Jerry kehabisan kata, dia benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaan anaknya itu. Haruskah dia berbohong? Tapi, jika dia berbohong dia takut jika di kemudian hari anak-anaknya itu mengetahuinya sendiri dan mereka membencinya. Sungguh dia tidak mau hal itu terjadi padanya, sebab dia sudah menyayangi mereka berdua, perasannya begitu kuat untuk si kembar. Meskipun dia baru bertemu beberapa hari dengan si kembar, tapi perasaanya begitu kuat untuk mereka.
"Papa, Adek ngantuk." Noah menggaruk matanya sambil menghampiri Jerry.
"Jangan di garuk, sayang. Nanti matanya sakit,"
Noah mengangguk lalu duduk di atas paha Jerry. Wajahnya ia telusupkan pada leher sang ayah.
"Adek mau bobo?"
Kembali Noah mengangguk.
"Kakak mau ikut? Papa mau ke atas."
Mahesa mengangguk ia lalu berdiri dari duduknya, lalu mulai membereskan mainannya.
"Nanti aja Kakak. Biar Papa yang beresin,"
"Tapi, Oom ---"
"Udah ayok ke atas,"
"Kakak takut di marahin Ibun."
Jerry terdiam, sungguh Rhea benar-benar mengajarkan anak-anaknya itu disiplin. Ia semakin menyayangi mereka berdua, dan ia harus berterima kasih kepada perempuan itu karena sudah membesarkan si kembar dengan baik.
"Nggak akan, Nak. Ayok ikut Papa ke atas."
Mahesa masih ragu, namun dia mengikuti juga keinginan sang ayah.
"Kakak mau digendong juga?"
Pria matang itu memandang anak sulungnya, yang berjalan bersisian bersamanya. Dia sengaja bertanya seperti itu agar tidak merasa diabaikan. Namun, jawaban sang anak membuat dirinya ingin menciumi Mahesa.
"Nggak, Oom. Nanti Oom berat, lagian aku nggak tidur kayak adek."
Mendengar hal itu Jerry lantas mengusak rambut anaknya itu.
Mereka berdua tiba di kamar si kembar. Begitu masuk ke dalam, Jerry melihat kamar si kembar yang terlihat berbeda. Emm gimana yah, dalam satu kamar itu memiliki dua tema. Untuk bagian tempat tidur Rhea membuat tema super hero kesukaan Noah.
Sedangkan untuk bagian tempat belajar, Rhea menggunakan tema luar angkasa kesukaan Mahesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Sempurna Untuk Wanita Lain
RomanceJerry pria berumur 35 tahun dikejutkan dengan dua anak laki-laki yang datang ke kantornya, dan mengaku sebagai anaknya! Dia memang menginginkan seorang anak, tapi tidak dengan keadaan mendadak seperti ini. Tanpa dia rencanakan, tanpa dia ketahui! "P...