Cinta hanya akan membawa kita pada akhir.
Akhir di pelaminan, dan berakhir pada perpisahan.***
“Azizi, sudah mau pulang?” tanya seseorang mendapati Azizi sudah berkemas. Galih, seniornya di tempat kerja yang gemar berbagi makanan karena ia juga suka makan. Katanya, makan bersama jauh lebih nikmat dibandingkan makan sendirian. Apa semua anak rantau mengatakan hal yang sama seperti itu, ya?
Azizi mengangguk, menggantungkan tas di bahu kanannya. “Iya, Mas. Udah waktunya pulang juga, 'kan? Habis ini aku mau datang ke acara reuni kampus.”
Galih yang memegang cup es teh yang sedang marak di pinggir jalan itu segera mendekati Azizi. “Reunian? Asyik, dong. Dimana, Zi?”
“Di kafe dekat-dekat sini, kok.”
“Kamu nggak capek? Kenapa nggak pas hari orang-orang libur aja, sih?” sungut Galih, nampak kesal padahal bukan dia yang akan datang.
Azizi terkekeh, “ya mungkin takdirnya hari ini, Mas. Mas Galih nggak langsung pulang?”
“Sebentar lagi, nunggu Rema lagi di toilet.”
Azizi ber-oh ria. Sudah biasa jika Galih dan Rema pulang pergi bersama. Rema adalah rekan seangkatan Azizi. Orangnya begitu cerewet, tapi baik hati. Dia sepupunya Galih. Berbanding dengan Galih yang suka makan, Rema justru selalu mendeklarasikan orang-orang untuk diet. Katanya, makan harus real food. Jauhi gula.
“Kalau gitu aku duluan ya, Mas. Salam buat Rema.”
“Iya, Zi. Besok juga ketemu lagi,” balas Galih.
Azizi merasa begitu lelah karena sejak pagi ia bekerja. Saat istirahat, makan dan shalat pun rasanya dikejar-kejar waktu. Azizi bekerja di sebuah Bank ternama. Meski bekerja di ruangan dingin, namun duduk berjam-jam setiap hari membuat seluruh badannya pegal. Tidak heran, setiap minggu Azizi akan datang ke tukang urut untuk merelaksasikan ototnya yang kaku.
Acara reuni kampus ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. Azizi tidak tahu siapa panitianya. Hanya saja, Tanya selalu mengabari bahwa Azizi harus datang. Tanya sudah merindukannya. Azizi terseyum geli ketika mengingatnya lagi.
Azizi naik taksi menuju kafe Yordania. Kafe yang sedang hits di sosial media karena selalu mendatangkan penyanyi yang sedang naik daun. Karena hari ini kafe tersebut disewa penuh, maka semua yang datang adalah wajah-wajah familiar.
Azizi melangkahkan kakinya memasuki kafe tersebut. Meski dia lelah, Azizi berusaha tampil ceria. Sebelumnya, di taksi Azizi sudah touch up make-up tipis untuk menutupi lelahnya. Untungnya, dia sudah berganti pakaian juga. Tidak lucu kalau datang ke acara seperti ini memakai seragam kerja, kan?
Acara tersebut berjalan meriah. Tanya nampak heboh menceritakan masa PDKT-nya dengan guru baru di sekolah tempat ia mengajar. Karen begitu gemas menceritakan kelahiran adik barunya di usianya yang hampir 26 tahun. Berasa punya anak saja, katanya. Fero yang seperti biasa menggoda anak-anak perempuan yang masih jomblo, untuk dijadikan simpanan. Ical yang selalu selfie untuk mengabadikan momen karena mereka tidak bisa setiap hari bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kita Dipertemukan Kembali
SpiritualArsen membatalkan pernikahannya dengan Azizi tanpa alasan yang jelas. Meninggalkan luka tersendiri bagi Azizi yang kala itu menaruh harapan penuh pada calon suaminya. Tiga tahun berlalu, mereka kembali dipertemukan saat acara reuni kampus. Untuk per...