Panglima MadyaLoka

6 1 0
                                    

Ultraman Jaeger - Dasa Prana Nusantara.
Karda - Panglima MadyaLoka.

"Kenapa mereka masih berada di sini!!" Seorang wanita dengan baju zirah berwarna hitam memakai penutup wajah nampak membuka pintu pondok Mpu Pradipta berada, dengan segera sang wanita menghardik ke arah Jayden yang tengah terduduk di atas lantai kayu.

"Steel Seruni, Ksatria Lembah Mawar Ungu...," Ujar sang Mpu sesaat setelah melihat ke arah seorang wanita yang baru saja memasuki pondok nya, Nuya dengan segera bangkit dari tempat duduknya dan bergegas mendekati sang Ksatria Wanita.

"Kakak...," Ujar Nuya, sang Gadis mencoba menenangkan sang Ksatria wanita, Nuya mengetahui bahwa akan ada kabar yang sangat genting ketika melihat air muka serius sang Ksatria.

"Dyah, dengarkan...," Ujar Steel Seruni sembari memegang kedua pundan Nuya.

"Pasukan Madyaloka sedang bergerak ke arah sini, seorang pengintai melihat rombongan pasukan berkuda melewati lembah cahaya!!" Nuya nampak terkejut, dirinya tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh seorang wanita yang tengah berdiri di hadapan nya.

"Kalian berdua harus meninggalkan tempat ini sebelum...," Sebelum Steel Seruni tersebut menyelesaikan kata kata nya, satu guncangan yang berasal dari beberapa Prana milik pasukan Madyaloka menggetarkan seluruh tempat.

"Sial...," Steel Seruni meraih pedang panjang di bagian pinggang nya dan mulai berlari ke arah asal suara tersebut.

"Kalian Cari tempat berlindung!!" Ujar sang Ksatria wanita sembari melompat ke atas kuda tunggangan nya dan mulai bergerak ke arah Benteng.

Seluruh kawasan Lembah Mawar Ungu di kelilingi oleh Benteng tebal yang melindungi mereka dari serangan, sehingga seluruh penduduk masih dapat bertahan ketika konflik kedua kerajaan terjadi.

"SIAGA!!" Seluruh prajurit lembah mawar nampak berlarian ke arah tembok besar penghalang, beberapa dari mereka mulai merapal mantra dan menaik kan prana untuk melakukan serangan balik.

"Panglima Karda dengan bala tentara sedang menuju ke arah sini...," Ujar seorang prajurit, Adipati Badra bangkit dari tempat duduknya dan melangkahkan kaki keluar dari padepokan.

"Tutup Gerbang depan!!, Jangan biarkan mereka melewati pembatas!!" Seru sang Adipati, Dua buah pintu berbahan besi campuran nampak menuruni sebuah jalur di kedua sisi gerbang yang menuju ke arah perbukitan.

Dua kelompok ksatria terlihat berkumpul di bagian tengah desa lembah mawar ungu, kilatan Prana berbentuk berwarna gelap nampak mengepul di sekujur tubuh mereka, mantra Perisai Jagat Benua mereka rapal dan tak lama sebuah bulatan nampak mengembang dan menutupi seluruh lembah.

"Apapun yang akan terjadi, Lembah Mawar Ungu harus bisa bertahan dan menghindari konflik kedua kerajaan...," Ujar Adipati Badra, ratusan panah api kembali meluncur ke udara, dari seluruh penjuru terlihat lemparan bola api yang berasal dari prana prajurit Madyaloka, tetapi seluruh serangan dapat di hentikan oleh Perisai Jagat Benua.

"Adipati Badra...," Satu suara yang sangat di kenal oleh sang adipati mulai terhubung dengan indra nya, sang Adipati memejamkan kedua mata dan mulai berbicara dengan indra ke enam nya.

"Panglima Karda...," Ujar Sang Adipati, Jayden dan Nuya berlari keluar dari pondok, dalam ingatan mereka hanyalah beberapa anak kecil yang tengah berlatih ilmu bela diri di lapangan luas

"Apa yang kau inginkan, wahai panglima?" Ujar sang Adipati kembali berkata.

"Seorang pemuda asing yang sedang bersama putrimu, serahkan pada kami." Suara Panglima Karda terdengar jelas dalam benak sang Adipati, Jayden dan Nuya mulai berlari mendekati  arah sisi dalam Benteng Lembah Mawar Ungu.

"Prameswari menginginkan nya...," Sang Adipati tersentak ketika mendengar nama salah satu dari dua penguasa.

"Dengan hormat, Wahai Panglima, biarkan kami yang mengadili nya...," Ujar Sang Adipati, pria tersebut berusaha untuk meyakinkan Sang Panglima.

"Pemuda Asing dan Putri ku, aku sendiri yang akan memberi hukuman pada mereka...," Kembali sang Adipati berkata, sebilah panah api terlihat melesat melewati celah Perisai Jagat Benua dan meluncur dengan deras ke arah bagian dalam tembok Lembah Mawar Ungu.

"Serahkan mereka pada ku, Adipati Badra...," Sang Adipati mengepalkan kedua tinju nya, kemarahan mulai dirasakan olehnya tetapi, keselamatan seluruh penduduk yang saat ini menjadi tujuan utama nya.

"Sekarang juga."

Jayden menatap ke arah lapangan tempat para anak kecil yang tengah berlatih, seorang anak lelaki terlihat berlari di tengah lapangan luas berusaha untuk mencari perlindungan dari serangan Panglima Karda, tetapi sebuah panah melesat ke arahnya.

Tanpa fikir panjang Jayden berdiri di antara anak lelaki dan panah berapi yang tengah meluncur deras, satu detik kemudian, panah tersebut menembus tubuh Jayden dan melesat ke tempat kosong.

Nuya hanya dapat terdiam ketika sebilah panah yang meluncur deras dari arah luar menembus tubuh pemuda yang tengah bersama nya, tubuh Jayden nampak terjatuh dan terbaring lemah di atas hamparan padang rumput Lembah Mawar Ungu

"DENGARKAN SEMUA!!, PENDUDUK LEMBAH MAWAR UNGU!" Melihat seluruh serangan yang dilancarkan dapat di mentahkan oleh Perisai Jagat Benua, panglima Karda mulai memberikan sebuah ancaman kepada seluruh penduduk Lembah Mawar Ungu.

"Aku Karda!!, Panglima Pasukan Bumi Madyaloka!!" Pasukan kedua kerajaan Madyaloka terlihat bergerak menuruni bukit, sementara Prana Perisai Jagat para Ksatria Lembah Mawar Ungu mulai terlihat melemah, beberapa celah mulai nampak di sekitar perisai prana tersebut.

"Serahkan pemuda asing yang berada di tengah kalian, atau...," Ujar Sang Panglima kembali sembari turun dari atas Unicorn tungganganya, selembar kain hitam nampak berkibar memberi tanda pada pasukan untuk kembali melakukan serangan kedua.

"Kami akan meratakan seluruh tempat ini..." ujar Karda kembali, sesaat kemudian, dari bagian belakang pasukan berkuda, seorang prajurit kembali memberikan aba aba untuk memulai serangan, gempuran panah api dan energi prana dari pasukan Madyaloka kembali terjadi, tetapi seluruh usaha yang mereka lakukan tak dapat menembus Perisai Jagat Benua para ksatria lembah mawar ungu.

Melihat kejadian tersebut, amarah dari Karda memuncak, dari balik jubah hitam sang panglima terlihat tangan kanan nya meraih sebuah benda bercorak hitam dengan bentuk segi delapan.

"Bangkitlah, Raksasa...,"Sang Panglima mengarahkan benda persegi delapan tersebut ke angkasa, tak lama kemudian, sebuah Bayangan hitam terlihat bergerak pelan, seluruh dataran terlihat berguncang ketika seekor Makhluk berukuran raksasa mencengkeram puncak bukit.

Bayangan hitam nampak bergerak pelan di balik bayangan perbukitan di sekitar lembah mawar ungu, suara raungan keras terdengar ke seluruh pelosok lembah, bumi bergetar ketika satu tapak kaki berukuran raksasa mulai melangkah mendekati desa tersebut.

"Apa yang sudah kau lakukan, Karda...," Adipati Badra hanya dapat terdiam melihat seluruh kejadian tersebut, dirinya tidak mempercayai apa yang telah di lakukan sang panglima yang tengah mengepung daerah kekuasaan nya.

"Dia membangkitkan...," Steel Seruni tidak mempercayai pandangan matanya, Seekor makhluk berukuran raksasa bergerak menuju ke arah mereka.

"Murga."

"Semua untuk, Prameswari...,"

Ultraman JaegerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang