14

17.4K 1.4K 225
                                    

Typo.
Vote dulu lur, matursuwon.

_____________________________

Selamat membaca.
________________________________

"ARESSS!!!"

Pekikan seseorang membuat Antares menghentikan aktivitasnya yang sedang mencumbu Anggun. Dilihatnya Celvin yang berdiri di samping Geska dengan wajah kesal. Dengan segera ia membenahi penampilan Anggun yang berantakan dibuatnya.

"Mampus lo, diamuk!" Cibir Darga, sebenarnya juga lagi ketar ketir karena takut Celvin akan marah dengannya.

"Adek ini kenapa gak tau tempat, sih? Ini wilayah kampus! Ditempat terbuka lagi, kalau dilihat yang lain gimana? Kamu bisa kena masalah!" Celvin terlihat marah pada Antares. Tatapan Celvin beralih pada Darga.

"Kamu juga! Lihat Antares kayak gitu bukannya diberhentiin, malah diem!" Sentak Celvin pada Darga yang membuat remaja itu menggaruk kepalanya. Pacarnya itu aslinya galak.

"Kamu, sana kembali ke gor!" Suara bariton Geska yang menunjuk Anggun untuk kembali menuju aula terdengar dingin. Ditambah wajah datarnya membuat Darga yang melihat saja merinding.

"Maaf sayang, udah jangan marah-marah. Mending kita ke gor atau ke aula." Darga menarik tangan Celvin untuk meninggalkan Antares dan Geska. Sebelum pergi, Darga berbisik pada Antares.

"Gempur aja si Geska, gak usah gempur yang lain. Lo genjot setiap hari pun gak bakalan hamil."

Darga melupakan sesuatu, bahwa dia terlahir dari rahim Daksa yang merupakan seorang pria.

__

__

Punggung Antares membentur dinding bilik kamar mandi saat Geska mendorongnya masuk.

"Lo apa-apaan, bangsat!" Sentak Antares pada Geska.

Melirik ke selangkangan Antares, tangannya dengan kurang ajar meremat daging tidak bertulang yang terbalut oleh celana.

"Akhhh anjing!" Erang Antares sembari memejamkan matanya.

"Lo bilang gue jadi pelampiasan nafsu lo, kan? Lampiasin aja ke gue, jangan ke yang lain!" Geska menekan tengkuk leher Antares dan melumat bibirnya.

Bahkan Geska dengan kasar menggigit bibir Antares hingga berdarah, biar saja, asal bekas perempuan itu bisa hilang, menyalurkan hasrat kekesalannya secara terang-terangan.

Dengan tergesah tangannya membuka kancing kemeja milik Antares. Napasnya memburu mencium aroma maskulin yang menguar dari tubuh Antares. Rahang yang begitu tegas juga jakun yang sangat menggoda membuat nafsu Geska seakan terpacu saat itu.

"Mancing gue, lo?" Mata Antares sedari tadi memicing meihat apa yang Geska lakukan, cukup membuat sesuatu dari dirinya bangun.

Geska membuka jas almamaternya dan juga melepas kancing atas dan menyibaknya. Dengan tiba-tiba tangannya menurunkan resleting celana Antares.

Ia berjongkok dengan wajah yang berhadapan pada selangkangan Antares. Mengeluarkan anakonda yang terjebak dalam jaringan kain untuk dimasukkan ke dalam sangkarnya.

Di hadapan Geska kini, penis besar Antares sudah mengacung dengan gagahnya, menantang dan bersiap untuk masuk ke dalam sangkar. Sekilas ia mendongak, menatap Antares yang sedaritadi hanya memperhatikannya.

Tangannya bergerak mengocok penis Antares sembari melihat ekspresi Antares yang keenakan. Lidahnya terjulur menjilat kepala penis yang menurutnya terlihat imut walaupun bagian lainnya sangat gagah dengan urat menonjol.

KETOS VS PRESBEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang