Aku yang meninggalkanmu.
Aku yang mengkhianatimu.
Aku yang memberikan luka padamu.
Dan ketika kau mencoba membuka hati untuk orang lain, mengapa aku merasa cemburu?***
Arsenio Alghaisan Alaydrus.
Seorang pria yang selalu dimanjakan ibunya sejak kecil. Mendapat banyak kasih sayang dari semua orang. Kamarnya dipenuhi hadiah dari orang-orang sekitar.
Akan tetapi, Arsen muak dengan semua itu. Apalah arti semua itu jika setiap harinya, ia selalu melihat ibunya menderita.
“Mau kemana?” tanya seseorang yang sejak tadi fokus menatap layar TV. Arsen pikir, pria itu tidak akan peduli jika Arsen keluar masuk rumah. Seperti yang dilakukannya selama ini.
Arsen malas berdebat. Dia mengambil kunci mobil yang tergantung di sisi pintu. “Keluar.”
“Kemana?” tanya pria itu lagi.
Fadhil Alaydrus. Ayahnya yang sudah terlihat tua dengan keriput di wajahnya. Rambutnya pun sudah memutih sepenuhnya. Anehnya, pria ini tidak kunjung bertobat dengan apa yang dilakukannya. Terhadapnya, terhadap almarhumah ibunya.
“Nikahan teman,” jawab Arsen, malas.
Arsen langsung pergi ketika tidak mendapat pertanyaan lagi. Dia mengemudikan mobilnya menuju tempat pernikahan Yola.
Sejujurnya, Arsen malas sekali untuk datang. Tetapi, dia lebih malas jika berada di rumah dengan ayahnya. Arsen seolah tidak bisa bernapas.
Saat acara reuni pun, dia baru saja kembali dari Turki menghadiri pernikahan kerabat jauhnya. Dia belum istirahat sama sekali dan menghadiri acara reuni itu.
Azizi. Entahlah. Apakah alasannya hadir karena ia ingin tahu bagaimana kabar Azizi? Atau, dia hanya ingin melihat wajahnya?
Tetapi, untuk apa?
Ketika ia melihatnya pun, Arsen tidak tahu harus menjelaskan bagaimana perasaannya saat itu. Dia senang, melihat Azizi terlihat sehat. Juga sedih, karena kini Azizi sudah bukan calon istrinya lagi. Impiannya memiliki Azizi sepenuhnya harus ia kubur dalam-dalam.
Arsen yang sudah meninggalkannya. Itu adalah fakta yang semua orang tahu.
Tak terasa, ia sampai di sebuah hotel tempat resepsi pernikahan Yola dan suaminya. Banyak orang yang datang. Mereka berpasangan. Sementara, ia datang sendirian. Bahkan, Arsen tidak sempat menyiapkan amplop dari rumah. Dia membeli di pinggir jalan, meminjam sebuah pulpen. Arsen tidak niat datang, tetapi sudah terlanjur dia sampai disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kita Dipertemukan Kembali
SpiritualArsen membatalkan pernikahannya dengan Azizi tanpa alasan yang jelas. Meninggalkan luka tersendiri bagi Azizi yang kala itu menaruh harapan penuh pada calon suaminya. Tiga tahun berlalu, mereka kembali dipertemukan saat acara reuni kampus. Untuk per...