13

4.2K 363 16
                                    

Seperti biasa besoknya Alvaro berangkat sekolah dengan Joshua. Tentang kejadian kemarin Stella mulai sedikit menjauhinya, dan itu membuat Alvaro senang karena mungkin akan terhindar dari makhluk yang selalu membuat fitnah dimana-mana. Tapi siapa yang tau kan?.

Sesampainya disekolah Joshua mengantarkan Alvaro ke kelasnya, selama perjalanan banyak mata yang melihat mereka bahkan ada beberapa bisikan tentang keduanya yang selalu bersama akhir-akhir ini.

"Udah nyampe, makasih bang". Ucap Alvaro setelah dirinya sampai di pintu kelas.

"Iya sama-sama, belajar yang rajin nanti aku jemput pas istirahat, okey?". Balas Joshua seraya tersenyum membuat Alvaro sedikit salting sampai telinganya terlihat memerah. Ternyata bukan hanya Alvaro yang terpana melihat Joshua tersenyum tapi orang yang tidak sengaja lewat juga sampai heboh melihat manusia kulkas seperti Joshua tersenyum.

"E-eh okey, varo masuk kedalam kalo gitu, dah bang Josh~". Alvaro langsung masuk dan berlari kearah bangkunya dengan wajah yang memerah.

Joshua yang melihatnya terkekeh kemudian pergi dari kelas Alvaro untuk menemui teman-temannya.

Alvaro masih dengan wajah merahnya duduk di bangkunya, dirinya masih mengingat wajah Joshua saat tersenyum tadi. Walaupun dirinya sudah sering melihatnya tapi tetap saja Joshua akan terlihat tampan di matanya.

"Cieee di anterin ayang nih ceritanya". Ucap Owen tiba-tiba membuat Alvaro terkejut kemudian memasang wajah cemberutnya.

"Apasih ngga yaaa". Elaknya, kemudian memalingkan wajahnya ke sembarang arah.

"Elehhh".

Alvaro kembali menoleh pada Owen, Alvaro baru menyadari sesuatu jika di wajah Owen ada beberapa luka baru yang bertambah, hampir setiap hari di wajah temannya itu akan ada luka baru. Setiap dirinya bertanya pasti Owen akan mengalihkan pembicaraan, tapi kali ini Alvaro akan bertanya dirinya sudah tidak tahan dan penasaran.

"Owen, Lo harus jawab jujur gue". Owen mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Hah, apa?". Tanya Owen.

"Lo selalu luka, kenapa?".

"Oh ini?, biasalah urusan cowok yang kayak gini udah biasa". Ucapnya santai.

"Lo pikir gue percaya? Lo hampir tiap hari kayak gini Lo juga kadang tiba-tiba suka pake sweater meskipun cuaca lagi panas, Lo pikir gue ga curiga hah?". Ucapan Alvaro membuat Owen sedikit tersentak, Alvaro menyadari perubahan wajah Owen yang tiba-tiba lesu.

"Jawab Owen, gue khawatir". Lirih Alvaro, dirinya sudah menganggap Owen sebagai teman paling dekatnya karena hanya dirinya yang mau mendekatinya ketika orang-orang masih menjauhinya, hatinya terasa sakit ketika melihat Owen yang seperti ini.

"Gue sebener-". Ucapan Owen terpotong karena guru yang sudah tiba. Kenapa bell sekolah tidak terdengar pikir mereka berdua.

"Selamat pagi semuanya, sekarang buka halaman....".

Selama pelajaran Alvaro menyadari jika Owen terlihat sangat tidak semangat, membuat Alvaro sedikit merasa tidak enak.

Bel istirahat pertama berbunyi membuat semua orang terburu-buru untuk keluar, tapi tidak dengan Alvaro dan Owen yang memang selalu menunggu untuk di jemput terlebih dahulu, jadi hanya tersisa mereka berdua disana.

"Varo gue pengen jujur tapi gue takut". Ucap Owen tiba-tiba membuat Alvaro langsung menoleh.

"Kenapa? Takut kenapa? Lo ga sendiri ada gue Lo bisa cerita semuanya ke gue".

"Sebenarnya tentang luka yang ada di wajah gue tuh karena emmm k-keluarga g-gue". Ucapnya dengan sedikit lirihan di akhir.

"Keluarga Lo? Lo disiksa sama mereka gitu?!". Owen mengangguk, Alvaro terkejut dirinya memang sudah curiga dari awal tapi mengetahui kebenarannya membuat dirinya lebih terkejut.

Transmigrasi Alvaro [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang