He's Not Bad

182 8 0
                                    

Malam pun datang seiring berjalannya waktu dan Adara masih berkutat dengan berkas-berkas yang Adrian berikan. Mau tidak mau Adara pun menuruti perintah Adrian yang notabennya adalah bosnya.
Dilihat dari betapa banyaknya berkas yang menumpuk dimeja Dara, sudah bisa dipastikan kalau ia akan benar-benar lembur hari ini. Menyadari itu pun Adara langsung menghubungi Rey dan memberi tahu kalau ia lembur.
Keadaan kantor sudah sepi. "Aduh mana udah malem banget, berkas masih banyak, kantor udah sepi pula. Horror nih ah" Adara pun bergumam sambil terus mengetik dibarengin lirikannya ke arah Adrian disebrang meja sana yang sedang santai berkutat dengan smartphone-nya. "Ck. Dasar tukang nyiksa mentang-mentang bos jadi santai-santai aja coba jd gue udah modar kali" celoteh Adara tanpa sadar dengan suara yang bisa didengar oleh Adrian.
Adrian pun mendengus mendengar perkataan Dara namun ia hiraukan lalu ia berjalan ke arah pintu kamar yang tersedia didalam ruangannya untuk beristirahat. "Adara, kalo semuanya sudah selesai kamu bangunin saya ya. Masuk aja kedalam pintunya gak dikunci" Kata Adrian seraya masuk kedalam kamar dan Adara pun hanya mengiyakan dan melanjutkan pekerjaannya.

--------------------

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 dan baru saja Adara menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan perasaan lega ia pun mengulet sambil bersender dikursinya lalu setelah itu langsung ia menyiapkan tugasnya yang sudah selesai dan pergi kekamar itu untuk membangunkan Adrian.

Saat memasuki kamar itu Adara melihat terdapat sebuah kasur berukuran sedang yang sedang ditiduri oleh sang pemilik yang hanya mengenakan celana kerjanya saja tanpa memakai kemejanya siapa lagi kalau bukan Adrian. "OMG. He's topless and looks sexy as usual" pikir Adara ketika mendekati kasur itu.
Lalu dengan berhati-hati Dara menguncang badan Adrian dengan pelan membangunkannya namun Adrian tak kunjung bangun. "Pak, bangun pak berkasnya udah selesai pak. Pak Adrian bangun" kata-kata terakhir Adara membangunkannya disambut dengan geraman dari Adrian tapi akhirnya Adrian pun bangun dan duduk ditepi kasur. "Tahan ra. Kamu bisa tahan!" semangat Adara pada dirinya sendiri dalam hati saat melihat pemandangan didepannya kini.
"Sudah selesai? Oke kalo gitu kamu istirahat aja. Saya gak akan ngebolehin kamu pulang karna ini udah larut banget. Bisa aja saya nganterin kamu, tapi saya terlalu lelah dan mengantuk jadi kamu disini aja. Kamu bisa tidur disofa itu" Kata Adrian sambil menunjuk ke sofa yang terlihat sangat tidak nyaman tetapi berukuran cukup besar. "Apa pak? Tapi kan saya sudah menyelesaikannya, saya juga bisa pulang sendiri jam segini masih ada angkutan. Memang larut tapi saya harus pulang" kata Adara sedikit menentang Adrian. "Terserah kamu kalo mau pulang tapi kantor ini sudah terkunci karna batas bekerja lembur hanya sampai jam 10 dan sistem keamanan kantor ini berfungsi mengunci pada pukul 11 jadi kamu gabisa pulang. Percuma kamu keluar, lift gak berfungsi dan semua pintu keluar sudah terkunci." Adrian berkata dengan nada sombongnya sambil kembali bergelut dengan kasurnya.
Adara yang mendengar perkataan itu pun menghela nafas dengan pasrah dan berjalan menuju sofa lalu duduk.
Dengan berat hati Adara pun bersedia menginap disini. Adara ingat kalau dia membawa kaos oblong cadangan jika terjadi sesuatu pada bajunya lalu, segera ia mengambil kaos itu dan berganti dikamar mandi kamar itu.
Setelah berganti baju ia menghubungi Rey untuk memberi kabar. "Assalamualaikum. Rey? Kakak gabisa pulang malem ini gara-gara lembur jadi nginep dikantor. Kamu gapapa kan dirumah sendirian? Yaudah besok angetin makanan yang tadi kakak masak aja ya uang jajan cadangan ambil dibawah karpet dipojokkan kamar kakak oke? dahhh" bicara Dara panjang lebar lalu mengambil posisi tidurnya disofa.

"Kamu punya adik ra?" tanya Adrian tiba-tiba yang ternyata belum tertidur kembali. "Iya pak punya" jawab Adara.
"Cewek atau cowok? umur berapa? terus namanya siapa?" Tanya Adrian panjang lebar. "tch. Namanya Reynand umurnya 15 tahun dia cowok" jawab Adara dengan malasnya.
"Kamu tinggal berdua? orang tua kamu kemana?" tanya lagi Adrian. "Iya pak. Orang tua saya keduanya sudah meninggal dan sekarang saya tinggal berdua dengan adik saya."
"Oh..maaf saya gak tau. Kamu pasti wanita hebat ya bisa mengurus adikmu sendirian.." kata Adrian tanpa ia sadari sambil melihat ke arah Adara yang sudah mulai tertidur dan jelas Adara tidak mendengar perkataan Adrian barusan.

"Hal apalagi yang nantinya akan kuketahui setelah ini?"
Kata-kata itulah yang terngiang dipikiran Adrian sebelum ia terlelap dalam tidurnya.

--------------------

Adara pun sudah bangun. Ia terbangun karena alarm dari hpnya yang berbunyi tiap jam stengah 5 pagi. Menyadari itu, Adara langsung bangun dan menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu untuk shalat subuh. Untung saja dia selalu membawa mukena didalam tasnya heuhh..

Saat Adara menjalankan ibadah, tanpa disadari ada yang memperhatikannya dari sudut kasur. Ya siapa lagi kalo bukan Adrian?
Entah mengapa saat Adrian melihat Adara seperti itu rasanya tenang sekali hatinya. Padahal setiap harinya aja dia rada males ngeliat Adara dan selalu bersikap ketus sama dia. Tapi kali ini beda. "Agh udahlah buang tuh pikiran jauh jaun yan" gumamnya dalam hati sambil mengacak rambutnya sendiri. Adara yang melihat itu seusai shalat pun menghampiri Adrian. "Bapak sudah bangun? maaf tidak saya bangunkan, saya takut mengganggu tidur bapak. Kalau begitu saya minta izin pak untuk pamit pulang dulu untuk mandi dan berganti pakaian, boleh gak pak? mungkin jam segini sistem keamanan kantor sudah mati" tanya Adara hati-hati. "Yasudah saya izinkan tapi saya yang mengantarkan. Pagi-pagi buta gini mana ada kendaraan umum. Ayo" balas Adrian yang segera bangun dari tidurnya lalu memakai kemeja dan langsung keluar dari kamar.
"Ra kamu jadi pulang tidak? Ayo!" Ucap Adrian yang hendak keluar namun melihat Adara diam saja tidak mengikutinya keluar. Adara yang mendengar itu pun langsung bergegas berjalan dibelakang Adrian mengikutinya keluar.

"Well....He's not bad" pikir Adara yang sedari tadi berjalan sambil melihat punggung besar sang direktur.

Holla hollaaaaaaaa! Gaje ya?-_- duh maaf pas ngetik ini moodnya lagi angot2an jadi gabisa mikir panjang. cuma gitu doang hehehe tapi tenang aja mudah2an dipart berikutnya bakal lebih banyak adegan mereka berdua

Jangan lupa VOTE DAN COMMENTnya yaaaa thank you😊

FEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang