MAGIC

bab 13 : lie

Haruto mendongak menatap langit malam yang terhias oleh ratusan bintang yang mengelilingi satu bulan. Si vampir duduk di batu besar dan tidak jauh dari dirinya Jeongwoo yang tengah sibuk mengarungi alam mimpi dengan pulas.

Haruto mengulas senyum melihat tidur Jeongwoo yang menurutnya lucu, tidur si omega begitu unik dengan mulut terbuka mengeluarkan suara aneh yang benar-benar menghibur si vampir blue blood. Bagi segelintir orang mungkin itu tidur yang menganggu namun berbeda dengan Haruto yang sekarang dibutakan dengan pesona si omega.

Sudah lewat tengah malam Haruto mengusap liontin kalung di lehernya. Dia memandang sekeliling dan menghilang dalam sekejap mata dan kembali di tempatnya semula.

Teleportasi.

Kekuatan yang selalu Haruto inginkan agar dia sampai di kutub Utara dengan kedipan mata namun mengapa saat kekuatan ini hadir Haruto seperti tidak ingin dirinya cepat-cepat sampai.

Hanya perlu satu detik untuk sampai, jika Haruto mau dia pasti sudah sampai di kutub Utara namun kebersamaan bersama omega es yang cerewet juga akan sirna dalam waktu satu detik tersebut.

Masih panjang perjalanan mereka jika ditempuh dengan berjalan.

Jujur Haruto tidak ingin berpisah dengan Jeongwoo.

Dia menatap bulan di atas sana.

Bimbang memenuhi hati dan pikir si vampir.

Lalu melirik ke arah Jeongwoo yang tertidur hatinya berdesir hangat.
Si vampir tersenyum dan mengusap liontin batu permata berwarna merah di lehernya.

Dan keputusan pun sudah dia ambil untuk tidak menggunakan kekuatan istimewa ini dan memilih terjebak dan berkelana bersama omega es.

Jeongwoo bangun ketika sinar matahari menerpa wajahnya hal pertama yang si manis cari adalah keberadaan vampir yang digadang-gadang akan menjadi seorang raja vampir itu.

"Sudah bangun?"
Jeongwoo mengangguk lemah saat menemukan Haruto yang berada tidak jauh dari tempat tidurnya. Jeongwoo lalu mendesah lirih saat merasakan sakit, kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.