"Suatu hal yang tiba-tiba, selalu mengejutkan dan aku sama sekali tidak terbiasa"
✧˚ ʚɞ˚ ༘✿ ♡ ⋆。˚
Happy Reading
Sudah beberapa hari ini, kontrakan terasa hambar. Meskipun biasanya keributan selalu bermula dari Mas Bintang, namun dengan tidak adanya Mas Arya, maka tidak ada lagi kalimat-kalimat pedas yang sedikit banyaknya dapat membungkam mulut Mas Bintang.
Tidak ada lagi yang akan marah-marah jika aku terus-terusan menunda mengerjakan tugas sekolah, juga tidak ada yang datang ke dapur setiap pagi untuk membantu Mas Juan memasak, walaupun hanya membantu dengan mengajak berbicara.
Hanya satu yang tidak hadir, namun kehilangan tetap terasa.
Mas Juan dan Mas Bian juga tidak kelihatan ceria seperti biasanya, terutama Mas Bian sebagai teman kamar Mas Arya. Ia lebih sering mengurung dirinya di kamar, tidak lagi duduk-duduk bersama kami di ruang tamu sambil bermain game. Sesekali aku melihatnya mengobrol dengan Mas Bintang di teras rumah ketika tengah malam. Aku hanya melihat, tidak tau apa yang tengah mereka bicarakan.
Di antara semua kesedihan-kesedihan yang terjadi, hanya Mas Bintang yang terlihat seperti biasanya. Ntahlah. Aku merasa ia tengah membagikan rasa semangat kepada kami semua meskipun ia sendiri butuh pelukan. Hal ini terbukti dengan bagaimana Mas Bintang menghibur kami ketika kami menjenguk Mas Arya di rumah sakit.
"Gak apa-apa. Aryanya lagi pengen istirahat, cape tinggal bareng manusia-manusia bandel kaya kalian", ucapnya kala itu di rumah sakit.
Kami benar-benar khawatir dengan Mas Arya. Dari kaca yang terdapat di pintu kamar rumah sakit, kami dapat melihat bagaimana tubuh Mas Arya terbaring lemah. Selang-selang menjuntai memenuhi tubuhnya. Jangankan membuka mata, detak jantungnya saja terlihat lemah. Tidak ada yang lebih kami harapkan daripada kembalinya Mas Arya bersama kami dengan keadaan sehat, tanpa ada kurang apapun.
Mas Juan yang tidakpernah menangis bahkan ketika direndahkan oleh ayah Mbak Rosaline, menitikkanair mata kala itu. Bagaimanapun, Mas Arya adalah teman pertamanya di kontarakansebelum kami, ditambah lagi dengan pertengkaran Mas Juan dengan Mas Aryasebelum kecelakaan. Aku sangat tau bagaimana perasaan bersalah terusmenghantuinya setiap waktu.
Kami semua bersedih, dan tidak ada yang dapat kami lakukan.
Lagi-lagi hanya Mas Bintang yang terlihat tenang. Ia yang menenangkan kami meskipun dirinya sendiri juga butuh ditenangkan, ia yang membelikan kami makanan, ia yang mengingatkan kami untuk beristirahat ketika keasyikan menjaga Mas Arya, ia yang pulang ke kontrakan sendiri dengan mengendarai sepeda motor Mas Juan untuk mengambil keperluan kami semua. Mas Bintang, semua-semua Mas Bintang yang lakukan.
Kalimat yang keluar dari mulut Mas Bintang selalu terdengar menenangkan, walau pada beberapa keadaan juga terdengar menjengkelkan. Kami sangat tau bahwa Mas Bintang juga turut bersedih karena ini, namun kami sendiri tidak tau terbuat dari apakah harinya mengapa bisa sekuat baja itu? Bagaimana Mas Bintang bisa melakukannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
what if?
FanfictionIni hanya potongan-potongan kisah mengenai perjalanan mereka yang tengah berjuang untuk ikhlas merelakan dan berdamai dengan diri. Tentang mereka yang tidak punya pilihan selain mengalah kepada semesta yang semena-mena memaksa untuk menelan pahitnya...