Aisyah mengamuk hebat, anak kecil itu melempar bantal sofa ke arah aqila dan gus azzam. Rumah umi seperti kapal pecah, sedangkan aqila terus beristighfar. Ia tidak mengerti arah pemikiran anaknya ini.
Abi membopong tubuh mungil aisyah, memeluk dan mengelus aisyah yang menangis. "Ais, cucu abi yang tersayang. Bikin anak itu enggak mudah, nak----"
"Mudah, buna sama ayah tinggal bobo berdua yang lama. Terus besoknya lagi ada adek bayi." Teriak aisyah memberontak, turun dari gendongan abi.
Abi, umi, dan yang lain melongo mendengar ucapan aisyah. "Astaghfirullah, enggak gitu sayang." Ucap gus azzam.
Aisyah menatap marah aqila. "Buna tidak sayang ais, buna tidak mau kasih ais adik bayi, hiks. Aisyah marah sama buna dan ayah." Teriak aisyah.
Aqila memeluk paksa aisyah. "Kata siapa buna enggak sayang ais?, buna sayang ko sama ais-----"
"Bohong, buna tidak sayang ais, buna tidak mau memberikan adik bayi. Ais mau punya adik bayi, buna." Teriak aisyah menangis tersedu-sedu.
Gus azzam mengambil alih aisyah ke pelukannya. "Jangan nangis dong, janji ayah dan buna akan kasih adik bayi untuk aisyah. Asalkan aisyah sabar, dan bantu doa."
Aisyah mengangguk samar ia memeluk leher gus Azzam. "Ais mau bobo." Pinta gus azzam.
Gus azzam melirik aqila yang mengangguk pelan, ia langsung naik kelantai atas ke kamarnya yang ada di rumah umi. Diikuti aqila. Yang kelelahan membujuk aisyah.
***
Aqila dan gus azzam malam ini hanya berdua, sedangkan Aisyah menginap di rumah umi. Anak itu masih marah dan kesal, walaupun sudah diberikan mainan baru.
Gus Azzam menatap aqila yang juga sedang menatapnya. "Kalau ingat ucapan aisyah tadi sore, aku pengen ketemu terus." Ucap gus azzam.
"Kenapa?." Tanya aqila, mengelus pipi gus azzam lembut.
"Masa disuruh di kamar terus, ya. walupun sebenarnya itu bagus juga hehe." Kekeh gus azzam penuh arti.
Aqila hanya tersenyum tipis, ia menyembunyikan wajahnya di leher gus azzam. Menghirup aroma tubuh gus azzam. "A-aku boleh jujur?."
Gus azzam balas memeluk aqila. "Boleh dong." Jawab gus azzam.
Aqila membuang napas panjang. "A-aku belum siap h-hamil lagi gu-gus." Cicit aqila. Yang masih terdengar jelas gus azzam, yang langsung terdiam. "A-aku takut g-gus." Lirih aqila.
Gus azzam diam beberapa menit, ia berusaha menetralkan keterkejutannya. Ia tahu aqila masih belum sepenuhnya percaya dengan dirinya. "A-aqila say-----"
"Aku tahu gus orang baik, tapi. Aku benar-benar belum siap, aku mau fokus dulu merawat aisyah." Potong aqila.
Gus azzam mengangguk pelan, walaupun ia sedikit kecewa dengan keputusan aqila. Yang menunda kehamilan keduanya, jujur gus azzam sangat ingin memilki anak kedua dan seterusnya. Ia ingin memperbanyak keturunannya.
"Ya, saya paham ko, sekarang kita istirahat dulu." Ucap gus azzam.
Aqila menatap raut wajah gus azzam yang terlihat jelas sedih, dan kecewa menjadi satu. "Tapi tenang aja aku tidak minum obat KB, ko."
Kening gus azzam mengerut. "Katanya kamu belum mau punya anak kedua, ko tidak minum obat KB?."
"Dulu aku enggak minum obat KB, tapi tetap aja kebobolan. Jadi, sekarang aku mau coba enggak minum KB."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah pilihanku (Season2)
Teen Fictionkalau kalian belum baca cerita sebelumnya. kalian harus baca dulu *Setulus cinta gus azzam* biar kalian paham alur ceritanya.☺️🙏🏻 *** upp tergantung mood dan sinyal WiFi ku wk🤣😭🙏🏻