1 thn kemudian

145 17 7
                                    



Seorang pemuda tampan berseragam DHS berjalan tenang di koridor sekolah di ikuti dua temannya.
"Aaron Lucas Gevander" itu yang tertera di id card yang di pakainya.
Dengan tas yang tersampir rapi.

"Kyaaaa!!"
"Kak Aaronnn!!"
"Ganteng bangetttt!!!"
"Tipe-tipe cold boyyyyyyyy!!!"
"Kyaaaaaa!!,ketosnya DHSS!!!!"

Teriakan histeris terdengar dari siswi-siswi yang berada di sana.

Aaron Lucas Gevander.
Sang protagonis pria dengan segala plot hidupnya.
Tragedi 1 tahun lalu benar-benar merubah dirinya mulai dari penampilannya yang biasanya bad boy acak-acakan berubah menjadi lengkap dan rapi serta sifat yang diperlihatkan sejak awal sifatnya bukanlah dingin tapi bisa ramah juga tapi sekarang sikapnya sangat dingin.
Sudah ada banyak perempuan yang berusaha meluluhkan gunung es itu tapi tidak ada yang berhasil melakukannya.

Dari sisi lain seorang siswi berambut sebahu berlari sambil menunduk dia tidak tau jika gerak-geriknya terbaca oleh tiga pasang mata tajam dari orang-orang yang di incarnya.

"Bruk!"
"Auu!"

Siswi itu mengaduh dia membuka matanya lebar-lebar.
Padahal tadi dia sudah memastikan arah larinya sudah benar dia akan menabrak Aaron lalu Aaron akan menangkapnya mereka akan berpandang-pandangan seperti drama korea yang dia tonton tapi kenapa dia malah terjatuh seberti ini.

"Pft!"
"Ingin menabrak ketos kita?!"
"Murid baru gatell!!"
"Hahahahahaha!!!!"

Gadis itu tidak-tidak yang di maksud adalah wanita itu.
Kafka Ayatha Nelson.
Siswi baru yang di perkenalkan sebagai putri semata wayang keluarga nelson yang menghilang sejak satu tahun yang lalu.
Aaron mengerutkan kening wajah siswi baru ini entah kenapa mengingatkannya pada siswi gila itu.
LOLITA SARI.
Siswi gila yang selalu membuat onar di DHS tapi di hari yang sama sengan kecelakaan Queen nya dia menghilang tanpa jejak.
Menepis pemikiran itu karena itu mustahil karena siswi gila itu adalah seorang jalang di club malam sedangkan siswi di depannya harusnya adalah gadis terhormat karena merupakan anak tunggal keluarga Nerlson.
Bahkan meski bukan salah satu dari 10 besar terkaya tapi itu adah keluargq terkaya ke 12 di Indonesia.
Meski tidak ada bandingannya dengan Gevander yang merupakan keluarga terkaya ke 2 di dunia.

"Gue pikir putri tunggal Nelson itu orang terhormat bukan seorang pencaper kaya lo!"

Suara seorang gadis dari ujung koridor sekolah mengalihkan atensi semua siswa di sana.
Clarissa Lucy Gevander, Clarissa sang antagonis wanita.
Dia berjalan perlahan tapi pasti menuju kakak nya.

"Hey neng Lucy"

Salah satu dari dua teman Aaron menyapa dengan tengil.
Clarissa menatapnya horor.
Dia menatap ke kakak nya.

"Kak lo dapet temen mungut di Rsj ya?"

Aaron menarik sudut bibirnya keatas sedikit.
Sangat sedikit sampai tidak ada siapapun yang menyadarinya.

"Iya gue mungut dia pas lagi kabur dari Rsj"

Pemuda yang di bicarakan memasang wajah depresi seketika.

"Kakak adik sama aja!"
"Pft"

Pemuda terakhir di sana menahan tawa saat melihat keadaan sahabatnya.
Tapi demi menjaga image nya dia hanya bisa mati-matian menahannya.

"Kevin lo ketawa gue cekik lo!"

"Pft hahahahaha"

Akhirnya tawanya pecah seketika.
Kevin Artala Gemilang.
Si bungsu keluarga Gemilang.
Gemilang adalah keluarga yang  memiliki usaha di bidang pendidikan mereka memiliki puluhan sekolah di berbagai daerah di indonesia.
Si kalem kalem menghanyutkan.
Sedangkan satunya.
Arka Nichollas Sebastian.
Si tengah Sebastian.
Dia adalah blasteran indo inggris.
Keluarganya memiliki usaha di bidang pelayaran.
Si paling mendramatis.
Play boy kelas kakap tapi aneh nya masih banyak yang mau.

"Hiks kamu koh hiks bilang gitu Clari, aku hiks bukan hiks pencaper hiks"

Ekpresi wajah mereka mendatar seketika,kerutan halus muncul di dahi Clarissa.

Clarissa menatapnya tajam.
Dia sangat membenci orang yang memanggilnya dengan nama itu karena itu adalah nama khusus untuk sang sahabat.

"Tutup mulut lo!,siapa yang ngijinin lo manggil gue pake nama itu!"

Kafka menatap Clarissa dengan tangisannya tapi tatapannya penuh kebencian.
Membuat mereka ber empat yang melihatnya mendecih dalam hati.
Setidak nya jika ingin ber drama di depan mereka harus sempurna ekpresi dan tatapan lah ini ekpresinya si oke tapi tatapannya memiliki nilai negatif yang menhancurkan.

"Hiks kenapa, kan Hiks itu nama nya hiks kamu?"

"Akh!"

Clarissa menginjak jari Kafka dengan sepatunya.
Ekpresi marah terlihat jelas di wajah nya.

"Terserah gue mau nginjinin lo apa ngga,dan lo ngga berhak tau alasannya!"

Dia menekan injakannya menyebabkan wanita itu memekik kesakitan.

"Akh!"
"Hiks sakit!"

Jeritan kesakitan terdengar di sana.
Tapi tidak ada satupun yang peduli.
Lagi pula tidak mungkin ada oang yang tidak sengaja ingin menabrak setiap hari dan salah panggil nama setiap hari.

"Lagian ya,lo bukan anak kecil yang harus di kasih tau setiap hari bahkan anak Tk aja ngga akan ngulangin kesalahan setiap hari,jadi tinggal lo terima aja konsekuensinya!"

Ucap Clarissa dingin.

"Ma-maaf Cla akh!"
"Ma-maaf rissa!"

Clarissa acuh dia melangkah ke arah sang kakak yang menatap semuanya acuh.
Sedangkan Kevin dan Arka sama-sama saling pandang.

"Lo bukannya siswa Ips kenapa ada di gedung Ipa?"

"Bener juga"
"Dia kan kls Ips"
"Dih dasar caper"

Bisik-bisik terdengar di sekitar.
Kafka gelagapan dia langsung berdiri dan berlari pergi.

"Apa yang kalian lakukan"
"Bell masuk sudah berbunyi"
"Masuk kelas sekarang"

Semua siswa dan siswi yang menyaksikan drama langsung bubar pergi ke kelas masing-masing.

-

Di sisi lain.
Di waktu yang bersamaan.

Ruang VVIP no 1 di sebuah rumah sakit terbaik di seluruh dunia.
Seorang gadis cantik yang sudah menutup mata selama 1 tahun perlahan mulai membuka matanya.
Mata yang sudah tertutup cukup lama itu perlahan terbuka menampakan iris mata indah yang sangat mempesona.
Aroma obat-obatan yang kuat memasuki indra penciumannya.
Manik mata itu menatap sekeliling memproses semua yang ada di pikirannya.

"Apakah sudah satu tahun sistem?"

"Sudah nona"

Senyum indah perlahan terbentuk di bibir indahnya.
Dia kembali.
Sang pemeran utama telah kembali untuk memainkan perannya.
























Figuran Utama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang