28

10.1K 1.2K 167
                                    

Typo.
Vote dulu, lur. Matursuwon.

_____________________________

Selamat membaca.
_______________________________

Bentala menatap bosan langit-langit kamar Antares. Ingin keluar, tidak ada uang sama sekali.
"Pengen pulang....."

"Rumah Geska dimana, ya? Mau ke sana. Tapi gak punya ongkos buat naik kendaraan. Apa pinjem motornya Antares? Tapi gak ada hp buat bilang, kakek Aksen juga gak ada di rumah." Bentala menghela napas panjang.

Kemudian berjalan ke arah meja belajar. Ingin membaca komik milik Antares.

"Kata kakek Aksen tadi, habis Antares lulus sekolah, bakal pergi ke luar negri. Terus gue gimana, ya?" Gumam Bentala.

Saat membaca komik milik Antares, tiba-tiba saja darah menetes dari hidungnya dan mengotori halaman komik.
"Anying!"

Dengan cepat Bentala menunduk dan menutup hidungnya. Mencoba berdiri dan mengambil tisu di nakas. Namun, saat akan berjalan, kepalanya terasa sakit. Tangannya bergerak meremat rambutnya, dan darah terus saja keluar dari hidung.

"Akhhh......" Erangan kuat keluar dari bibirnya.

"Sakit....." Tubuhnya seketika limbung di dekat kasur. Meringkuk kesakitan dengan terus meremat rambutnya sendiri.

Bentala memejamkan matanya dengan kerutan jelas di dahi. Meresapi rasa sakit di kepalanya, mendengar suara derap kaki dan suara knop pintu yang terbuka.

"Ayah....." Suara Bentala melirih seiring dengan matanya yang terpejam.

•••

Antares menyugar rambutnya yang basah karena keringat. Melangkah masuk ke dalam rumah dengan keadaan lelah, ingin segera mandi dan tidur.

"Tala!!" Teriaknya, mencari atensi Bentala.

"Kemana, dah?" Langkahnya membawa menuju kamarnya.

"Tala." Panggilnya sembari membuka knop pintu.

Mata Antares membelalak kaget, melihat Bentala yang tergeletak tidak sadarkan diri. Segera Antares memangku kepala Bentala.

"La! Bangun, La!" Mencoba memanggil Bentala, perasaan khawatir yang begitu besar tiba-tiba mencuat dalam dirinya.

"Jangan tinggalin gue, La....." Memilih mendekap tubuh Bentala. Takut, takut Bentala meninggalkannya seperti orangtuanya.

"Bangun, La!" Tanpa sadar dirinya mengecup kepala Bentala dengan sayang.

"Res....." Panggilan lirih itu membuat Antares melonggarkan pelukannya pada Bentala.

"La? Akhirnya!" Kembali mendekap Bentala lebih kuat.

"Gue takut lo ninggalin gue...." Antares sendiri bingung dengan perasaanya, ia merasa seperti dekat dengan Bentala. Padahal mereka baru saja bertemu.

"Lo bau, Res! Lepasin!" Dengan suara lirih, Bentala mengolok Antares.

"Lo nakutin gue, La." Antares melepas pelukannya, kemudian membopong Bentala ke tempat tidur.

Dengan telaten Antares membersihkan darah yang ada di hidung Bentala.
"Badan lo anget, La. Ke rumah sakit aja, gimana?"

"Gak usah, dikompres aja."

Antares juga tidak memaksa, ia pun beranjak mengambil kompresan.

"Res, tidur di samping gue, ya? Gue mau peluk, boleh?" Pinta Bentala yang langsung disetujui oleh Antares.

KETOS VS PRESBEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang