bab 10 : quarrel

810 97 32
                                        

Perjalanan mereka menuju darah suci kembali dilanjutkan, kini Jeongwoo dan Haruto tengah menumpang di salah satu kapal yang juga hendak menuju pulau seberang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan mereka menuju darah suci kembali dilanjutkan, kini Jeongwoo dan Haruto tengah menumpang di salah satu kapal yang juga hendak menuju pulau seberang.

Dari awal mereka berlayar Jeongwoo hanya diam diam dan diam. Haruto yang melihatnya merasakan jika Jeongwoo mungkin bersedia atau bahkan menyesal telah membunuh orang yang digadang-gadang sebagai belahan jiwanya?

Jika dilihat lebih dalam alpha itu tidak sebanding dengan dirinya.

Dari segi kekuatan ataupun ketampanan.

Haruto jauh lebih unggul. Namun kenapa Jeongwoo tetap terlihat bersedih?

"Apa yang kau pikirkan?" Pertanyaan itu muncul dikarenakan Haruto geram melihat Jeongwoo yang hanya diam. Kalau seperti ini perjalannya menjadi membosankan karena tidak ada orang yang mengomel dan memarahinya.

"Tidak ada." Jawab si omega pelan, hendak beranjak agar tidak terlalu dekat dengan vampir yang sudah mengigit nya. Ombak tidak terlalu terasa di kapal yang mereka tumpangi.

"Omega ada apa denganmu sebenarnya?"
Jeongwoo terdiam di tempat. Haruto pun kembali melontarkan pertanyaan yang membuat tubuh nya meremang.
"Kau menyesal karena sudah membunuh mate mu?" Tangan si manis terkepal erat dengan hati yang berdesir ngilu.

"Itu bukan urusanmu vampir." Haruto menatap Jeongwoo tidak suka.

"Kau benar-benar menyesal?" Jeongwoo yang hanya diam sudah menjawab pertanyaan Haruto.
"Dia hanya pecundang brengsek yang menyia-nyiakan dirimu, sadarlah."

"Kau tidak akan pernah tahu-..," sangkal Jeongwoo yang kini menatap wajah tampan Haruto sengit.

"Apa yang tidak aku ketahui hm? Alpha brengsek itu yang tidak mau menandai mu? kau yang tersiksa karena merasa ditolak? Atau kau hanya malu karena sudah disia-siakan oleh alpha tidak berguna seperti dia? Dan apa kau masih mencintai alpha tidak bermoral sepertinya? Sadarlah omega hidupmu tidak akan berhenti karena di menolak satu alpha."

Plak

Tangan Jeongwoo dengan cepat menampar wajah paripurna calon raja vampir itu. Terlalu kuat hingga mengakibatkan wajah si vampir ikut terlepar.

"Kau tidak tahu apapun yang aku alami vampir! Kau tidak tahu!!! Jadi tolong berhenti membuatku merasa buruk dan jangan pernah mengungkit masa laluku." Haruto menatap Jeongwoo yang kini tampak benar-benar kecewa bahkan airmata sudah dipeluk mata hendak jatuh kapan saja.

"Kenapa? Kenapa aku tidak bol-..."

"Karena kau tidak berhak!!! Kau bukan siapa-siapa bagiku dan kita tidak lebih dari sekedar orang asing."

Seperti tersambar petir Haruto mematung saat Jeongwoo beranjak pergi meninggalkan dirinya. Hatinya tidak pernah se sakit ini sebelumnya, bahkan ini lebih sakit daripada mendengarkan kabar meninggal mendiang ibunya.

Haruto meraba pipinya yang panas, membayangkan jika semalam dirinya dan omega es begitu dekat bahkan menyatukan diri namun sekarang perkataan omega itu membuat Haruto tersenyum hambar.

MAGIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang