1

35.6K 2K 183
                                    

Typo.

Vote dulu slur, matursuwon.

_________________________

Selamat Membaca.

_________________________

Baskara menatap malas anak bungsunya. Baru saja ada seorang wanita yang menelfonnya dan meminta pertanggung jawaban kepada Antares yang menghamilinya.

"Mau sampe kapan kamu main perempuan kayak gini, hah?!" Bentak Baskara.

"Berkali-kali kamu kasih nomer papa ke perempuan yang kamu tiduri dan besoknya pasti ada yang telfon kalau kamu hamilin dia!" Baskara lelah dengan anak bungsunya itu yang hobi bermain wanita malam. Anak itu akan membagi nomer telfonnya dan berujung dia yang akan mendapat laporan. Bahkan ia sudah berganti nomor puluhan kali akibat Antares.

"Pa....., aku emang main sama dia. Tapi sumpah, aku pake kondom. Logikanya, aku baru tadi malam main sama dia, masa sekarang udah hamil? Gak mungkin lah, pa. Kalau dia lapor polisi, gak mungkin bakal nemuin Ares, kan? Ares aja pake topeng, dia gak bakal ngenalin," ujar Antares yang membuat Baskara memijit pelipisnya.

"Gak tau lah, Res. Papa pusing. Nakalnya kamu ini nurun siapa coba? Perasaan dulu papa gak gini banget, kalau sampe ketahuan daddy, papa gak mau bantuin!" Ujar Baskara yang sudah lelah dengan sikap Antares. Saat akan beranjak, Antares menahannya.

"Jangan gitu dong, pa....... Daddy gak bakal tau kalau papa gak kasih tau daddy. Antares beliin lego, deh." Berusaha merayu Baskara. Kalau Daddynya tau jika dia kembali bermain dengan perempuan, bisa tamat riwayatnya.

"Papa bisa beli lego sendiri ya, bjir!" Ujar Baskara dengan yang tampak acuh. Tidak hilang akal, Antares mencoba memeluk papanya itu.

"Pa......," rengeknya, berharap caranya berhasil.

"Udah besar! Gak usah rewel gitu!" Ujar Baskara membuat Antares merengut.

"Papa ganteng, papanya Ares. Janji, Ares gak akan main lagi," ujar Antares dengan yakin.

"Bohong! Ngibul! Kamu itu sama kayak daddymu, tukang ngibul!" Sungut Baskara kesal.

"Namanya juga berasal dari jenis kecebong yang sama, pa......." Antares suka heran sendiri dengan orangtuanya yang selalu meraguka dirinya adalah anak mereka. Ya jelas Antares anak kandung Dirgantara dan Baskara, lah! Tapi kedua orangtuanya itu kadang tidak mengakui karena dirinya yang terlalu nakal dan liar.

"Oke, awas aja kalau dalam seminggu ini nomer papa tiba-tiba ada telfon dari perempuan yang ngaku hamil anak kamu. Gak segan-segan bakal papa kebiri burung mu!" Ancam Baskara yang membuat Antares bergidik ngeri. 

"Sadis banget," gerutu Antares dengan bibir yang mengerucut.

Pintu kamar Baskara terbuka dan menampilkan kepala Celvin yang menyembul.

"Aa' cariin ternyata pada di sini." Pemuda manis dengan rambut semir coklat madu itu menghampiri adik dan papanya. Menghempaskan tubuhnya di tempat tidur orangtuanya. Antares yang melihat itu pun ikut membaringkan tubuhnya dan memeluk Celvin yang lebih kecil.

"Adek, berat!!!" Pekik Celvin dengan mata yang melotot lucu ke arah Antares.

"Ares cuma peluk, masa berat?" Bukannya takut, Antares semakin gencar menggoda Celvin. Mneurutnya, kakaknya itu lucu, imut, enak dipeluk. Sempat terpikir, harusnya ia yang menjadi anak sulung, bukan Celvin.

"Papa!!! Adek!!" Jerit Celvin mengadu pada Baskara yang kembali berkutak pada laptopnya. Si empu yang terpanggil hanya menggelengkan kepalanya. 

Melihat muka Celvin yang memerah membuat Antares menyudahi kegiatannya, ia menyugar poni sang kakak yang menutupi mata.

KETOS VS PRESBEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang