2. Ngobrol.

392 15 2
                                    

Aqila menghela napas berat setiap harinya aqila ditanya jawaban soal perjodohan, rasanya aqila masih belum bisa move-on dari masa lalunya. Ia takut kekerasan itu terulang kembali.

Aqila menatap felix. "Om maaf ya, jadi enggak enak gini aku. Bunda sama ayah, bang umar juga cuma bercanda doang ko." Ucap aqila.

"Kita serius, dek. Kami mau kamu sama felix lebih dekat. Jadi pas------"

"Bang, tidak pantas janda anak satu bersanding dengan perjaka." Potong aqila.

"Pantas aja ko kalau felix mau." Ucap bunda.

"Apaan sih ngapain coba, masa perempuan yang lamar pria. Ya walaupun bisa-bisa aja." Kesal aqila menatap keluarganya.

Umar tersenyum tipis. "Berarti kamu mau felix nih yang lamar?." Tanya umar menaik turunkan alisnya.

"Abang, ish abang mah." Kesal aqila melempar bantal sofa ke arah Umar.

Felix tersenyum tipis. "Apa saya boleh mengatakan sesuatu?." Tanya felix menatap kedua orang tua aqila.

"Silahkan." Ucap mereka.

Felix melirik aqila. "S-sebenarnya saya kagum dengan aqila daei awal saya dan aqila bertemu, di makan itu. Entah kenapa saat saya mengobrol dengan Aisyah dan aqila saya merasakan ada kehangatan. Tidak seperti dulu, saya m-mencintai aqila." Cicit felix diakhir kalimat.

Deg

Awila melotot sempurna. "Om jan-----"

"Tapi, jika aqila tidak mau menerima cinta saya. Tidak masalah. Kita masih bisa jadi teman."

Umar tersenyum tipis. "Nah, kan felix juga suka. Dek terima aja dek." Bujuk umar.

Aqila menggeleng cepat. "A-aqila tidak mau, aq-----"

"Bertunangan aja dulu, kalau kamu belum siap menikah." Potong ayah.

"Aqi-----"

"Aisyah butuh sosok ayah yang baik, yang bisa jaga dia. Kamu juga butuh pendamping hidup." Potong umar.

"Yang dikatakan mereka benar." Imbah Puput.

"Aqila belum siap." Cicit aqila.

"Begini saja, saya tidak akan memaksa kamu menerima lamaran saya. Tapi, saya tetap menunggu jawaban kamu. Tapi tolong jangan menghindari saya setelah ini." Ucap felix.

Aqila mengangguk pelan.

"Tapi saya berharap jawaban kamu memuaskan." Ucap felix tersenyum tulus.

***

Aisyah bermain di taman sekolah bersama teman-temannya, hari ini ia begitu senang karena. Ayah baiknya akan menjemputnya pulang.

Gus azzam yang mendapat kesempatan untuk melihat anaknya lebih jelas, ia langsung berlari kecil menghampiri aisyah. "P-permisi, a-assalamualaikum." Salam gus azzam.

Aisyah menoleh menatap gus azzam. "Waalaikumsalam pak guru." Jawab aisyah.

Deg

Gus azzam bisa melihat dengan jelas wajah aisyah yang sangat cantik. "A-aisyah." Cicit gus azzam. Matanya langsung berkaca-kaca. "K-kamu aisyah?"

Aisyah mengangguk. "Ya, aku aisyah. Pak guru nangis?." Tanya aisyah polos.

Gus azzam menghampiri air matanya. "Eh, e-enggak. Aya----pak guru boleh ngobrol sama kamu?." Tanya gus azzam lembut.

Bismillah pilihanku (Season2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang