azkiagafi/pm my new story

1.5K 53 14
                                    

izin pm cerita baruku dulu sebelum lanjut kenzolia ya wkwk

baca dulu, suka di fav kalo gak suka skip.










Sepulangnya kerumah dua tingkat berdominan putih itu Azkia disambut dengan tatapan nyalang Agafio dari teras lantai dua. Teguran sang suami membuat Azkia tak bergerak dilantai bawah. Kakinya terjeda untuk melangkah menaiki anak tangga ketika Agafio telah berdiri memegang pembatas teras.

"Sini lo. Cepetan!"

Azkia memegang tali tasnya mendongak menatap suaminya bingung. Dirumah yang lumayan besar itu hanya tinggal mereka berdua sekarang. Azkia baru kemarin lalu tinggal dirumah baru mereka.

"Mau apa? Gue mau ke dapur"

"Gue bilang sini, ya sini!"

Kalau tahu dirinya akan diperlakukan Agafio seperti ini dia pasti akan menolak mentah-mentah mahar Agafio. Atau paling tidaknya melarikan diri dihari pernikahannya. Hanya saja Azkia cuman bisa berandai-andai tanpa bisa melawan paksaan papanya.

Apalagi Agafio selalu membahas tentang kewajiban batin Azkia sebagai seorang istri sehingga Azkia seringkali berbohong demi menghindari hal itu.

"Serah."

Baru dua langkah kakinya melangkah kearah lain suara berat penuh penekanan yang Agafio keluarkan langsung membuat Azkia tak berkutik. "Mau gituannya di dapur?"

Azkia memejamkan mata sambil membuang napas. Dia harus selalu bersabar menghadapi cowok-cowok bermulut tidak sopan yang ditemuinya.

Matanya melirik Agafio geram.

"Gue haus. Sabar bisa?! Repot banget sih, lo!"

"Ludah gue ada."

"Ogah."

"Semenit. Telat gue seret!"

Azkia tak menggubrisnya.

Selesai pada urusannya di dapur Azkia langsung menaiki anak tangga berjalan melewati teras lantai dua menuju kearah kamar Agafio. Dia mengetuk pintu kamarnya tiga kali menampakkan wajah masam Agafio membukakan pintu.

"Mau apa?" Tanya cewek itu to the point "Buruan. Gue mau ke kamar gue."

"Masuk."

"Gak. Disini aja."

"Masuk!"

Azkia mendengus lagi. Tetapi masih menuruti perintah suaminya.

Dia bersedekap menatap Agafio yang menutup pintu kamar rapat-rapat.

Cowok itu duduk di tepi ranjang menepuk-nepuk kasur disebelahnya menyuruh istrinya duduk disana.

"Selama sama dia, kalian udah ngapain aja?"

Pertanyaan itu berhasil membuat alis Azkia mengerut. Dia menatap Agafio tak percaya.

"Kenapa mau bahas masalalu? Itu aib, bukannya?"

"Boleh dibuka kalau suami lo nanya."

"Kenapa pengen tahu?"

"Pengen liat aja. Seberapa jauh lo sama dia."

"Dia? Gavi?"

"Memangnya mantan lo siapa aja, Kia?"

Cewek itu mengangguk paham. Dia merebahkan tubuhnya menarik napas panjang lalu menatap ke langit-langit kamar suaminya. "Kita gak pernah ngapa-ngapain selain berantem perihal dia selingkuh."

Agafio menaikkan alisnya tinggi. "Bohong."

"Gue butuh bukti."

Azkia memutar bola matanya jengah.

KENZOLIA [ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang