4. Bertemu

360 16 9
                                    

Aqila lebih memilih untuk saling mengenal lebih dulu, ta'aruf. Ya. Aqila tidak mau terburu-buru ke jenjang lebih serius dulu, ia harus melihat Felix yang sebenarnya. Apakah felix benar-benar sayang Aisyah, atau hanya pura-pura. Setelah ia yakin felix pilihannya tepat, baru ia mau melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan.

Aisyah, aqila, dan felix mengobrol bersama. Lebih tepatnya aisyah yang bercerita random. "Ais suka diantar sekolah buna dan ayah." Ucap aisyah.

"Harus semangat sekolahnya oke?." Ucap felix melirik aisyah.

"Semangat dong." Teriak aisyah.

Aqila mengelus rambut aisyah. "Jangan nakal ya, harus baik sama orang lain."

"Siap buna." Aisyah tersenyum lebar.

Tidak lama mereka sampai di sekolah aisyah, felix langsung memarkirkan mobilnya di parkiran. Ia turun lebih dulu membukakan pintu untuk aqila.

"Silahkan." Ucap felix tersenyum tipis.

Aqila balas senyum. "Terimakasih." Ucap aqila.

Felix membukakan pintu untuk aisyah, mereka masuk kedalam beriringan. "Kalau ayah atau bunda belum jemput kamu jangan pulang dulu, ya." Ucap felix.

Aisyah mengangguk.

"Sana masuk." Ucap aqila.

"Assalamualaikum, buna, ayah." Salam aisyah mencium punggung tangan mereka.

"Waalaikumsalam." Jawab mereka.

Aqila menoleh menatap felix. "Om----"

"Belajar dari sekarang, panggilnya mas." Potong felix.

Aqila diam beberapa detik sebelum ia mengangguk pelan. "M-mas, aku izin ke toilet bentar."

Felix tersenyum tipis, ia jadi salah tingkah seperti ini. "I-iya saya tunggu di sini."

Aqila mengangguk ia langsung menuju toilet dibelakang sekolah, toilet khusus untuk wali murid. Aqila masuk kedalam toilet membernarkan posisi kerudungnya yang sedikit berantakan.

Aqila menatap dirinya. "Aqila syakila kamu harus bisa." Gumam aqila.

Ia langsung keluar toilet, tangannya merogoh tas selempang nya mencari ponslenya.

Bruk.

"Astaghfirullah. M-maaf." Kaget aqila. Keluar dari toilet. Tidak sengaja menyenggol orang.

"Tidak apa-apa." Ucap pria itu. Mengambil ponsel aqila yang jatuh.

Aqila mendongak menatap pria itu, matanya membulat sempurna syok. Melihat pria yang sangat ia kenal, pria yang selama ini hindari.

Sama halnya dengan pria itu kaget melihat aqila, tepat didepannya.

"A-aqila."

"G-gus azzam." Kaget aqila.

Gus azzam tersenyum lebar menatap aqila. "Saya senang banget bisa ketemu kamu lagi, mana aisyah? Mana anak saya?." Tanya gus azzam. Senyumnya mengembang.

Aqila menggeleng ia mundur menjauh dari gus azzam. "E-enggak. Jangan mendekat." Aqila berusaha menjauh dari gus azzam.

Gus Azzam terus maju. "Aqila maafkan saya, 4 tahun yang lalu saya jadikan teguran supaya saya lebih baik lagi. Tolong kembali sama saya." Ucap gus azzam terus melangkah.

Aqila meneteskan air matanya. "E-enggak. Aku tidak mau bertemu pria seperti kau lagi." Lirih aqila.

Gus azzam menatap lekat wajah aqila, wajah yang selama 4 tahun tidak ia tatap lagi. "Aqila, say------"

Bismillah pilihanku (Season2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang