KENZOLIA [ongoing]

Kenzolia

Seluruh murid SMA Rajawali ternganga melihat sosok yang sedang berjalan anggunly mengenakan seragam sekolah yang tak seperti biasa. Kali ini Lilia mengenakan seragam yang ngepas di badan, melepaskan almamater, mengenakan sneaker pelangi, juga rambutnya yang di buat bergelombang. Tak hanya itu saja, sekarang dia mewarnainya menjadi warna blonde.

"Lia....? Ini beneran lo?"

"Menurut lo?"

Sahutan ketusnya tentu membuat Zilvi tak berkutik dihadapannya. Melihat Lilia yang berbeda dari biasanya Zilvi merasa ada sesuatu yang mengganjal. "Soal semala--"

"Stop ngebacot. Gue gak mau dengar."

Lagi. Zilvi tak berkutik.

Kala kaki Lilia hendak melangkah melewati Zilvi, cewek itu menahannya dengan ucapan yang membuat Lilia tersentak.

"Lo bukan Lilia."

Zilvi berjalan mendekatinya.

"Jadi jawab. Siapa lo dan dimana temen gue yang asli."

Alis Lilia naik tinggi.

"Temen lo? Mana ada seorang teman yang memihak oranglain ketimbang temannya sendiri."

"Gue kan udah bilang, gue terpaksa, Lia."

"Kan lo bisa kasih tau gue sejak awal. Tanpa harus berpura-pura gak tau apapun agar gue gak jatuh sejauh ini, Zil?"

"Gue tau ini salah. Tapi gue kan udah minta berulangkali sama lo, Lia?"

"Lo ngerasa bersalah?"

"Maksud lo?"

Dia maju selangkah lebih dekat. Menatap Zilvi tajam kemudian menarik sudut bibirnya tipis.

"Gak ada tuh, gue liat di ekspresi wajah lo kalau elo merasa bersalah sama gue?"

Setelah menekankan pada Zilvi Lilia mendorong bahunya pelan. "Norak!"

Menatap langkah kepergian Lilia raut wajah Zilvi berubah.

"Lo gak bisa kayak gini!" Pekik Zilvi

"Lo kekanakan kalau berubah hanya karena kecewa sama gue!!"

Lilia berbalik badan.

"Jangan hanya lo yang minta dingertiin, Lia. Gue juga mau!!!"

mengabaikannya tanpa berniat untuk berhenti melangkah. "Bacot."