan.

"Tumben udah bangun jam segini?", tidak biasanya Bintang bangun pukul tujuh pagi di hari libur. Sudah bukan rahasia umum bahwa anak itu kecanduan game online yang membuatnya selalu begadang di malam hari dan akan kesulitan bangun keesokan paginya.

what if?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang