30

7.5K 1.1K 170
                                    

Typo.
Vote dulu lur, matursuwon.

__________________________

Selamat membaca.
____________________________

Antares menatap kosong batu nisan yang bertuliskan nama lengkap Bentala dan tanggal kematiannya. Pemakaman Bentala hanya didatangi oleh Antares, Aksen dan Geska saja, bahkan keluarga anak itu pun tidak tau keberadaanya dimana. Seandainya saja Geska tadi tidak ke rumah Antares, mungkin juga tidak akan mengetahui jika Bentala telah tiada.

"Maafin gue, La...... Andai aja gue lebih hati-hati, pasti kita gak akan jatuh, dan lo gak akan kelindes. Pasti pagi ini lo masih tidur di kamar. Gue baru ketemu lo, tapi kenapa gue udah sayang banget sama lo, La?" Tutur Antares dengan lirih.

Geska sendiri juga merasa sedih dengan kepergian Bentala, baru mengenalnya satu hari dan Bentala juga mampu membuat dirinya tersenyum dengan tingkah anak itu.

Sedangkan Aksen, pria itu tampak sedih juga. Dia memang tidak suka Bentala terlalu dekat dengan Antares karena asal usul anak itu tidak jelas.
Menghela napas, kemudian merangkul pundak Antares.
"Ayo, udah mau hujan. Kakek gak mau kamu sakit, dua hari lagi kita berangkat."

Antares memejamkan mata, berusaha menguatkan dirinya sendiri. "Gue pamit ya, La? Dua hari lagi gue bakalan ninggalin Indonesia. Sebelum itu, gue bakal ke sini buat yang terakhir kalinya nemuin lo, papa sama daddy. Maaf kalau nanti Ares gak nemuin kalian dalam jangka waktu yang lama."

"Gue bakalan inget nama lo, La."

Setelah itu Antares melangkah menjauh dari makam Bentala dan kedua orangtuanya. Diikuti oleh Aksen yang berada di belakangnya.

Berbeda dengan Geska yang masih mematung di tempat setelah mendengar ucapan Antares. Air matanya membendung, apa artinya Antares akan meninggalkan Indonesia dan meninggalkannya?

"Antares!" Panggilnya sembari melangkah mengejar Antares.

"Res!" Geska mencekal tangan Antares sebelum pemuda itu masuk ke dalam mobil.

"Lo mau pindah, Res?" Tanya Geska tanpa berbasa-basi.

Antares menjawabnya dengan gumaman saja tanpa menoleh pada Geska.

"Kenapa?"

Antares terkekeh, kemudian berbalik menatap Geska dengan remeh.
"Biar gue bisa lupain kenangan pahit di sini dan termasuk lupain lo!" Telunjuk Antares menekan dengan kasar pundak Geska hingga si empu sedikit terdorong.

"Ya....., siapa tau dengan kepindahan gue di negara lain bakal dapet cinta yang lebih tulus daripada lo, yakan? Nyesel banget gue, Ka. Nyesel udah jatuh cinta sama lo, kalau tau cinta sesakit ini, gue gak akan pernah mau jatuh cinta."

"Emang benernya gue main sana sini aja, daripada kenal sama yang namanya jatuh cinta. Sakit!" Antares menyentak tangan Geska kemudian masuk ke dalam mobil.

Geska hanya pasrah saat mobil yang ditumpangi Antares melaju pergi dari hadapannya. Geska terduduk lesu di pinggir jalan, memikirkan nasibnya ke depan bagaimana jika tanpa Antares. Saat ia terpuruk karena orangtuanya meninggal, Antares selalu berada di dekatnya, menguatkannya dan membantunya menjaga Elsa.

Tapi apa yang dia perbuat dengan Antares sewaktu pemuda itu terpuruk? Ia malah menorehkan luka yang teramat dalam hingga ia harus kehilangan cinta seorang Antares.

"Goblok banget lo, Ka....." Meremat rambutnya sendiri, merutuki kebodohannya.

__

______________________________

KETOS VS PRESBEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang