Bab 15

676 103 48
                                    

"Tolong suapi saya, boleh?"

Ulang Jerry lagi dengan santai, terlalu santai malah karena pria itu berbicara sambil tersenyum. Rhea sendiri? Wajah wanita itu sudah memerah seperti kepiting rebus, degup jantungnya saja berdebar semakin tidak karuan. Dan tolong jangan katakan keadaan Rhea, karena lututnya kembali lemas.

Anita yang mendegar ucapan sang anak seketika tersedak, Mahesa seketika memberikan air pada wanita tua itu yang kebetulan duduk disampingnya.

"Oma ih, pelan-pelan dong makannya. Kayak anak kecil aja deh, pake keselek. Haha ..."

Sopan sekali Noah ini bicara untung saja Anita tidak marah kepadanya. Anita masih kaget dengan tindakan anak tunggalnya itu, jangan bilang anaknya itu mulai tertarik dengan wanita tidak jelas itu. Tidak, tidak boleh dibiarkan!

"Oma kok diam aja? Kenapa?"

"Ah, nggak-nggak apa, Dek." Anita kembali memakan sandwichnya yang tersisa setengah dengan mata yang mengawasi Jerry dan Rhea.

Lain hal-nya dengan Jerry dan Rhea, mereka jelas tidak terkecoh dengan kehebohan di belakang mereka. Buktinya pria itu kembali bicara.

"Nggak apa-apa kalau kamu nggak mau, Rhe."

"O-oke, Mas Jerry mau sandwich apa?"

Tahan Rhe, tahan jangan gemeteran dulu tangannya. Tapi ini gak bisa, dia benar-benar nervous!

"Boleh di mix aja? Saya mau cobain sedikit-sedikit sandwich buatan kamu,"

Dengan kaku, Rhea mengangguk. Untung saja dia membawa pisau plastik yang cukup tajam, sehingga dia bisa memotong sandwich menjadi dua bagian. Sudah terpotong menjadi dua bagian, tinggal dia menyuapi Jerry. Tolong ini hal sulit yang dia lakukan, dia tidak membawa sendok lagi, tapi untungnya dia selalu membawa sanitizer di tasnya.

Gerak-gerik Rhea jelas lah di perhatikan oleg Jerry di sampingnya, pun dengan Anita yang di belakang mereka.

"Maaf, Mas aku gak bawa sendok. Tapi, tanganku udah di lap pake sanitizer."

Pria itu tersenyum lalu mengangguk, "nggak apa-apa, Rhe."

Setelah itu Jerry membuka mulutnya mandiri, yang membuat Rhea menyuapi Jerry menggunakan tangannya. Tolong jangan goda dirinya, wajahnya sudah memerah.

"Enak, Rhe."

Rhea masih memandang Jerry seketika wajahnya semakin merah saja, apalagi pria itu memberikan senyum tampannya. Dia bukan lemas lagi rasanya.

"Ih Ayah disuapi Ibun kayak anak kecil." Ejek Noah yang mengganggu suasana.

"Haha ... Ayah kan lagi nyetir sayang."

"Oh iya juga yah, Adek lupa. Hehe maaf Ayah."

"Nggak apa-apa sayang."

"Gimana enak kan, sandwich buatan Ibun, Ayah?"

Mahesa ingin tahu pendapat ayahnya soal masakan sang ibun.

"Enak, sayang."

Jerry menjawab sambil memandang Rhea dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

Mohon maaf nih, Pak. Itu maksudnya panggil sayangnya kenapa sambil liatin Rhea?

"Oma gimana? Enak juga kan?" Giliran Noah yang bertanya pada sang nenek.

"Iya lumayan lah, buat ganjel."

"Ah lidah oma jelek nih, masa lumayan. Orang Papa aja tadi bilang enak,"

"Adek!"

Rhea membalikkan tubuhnya menegur Noah sambil menggelengkan kepalanya.

Jerry sendiri hanya tersenyum, dia merasa tidak keberatan dengan sifat anaknya itu.

Suami Sempurna Untuk Wanita LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang