Waduh...

201 8 0
                                    

Hari ini Adara kembali menapakkan kakinya dirumah keluarga Pradipto untuk menyerahkan data lamaran yang sudah dijanjikannya bersama tante Nissa. Langsunglah Adara menyerahkan map berisi data tersebut ketika sudah duduk diruang tamu.
" Tan ini data lamaran saya. Tante bisa lihat lagi siapa tau ada yg kurang data-datanya" kata Adara sambil menyerahkan mapnya. "Ah gausah dicek. Tante yakin data kamu lengkap. Oh iya hari ini kamu ikut tante aja yuk ke kantor cabang yang bakal jd tempat kerja kamu nanti. Sekaligus tante kenalin kamu sama direktur disana" ajak tante Nissa pada Dara secara tiba-tiba. Karena tidak enak, Adara pun menerima tawaran tante nissa lalu segera bergegas pergi menaiki mobil tante nissa.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sesampainya mereka dikantor itu, mereka disambut dengan sangat hormat oleh seluruh karyawan. Tentu bukan karna Adara, tetapi karna Tante Nissa yang notabennya adalah istri dari pemilik perusahaan ini.
"Kamu liat-liat aja ya dar, disini orangnya baik-baik kok. Kalo ada masalah atau ada yang kamu butuhin, ngomong sama tante aja ya" omong tante nissa sambil merangkul Adara akrab yang langsung ditatap oleh para karyawan lainnya.
Tak berapa lama, mereka berdua memasuki ruangan yang bisa dibilang luas dibanding ruangan lain. Dan Adara pun langsung mengetahui bahwa ruangan itu adalah ruangan direktur.
"Oh iya, kamu kan nanti kerjanya sebagai sekretaris direktur nih. Nah meja kerja kamu disini satu ruangan sama direkturnya. Supaya lebih gampang aja kerjanya. Kamu gak keberatan kan?" jelas tante nissa sambil tersenyum penuh arti lalu bertanya kepada Adara yang disambut dengan suara yang halus serta senyuman walaupun Adara sedikit ragu dengan bekerja satu ruangan dengan sang direktur, "Iya tante saya gak keberatan kok. Saya mah terima aja mau kerja dimana aja hehehe."

Tiba - tiba ada sosok pria berperawakan tinggi dengan wajah yang sangat familiar menggunakan setelan jas yang masuk dengan aura yang mengintimidasi Adara. Sesaat Adara terperangah melihat betapa tampannya pria ini, namun segera ia sadar bahwa pria ini adalah Adrian. Si Mr. Ketus.
"Iyan, kenalin ini Adara yang bakal jadi sekretaris kamu nantinya. Dia mulai bekerja disini besok. Perlakukan dia dengan baik dan jangan neko - neko." cakap tante Nissa dengan sangat tegas kepada Iyan alias Adrian panggilan sayang tante Nissa terhadap anaknya.
"Oh dia. Iya aku udah tau mah. Mama tenang aja gak bakal aku apa apain ini anak." Jawab Adrian dengan dinginnya saat duduk disinggasananya sambil sibuk memeriksa berkas kantor yang ada dimejanya. "Ah dasar kamu ini judes bgt sih sama Mama. Sudah ah mama mau liat-liat keadaan kantor dulu. Kamu kasih arahan tuh kalo mau ke Adara. Jangan galak-galak inget!" ancam tante nissa yang segera keluar dr ruangan Adrian.
"Ya Tuhan...kenapa harus dia...kenapa juga tante nissa ninggalin aku berdua sama orang ini...." gumam Adara pelan sambil meremas ujung bajunya karna gugup.
"Gausah ngedumel. Kalo kamu gak mau atasan kamu itu saya, ya gausah kerja disini. Cari tempat lain" potong Adrian dengan ketus.
"Maaf saya gak bermaksud pak.." jawab Adara sambil memutar bola matanya jengkel. "Kamu besok datang dengan setelan kantor ya. Berpakaian layaknya seorang pekerja. Sudahlah saya banyak kerjaan. Kamu bisa keluar sekarang." Usir Adrian secara ketus.
Dengan langkah malas Adara pun keluar dari ruangan itu dalam diam dan hanya membungkukkan badan saat hendak keluar. Saat keluar pun Adara berpapasan dengan tante nissa dan langsung saja Adara berpamitan ingin pulang. Awalnya Adara dipaksa pulang dianter tante nissa namun, Adara menolaknya dengan alasan ada urusan lain. Jadilah ia pulang sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Apa jadinya nanti aku pas kerja sama dia? Tadi aja aku udah digituin bgt gimana nanti ya...." pikir Adara sambil terus berjalan.
Dalam hati Adara menyesali telah menerima pekerjaan ini, namun mau tak mau ia harus tetap menjalaninya demi kelangsungan hidupnya. Namun, entah mengapa, ia terus memikirkan Adrian. Padahal perlakuan Adrian pada Adara sangat jauh dari kata sopan.
Dikepala Adara terus terngiang suara tegas lugas khas Adrian yang ketus itu. Tanpa disadari ia mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri sambil jalan tanpa memperdulikan tatapan orang sekitar.
"Dasar bodoh! kenapa muncul terus sih itu suara! ish!" ucap Adara yang disambut tatapan penasaran orang-orang yang berpapasan dengannya.
Dengan kikuk Adara yang menyadari sedang ditatapi oleh orang orang langsung berlari menuju halte yang sudah dekat dan untunglah ada metromini yang sedang menunggu penumpang dan langsung Adara naik dengan tergesa-gesa.
"Memalukan" ucap Adara dengan dirinya sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Metromini itupun berlalu dan menuju jurusan arah rumah Adara dengan sangat cepat. Tak sampai satu jam Adara sudah sampai dirumah dan langsung tidur karna Rey juga belum pulang sekolah.
Dengan segala usaha ia memejamkan matanya dengan segala pikiran tentang Adrian yang berkecamuk diotaknya dan akhirnya terlelap bersama dengan Adrian dalam tidurnya.

FEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang