Bab 6

1K 148 49
                                    

Sebelum baca, tolong persiapkan amunisi kalian untuk ... haha ...

Happy readyng gaes ...

***

"Papa mau pulang?"

Jerry tersenyum sambil mengangguk.

"Kenapa nggak tidur di sini aja? Kita baru ketemu." Noah menundukkan wajahnya sedih.

Sebenarnya bukan hanya Noah yang sedih, tapi Mahesa juga. Mereka berdua benar-benar menikmati waktu bersama Jerry.

Tubuh Jerry membungkuk menyamakan tinggi tubuhnya dengan sang anak.

"Nanti Papa ke sini lagi, oke?"

Namun sepertinya usahanya kurang berhasil karena wajah Noah masih saja mendung.

"Adek! Oom Jerry kan harus kerja besok, jadi harus pulang." Jelas Rhea membantu.

"Tapi kan, bisa pergi dari sini, Ibun." Lagi Noah dengan kekeras kepalaannya itu tetap keukeuh.

"Adek! Jangan mulai!" Ini Mahesa yang berbicara, semakin mendung saja wajah Noah.

"Papa janji nanti sering ke sini buat main sama Kak Mahesa, sama Adek."

Tak bisa melawan lagi, Noah hanya mengangguk dengan lesu.

"Good boy," ucap Jerry sambil memeluk si bungsu.

"Kakak Papa pulang dulu yah," kali ini giliran Mahesa yang dipeluk. Mahesa berbeda dengan Noah. Jadi begitu dia mendapatkan pelukan dari Jerry dirinya jelas kaget, namun tak dapat dipungkiri jika dirinya merasa senang.

Kini Jerry berdiri dihadapan Rhea. Pria itu menatap Rhea dengan senyum tipis, sedangkan Rhea sendiri? Wajahnya memerah, bagaimana tidak. Jerry di hadapannya tengah tersenyum tipis memandangnya. Ingat tersenyum kepadanya! Lututnya sudah seperti jelly saja, apalagi dadanya berdebar tak karuan. Tolong ingatkan dirinya agar tidak mudah jatuh pada pesona pria terlarang itu. Dia tidak boleh suka apalagi jatuh cinta, pertama karena Jerry sudah menikah dan itu haram baginya. Dan kedua, dia harus ingat keluarganya berantakan gara-gara pernikahan. Dia harus selalu ingat kedua itu, jika ingin hidupnya baik-baik saja.

"Makasih atas makan malamnya, Rhe."

Rhea membalas dengan tersenyum kaku, "iya sama-sama, terima kasih juga sudah direpotkan karena si kembar."

"Tidak sama sekali, mereka juga anak-anak saya. Kalau begitu saya pulang,"

Mereka bertiga masih di depan rumah, memperhatikan Jerry yang masuk ke dalam mobil mewahnya. Rhea diam saja ketika Jerry melambaikan tangannya pada si kembar. Pikirannya berkelana pada kejadian siang tadi, bisa-bisanya dia tidak sadar kalau ada mobil Jerry.

🌹
🌷
🌹
🌷

Jerry masuk ke dalam rumah ibunya, karena istrinya itu sedang syuting di luar kota. Berhubung dirinya tadi menghubungi sang ibu, jadi lah dirinya kemari.

"Mam." Sapa Jerry pada Anita-wanita paruh baya yang tengah membaca majalah.

Jerry lantas menyalami sang mama.

"Jadi, bisa kamu jelasin apa maksudmu di telfon tadi?"

"Kamu gak kerjain Mama kan, Jer?"

"Kamu gak selingkuhin Fiona kan? Mama bener-bener murka yah kalau kamu sampai selingkuhin Fiona!"

"Mam yang bener aja! Aku gak mungkin duain Fiona!"

"Iya kalau bukan selingkuhan, terus apa namanya? Mama emang pengen cucu dari kamu! Tapi gak dengan selingkuh, kamu bisa minta Fiona buat berhenti kerja dan foku sama keluarga kalian!"

Suami Sempurna Untuk Wanita LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang