Cinta adalah fitrah.
Namun, cinta juga menjerumuskan kita pada fitnah.***
Selepas shalat maghrib, Azizi memutuskan untuk langsung pulang. Meski, reuni itu pastinya akan berlanjut hingga larut malam. Namun, Azizi menyadari besok ia masih bekerja. Ia butuh waktu istirahat. Juga, ia sudah tidak tahan berlama-lama berada di ruangan yang sama dengan pria itu.
Azizi berpamitan pada Tanya, yang langsung disambut pelukan. Tanya memang suka memeluk Azizi sejak awal masuk kuliah.
“Buru-buru amat sih, udah mau pulang! Nggak seru nggak ada lo!” ujar Tanya, diangguki oleh Karen, Fero dan Alfred yang sejak tadi memilih diam. Pria itu melepas earphone di telinganya. Alfred menatap Azizi yang terlihat cantik, meski wajahnya menyiratkan lelah.
“Rumah lo masih yang lama, kan? Pulang bareng, yuk?” tawar Alfred, pria itu sudah merasa bosan rupanya. Padahal, yang ia lakukan hanya bermain game daripada mengobrol. Sesekali, dia menjawab jika ditanya. Hal yang mengherankan, dia mau memberi tumpangan pada orang lain.
Rumah Azizi adalah tempat strategis untuk kerja kelompok. Makanya, semua orang tahu rumah Azizi dimana. Meski sudah bertahun-tahun berlalu, rupanya rumah Azizi masih menyimpan banyak kenangan yang tak terlupakan bagi mereka.
“Tumben amat lo, Al,” cetus Rudy.
“Iya, udah bosan. Mau tidur di rumah,” katanya, kembali menatap Azizi.
“Gimana, Zi? Mau bareng, nggak?”
Azizi jarang sekali menerima tawaran tumpangan dari laki-laki. Dulu, hanya Arsen. Itupun ketika Arsen dengan berani menyatakan perasaannya pada orang tua Azizi. Ketika mendapat restu, pria itu justru mencampakkannya.
“Udah sana bareng Alfred, Zi. Rumah kalian kan, searah. Irit ongkos, lumayan,” saran Tanya.
Tanya dengan licik tersenyum ketika melihat Arsen terang-terangan menatap Azizi dan Alfred. Mungkinkah, perasaan itu masih ada? Jika iya, apakah Arsen sedang cemburu sekarang? Tanya dengan semangat mendorong Azizi hingga kini bersebelahan dengan Alfred.
Azizi melotot pada Tanya, dibalas siulan tanpa rasa bersalah Tanya.
Jelas, Azizi tahu maksud perilaku Tanya tersebut.
“Yuk, Zi? Keburu malam,” ajak Alfred. Dengan santai, dia berjalan membelakangi Arsen yang masih menatap mereka berdua.
Azizi tidak menjawab, dia ikut keluar kafe bersama Alfred. Meninggalkan teman-temannya yang kemudian memberikan siulan menggoda untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kita Dipertemukan Kembali
SpiritualitéArsen membatalkan pernikahannya dengan Azizi tanpa alasan yang jelas. Meninggalkan luka tersendiri bagi Azizi yang kala itu menaruh harapan penuh pada calon suaminya. Tiga tahun berlalu, mereka kembali dipertemukan saat acara reuni kampus. Untuk per...