bab 6 : light

575 87 15
                                    

Saat mereka sampai di penghujung hutan terlarang, Haruto samar-samar mendengar suara geraman yang begitu dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat mereka sampai di penghujung hutan terlarang, Haruto samar-samar mendengar suara geraman yang begitu dalam.
Namun Jeongwoo membuyarkan lamunannya dan menarik si vampir supaya cepat-cepat Keluar dari hutan terlarang.

Malam mulai menunjukkan eksistensi dengan mengubah langit yang semula berwarna biru menjadi gelap semu keunguan. Awan terlihat lebih gelap dari biasanya dan bulan tampak tertutup awan itu udara pun menjadi lebih dingin.

"Hah lelah sekali." Si omega memegangi pinggangnya yang sakit, kakinya sudah mati rasa dan tubuhnya benar-benar letih. Menatap Haruto yang kini mendongak menatap langit.

"Akan turun hujan." Ucap si vampir.
"Lebih baik kita berlindung di sana." Jeongwoo memandang goa yang Haruto tunjuk mengikuti langkah si vampir untuk masuk ke dalam sana.
Memang benar jika akan turun hujan. Gemuruh petir mulai bersahutan sahutnya, si manis meringis merasakan tubuhnya yang terus dipaksa berjalan kaki.

Saat sampai di dalam goa Haruto dan Jeongwoo duduk di dalam sana dan tidak berselang lama hujan mulai turun dengan deras, udara semakin dingin. Haruto menggunakan kekuatan cahayanya untuk menerangi goa yang gelap gulita itu. Lantas bertanya kepada Jeongwoo yang kini sedang sibuk mengatur nafas terlihat kelelahan.

"Apa yang kau bawa?"

"Air baju dan pisau." Jeongwoo menjawab jujur dan direspon tidak baik oleh si vampir.

"Tidak berguna." Sontak Jeongwoo yang semula hampir tertidur matanya terbuka lebar. Marah langsung saja menguasai dan menatap Haruto tajam.

"Hei memang apa yang kau bawa hah? Baju saja tidak ganti ganti aku yakin tubuhmu penuh dengan daki karena tidak mandi berhari-hari." Haruto melotot horor. Apa? Dia di hina tidak punya baju? Daki? Tubuh Haruto penuh daki? Ayolah Haruto ini calon raja kaum vampir. Tidak mungkin itu semua terjadi di tubuhnya.

"Jangan sembarangan bicara."

"Apa? Memang benar, itu kenyataan. Dasar vampir bau."
Haruto yang tidak terima harga diri nya direndahkan tanpa sadar mengubah warna bola matanya menjadi merah, kedua gigi taringnya keluar melewati bibir.

Jeongwoo melotot horor menyadari jika ucapannya keterlaluan dan mengakibatkan si blue blood itu marah.

"Vampir apa yang akan kau lakukan?" Jeongwoo bertanya gugup melihat tatapan mata merah Haruto yang begitu mengintimidasi mengunci semua pergerakan Jeongwoo.

Bruk

Dengan kecepatan kilat Haruto menerjang tubuh si omega dan mengakibatkan posisi mereka yang saling menindih. Si vampir mengendus bau bunga gardenia yang semakin tercium kuat. Tubuh Jeongwoo bergetar ketakutan.

"Aku adalah calon raja berani-beraninya kau menghinaku seperti itu?" Haruto mendekatkan diri, Jeongwoo reflek mendorong tubuh Haruto untuk menghindar jujur dia takut dengan si blue blood ini. Melihat tatapan tajam seolah-olah akan menguliti Jeongwoo hidup-hidup membuat si omega memohon maaf.

MAGIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang