Bab 14

582 105 69
                                    

Jerry masuk ke dalam kamar, dia melihat Fiona yang sudah bersiap akan tidur dengan memakai piyama satinnya.

"Kamu kok baru pulang, Jer?"

"Iya tadi ke kantor dulu sebentar,"

"Oh,"

"Kamu udah makan?"

Jerry bertanya sambil melepaskan jam mahalnya, lalu ia simpan di atas nakas. Kemudian jas hitamnya mulai ia tanggalkan.

"Udah, tadi aku makan sama temen-temen arisan aku."

Sudah hanya seperti itu, Fiona tidak akan bertanya balik, apakah dia makan atau tidak, apakah dia butuh ini atau tidak.

"Aku mau mandi dulu,"

"Oke, aku langsung tidur aja yah sayang. Besok aku mesti bangun pagi,"

Jerry yang akan masuk ke dalam kamar mandi, kembali berbalik menatap sang istri yang mulai membenarkan posisi tidurnya.

"Kamu mau tidur sekarang?"

"Iya,"

"Gak mau aku nunggu selesai mandi dulu gitu?"

"Ck, besok aku kerja Jer. Nanti aja lah kelonnya, aku gak mau besok keliatan lesu, gak bisa jalan kalau aku layanin kamu!"

Balas Fiona sebal, tau sekali dengan tabiat Jerry yang ketika menggaulinya akan membuatnya kesusahan.

Pria yang sudah beranak dua itu menghela napasnya kasar, dia tidak tahu jika jawaban istrinya itu terdengar kasar sekali di telinganya.

"Aku gak minta kamu buat layanin aku, Fi!"

Fiona membuka matanya yang tadi sudah terpejam, ia lantas memandang suaminya itu jengah.

"Iya terus apa? Temenin kamu ngobrol? Aku ngantuk, pengen tidur. Aku kan udah bilang, besok aku mesti pergi pagi-pagi. Kamu ngertiin aku dong!"

Kali ini sepertinya Jerry tidak bisa lagi sabar menghadapi istrinya, terbukti dengan dia yang mulai berjalan mendekati ranjang.

"Selama ini emang aku gak ngertiin kamu, Fi? Kamu sendiri yang gak pernah ngertiin aku?!"

Dan Fiona sepertinya ikut terpancing. Terbukti dengan dia yang mulai bangun dari tidurnya, dan duduk dengan memandang suaminya itu kesal.

"Kamu kenapa sih? Apa ini soal anak lagi? Kita kan udah bahas, Jer! Kontrak kerja aku sampe tiga tahun ke depan dilarang punya anak. Aku gak mau kena pinalti, lagi pula kamu udah setuju kalau kita mau nunda kan?"

"Kamu gak bilang ke aku, Fi! Perjanjian di awal pernikahan kita cuman lima tahun! Dan sekarang udah cukup waktunya kita punya anak! Tapi, ini kenapa kamu baru bilang lagi ke aku, Fio?!"

Mampus Fiona lupa bilang sepertinya.

"Kamu tanda tangan kontrak baru lagi?!"

Fiona menunduk, dia mengangguk tanpa menjawab ucapan suaminya itu.

Melihat sang istri yang mengangguk, membuat Jerry mengembuskan napasnya kasar.

"Kamu kenapa gak cerita ke aku dulu sih,  Fiona! Kamu anggap aku apa?!"

"Mas udah dong, aku minta maaf. Aku juga lupa gak kasih tahu kamu, karena kontrak ini penting buat karir aku ke depannya. Lagi pula, kita bisa punya anak nanti-nanti."

Pria yang menjadi suaminya itu menggelengkan kepalanya keras sambil mendengus sinis.

"Coba kamu bilang sama mama,"

"Kok aku?!"

"Yah karena kamu yang membuat semua ini Fio! Kamu juga harus kasih tahu mama,"

"Nggak! Aku gak mau, kamu aja. Kamu kan anaknya."

Suami Sempurna Untuk Wanita LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang