MAGIC

bab 3 : power

Telinga Haruto panas, sepanjang hari pria es yang diketahui namanya Jeongwoo itu terus berbicara. Hal-hal kecil bahkan semut pun menjadi topik hangat untuk si es itu. Keputusan buruk mengizinkan pria es yang diketahui bernama Jeongwoo untuk ikut.

Mereka benar-benar melanjutkan perjalanan menuju kutub Utara entah apa yang dipikirkan Haruto untuk membawa seekor werewolf yang konon menjadi musuh kaumnya di jaman dahulu. Apalagi status Jeongwoo sebagai omega.

"Bisakah kita berhenti? Aku lapar." Haruto tidak menggubris perkataan Jeongwoo yang terdengar lemah dan terus berjalan melewati ratusan pohon pinus yang terbentang di hadapannya, langit mulai menghitam menandakan jika malam akan datang. Hari ini mereka berjalan cukup jauh, Haruto bahkan lupa tidak istirahat karena keinginannya yang begitu menggebu untuk mendapatkan darah suci hingga tidak memperdulikan Jeongwoo yang terlihat kewalahan.

"Malam ini kita akan bermalam dimana?" Jeongwoo berlari menghampiri Haruto, matanya menelisik wajah vampir yang hitam karena tertutup jubah. Si manis menghela nafas panjang.

"Diamlah."

Jeongwoo memajukan bibir kesal, apakah semua vampir itu tidak punya hati?. Pria bodoh ini begitu jahat terhadap dirinya. Jeongwoo mendengus, lalu dengan keadaan perut kosong Jeongwoo berlari menuju penjuru lain hutan.
Haruto tidak peduli dan terus berjalan. Jika Jeongwoo hilangpun dia akan merasa senang karena omega es itu sangat-sangat cerewet dan merepotkan.

Haruto berhenti di tepi sungai. Malam sudah larut namun Jeongwoo tidak kunjung kembali, Haruto menatap pantulan bulan di air yang menjadi satu-satunya benda yang menyinari bumi. Sejenak ia merasa jika Jeongwoo dalam bahaya namun diabaikan sebab tau omega itu bukanlah omega yang lemah.

Beberapa detik diisi dengan keheningan yang bisu hanya gemercik air yang terdengar menenangkan sebelum seekor elang tiba-tiba datang menghampiri Haruto.

Elang itu membawakan kotak kecil dan surat kecil yang dapat dipastikan dari ayahnya.

Haruto menerima kotak dan surat itu lalu elang yang menjadi pengantar itu terbang menjauh dan kembali menghilang .

"Pakailah, kalung itu memiliki fungsi yang luar biasa."

Haruto menatap kalung berliontin merah yang begitu cantik dan benar-benar menggambarkan pribadi ibunya yang tegas dan pemberani.
Saat sudah mengenakan kalung itu Haruto tidak merasakan apa-apa. Cih vampir tua itu pasti berbohong.

Auuuuuu

Lolongan panjang terdengar membuat Haruto terhenyak. Lalu menyadari Jeongwoo dalam malapetaka sesungguhnya. Haruto beranjak dan berlari ke arah suara itu, ketika tahu kecepatannya begitu cepat Haruto berhenti.

Lalu paham dengan keistimewaan kalung ibunya itu dan berlari menuju suara lolongan serigala itu.

Dan benar saja saat sampai Haruto melihat ada sekitar delapan Rogue sedang mengelilingi serigala Jeongwoo. Si manis terluka kakinya tergores kuku panjang Rogue yang mencoba menyerangnya.