Sambil menunggu umi dan yani pulang dari pasar, aqila masak sayuran yang masih ada di kulkas. Aisyah sudah berangkat ke sekolah diantar santri, karena. Gus Azzam membantu abi mengurus persiapan pembangunan aula khusus.
Saat asyik-asyiknya mencicipi masakan yang sudah jadi, sebuah tangan kekar melingkar sempurna di pinggang aqila. "Eh." Kaget aqila.
"Assalamualaikum, sayang." Salam gus azzam.
"W-waalaikumsalam." Jawab aqila.
Gus Azzam membalikkan tubuh aqila menghadapnya, menatap wajah kaget aqila. Yang sangat terlihat lucu dimatanya. "Saya dari tadi ucap salam, sepi banget. Eh tahunya enggak ada orang, pas nyampe pertengahan harum masakan." Cerocos gus Azzam.
Aqila menatap gus Azzam lekat. "Padahal aku enggak minta penjelasan lho." Sindir aqila.
"Engga apa-apa." Jawab gus azzam.
Aqila tidak langsung menjawab ia mematikan kompor gas, berjalan keluar dapur. Diikuti gus azzam. "Umi sama kak yani ke pasar." Jawab aqila.
Gus Azzam menarik aqila ke pojok lemari buku. Membuat sang empu kaget dan melotot. "Berarti di rumah hanya kita berdua." Ucap gus azzam tersenyum manis
Aqila mengangguk polos.
Gus azzam menarik sudut bibirnya. "Bisa pacaran dong." Goda gus azzam, menaik turunkan alisnya. "Pacaran versi halal." Lanjutnya, sambil membelai pipi aqila.
Aqila menahan napas, berusaha menahan tangan gus azzam. "G-gus----"
Cup
CupGus azzam mencium singkat bibir aqila, membuat sang empu langsung diam. "Apa hm?." Tanya gus azzam, menahan senyum melihat wajah aqila yang bersemu merah, karena malu.
"Awas, a-ak------"
Tanpa ba-bi-bu gus azzam langsung mencium lembut bibir aqila, lagi dan lagi membuat aqila melotot kaget. Mata mereka saling bertatapan, aqila bisa melihat jelas cinta gus azzam lewat tatapannya.
Aqila mulai hanyut dalam ciuman gus azzam, ia mengalungkan tangannya di leher gus Azzam. Membalas ciuman gus azzam membuat sang empu tersenyum tipis.
"Astagfirullah." Kaget umi dan yani, membalikkan tubuh mereka.
Reflek aqila dan gus azzam menoleh, mata mereka melotot sempurna. "U-umi, k-kak yani." Kaget mereka saling menjauh.
"Kalian ini kalau mau ehem-ehem jangan di sini dong, di kamar." Ucap yani, menahan tawa.
Aqila menunduk malu, sungguh ia malu. "Gara-gara kamu sih gus." Kesal aqila.
"Heheh maaf." Kekeh gus azzam. Tidak ada rasa bersalah maupun rasa malu.
***
Aqila, dan gus azzam menemani Aisyah belajar di kamarnya. Ya, mereka sudah pindah ke rumah yang dulu mereka tempati. Dulu Aisyah masih bayi, sekarang Aisyah sudah besar.
"Buna." Panggil aisyah.
"Iya sayang?." Sahut aqila.
"Mau bobo. Huam." Aisyah mengusap lebar, yang langsung gus azzam tutup mulutnya.
"Lain kali ditutup mulutnya." Tegur gus Azzam lembut.
"Hmm." Aisyah langsung naik ke atas kasur.
"Mau-----"
"Ais mau bobo sendiri aja, buna ke kamar aja." Potong aisyah, sambil menarik selimut sampai atas dada.
"Yakin?." Tanya gus azzam, setahunya anaknya ini sangat penakut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah pilihanku (Season2)
Teen Fictionkalau kalian belum baca cerita sebelumnya. kalian harus baca dulu *Setulus cinta gus azzam* biar kalian paham alur ceritanya.☺️🙏🏻 *** upp tergantung mood dan sinyal WiFi ku wk🤣😭🙏🏻