Chapter 15

3.6K 259 25
                                    

NOTE: CERITA INI TIDAK DISARANKAN BAGI YANG HOMOPHOBIA, YANG UMURNYA MASIH STANDART(kalo lo pda maksa baca ni cerita itu urusan lo pda sma emak bpak lo HEHE), TOLONG BANGET DENGAN CARA KALIAN NGEVOTE CERITA INI ITU BAKAL NGEBUAT AKU JADI SEMANGAT BUAT NULIS CERITA INI. Sebelum baca chap ini jangn lupa baca chap sebelumnya, aku aja sebelum nulis bca ulang chap sebelah, lupa aku tuu😔.

☆Happy Reading☆
-
-
-
-

-

Cukup lama mereka berdiam disana, tanpa ada pembicaraan diantara keduanya, selain deru nafas yang tak beraturan karena kelelahan.

Fourth melirik Gemini yang masih dalam keadaan tanpa sehelai benang pun(telanjang!), pria jangkung itu memejamkan matanya dengan keringat yang menyelimuti tubuhnya.

"Tt-tuan bisakah saya menemui bibi saya?" tanya Fourth dengan takut, dia sangat khawatir dengan kondisi bibinya.

Gemini tidak menjawab, dia hanya diam dan tidak mengatakan apapun dengan mata yang masih terpejam. Yang Fourth ketahui, jika dia memang tidak diizinkan.

Apa dia memang tidak bisa bertemu dengan bibinya lagi? ah, sungguh banya pertanyaan yang muncul dikepala sekarang ini.

(pening lah pening!)

Fourth beranjak dari kasur, dia sekarang ingin membersihkan dirinya.

Dia meringkuk duduk dibawah shower, dia menatap air yang saat ini sedang mengguyur tubuhnya dan jatuh diatas lantai kamar mandi.

Entahlah, dia sendiri tidak paham mengapa hatinya terasa sakit sekarang. Apalagi, ketika Gemini sudah mencapai puncaknya. Pria jangkung itu justru mengabaikannya begitu saja.

(berani²nya lo gem, tinju mau?🤜)

Bukan karena Fourth menginginkan sebuah perhatian, bukan. Dia tidak membutuhkan itu, yang dia butuhkan sekarang hanya izin untuk menemui bibinya.

Fourth sangat khawatir dengan bibinya, dia cemas apakah bibi dirawat dengan baik? dan bagaiman keadaannya sekarang? apa bibi baik-baik saja? bagiamana jika dia tidak bisa menemui bibinya lagi?

(nah kan. pening dia tuu)

Fourth merasa dia salah mengambil langkah. Dia terlalu buru-buru mengambil keputusan tanpa pikir panjang. Dan sekarang, dia bahkan tidak akan bisa bertemu dengan bibinya lagi.

Dia terisak, dia ingin menghukum dirinya yang mungkin sudah sangat ceroboh dalam mengambil langkah. Apa yang terjadi sekarang, benar-benar sebuah kesalahan. Dia menyesalinya sekarang.

Jika tahu akan berakhir seperti ini, mungkin dia tidak akan mau menyetujui ucapan Gemini.

Entah sudah berapa lama Fourth berada didalam kamar mandi. Sekujur tubuhnya sudah terasa dingin, dia berdiri lalu mematikan shower. Dia meraih bathrobe, lalu memakainya.

Setalah memakai benda itu, Fourth menatap pantulan dirinya didepam cermin. Memandangi wajah pucat yang kini tidak memiliki harga diri lagi.

"Apa aku salah langkah?" gumamnya dengan pelan, dan terus mamandangi wajahnya yang lesu.

Setelah merasa dirinya cukup kuat, Fourth menarik menarik nafas panjang. lalu dia keluar dari kamar mandi.

GEMINIFOURTH 21+ ERAAAA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang