7. Pilihan.

257 21 6
                                    

Azzam sudah mendapatkan maaf dari aqila, tapi tidak dengan cinta aqila. Azzam benar-benar kehilangan cinta aqila, tapi. Ia berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan mengambil kembali cinta aqila, menjadikan aqila sebagai istrinya. Menjadi keluarga yang bahagia.

Azzam juga mendapat izin membawa aisyah ke rumah umi, dengan syarat aisyah harus pulang sebelum jam lima sore. Azzam setuju setidknya ia mendapatkan kepercayaan aqila.

"Ayah, di sini ramai sekali." Ucap aisyah menatap semua santri yang sedang berlalu lalang.

"Iya, namanya juga pesantren pasti ramai." Jawab azzam, menuntun aisyah melewati santri.

"Wahhh, aisyah suka." Ucap aisyah tersenyum lebar.

"Kamu boleh ko tinggal di sini, sama bunda kamu juga boleh. Ayah malah senang." Ucap gus azzam.

Aisyah menggeleng. "Tidak mau." Tolak aisyah.

"Kenapa?." Tanya gus azzam.

"Kalau ais, sama buna tinggal di sini. Nanti kita tidak bisa bertemu setiap hari sama ayah om baik." Jawab aisyah polos.

Deg

Gus azzam tahu siapa yang dimaksud aisyah, siapa lagi kalau bukan felix. Tapi tidak masalah ia harus bersabar maka dengan itu ia pasti bisa mendapatkan kembali aqila.

"Assalamualaikum." Salam gus azzam dan aisyah masuk kedalam rumah umi dan abi.

"Waalaikumsalam." Jawab mereka kaget melihat asiyah yang ada di sini.

"Nenek-kakek." Teriak aisyah memeluk umi dan abi. "Ais Kangen nenek dan kakek baik." Lanjut aisyah.

Abi dan umi membalas pelukan aisyah. "Kami juga rindu." Ucap mereka.

Aisyah tersenyum manis. "Ais, boleh main di sini?." Tanya aisyah polos.

"Tentu." Jawab mereka kompak.

Umi mengendong aisyah membawa ake ruang tengah. "Bunda enggak ikut?." Tanya umi.

Aisyah menggeleng pelan. "Tidak, buna di rumah." Jawab aisyah.

Azzam menatap aisyah. "Bunda kamu mau m-menikah sama om felix ya?." Tanya azzam, menahan sakit di dadanya.

Aisyah mengangguk. "Ya, ais mau punya ayah baru." Jawab aisyah polos.

Deg

Azzam tersenyum hambar, senyuman menahan sakit dan ketidak ikhlas nya. "Ayah ke keluar sebentar." Pamit azzam, langsung keluar rumah.

***

Aqila terus di desak orangtuanya untuk segera melanjutkan hubungannya, dengan felix. Aqila bingung dengan perasaannya sendiri, rasanya ia masih belum siap untuk menikah lagi. Traumanya dulu membuat ia tidak lagi mempercayai lelaki.

"Aqila, saya tidak akan memaksa kamu. Saya siap menunggu kamu siap untuk menjadi istri saya." Ucap felix, mengangetkan aqila yang sedang melamun di teras kontrakan.

"Astaghfirullah, mas Felix kapan nyampenya?." Tanya aqila kaget.

Felix duduk di kursi kosong samping aqila, yang terhalang meja kecil. "Barusan, kebetulan di kantor sedang tidak ada kerjaan." Jawab felix, menatap lurus depan.

"Mas Fel-----"

"Saya tahu kamu masih terbayang-bayang masa lalu kamu, sama mantan suami kamu. Kan?."

Aqila menoleh menatap felix tidak suka. "Jangan bahas masa lalu aku sana gus Azzam, aku sama dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi."

Felix terkekeh kecil. "Lalu-----"

"Aku mau menikah dengan kamu." Potong aqila dengan suara yang begetar.

Bismillah pilihanku (Season2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang