Saranjana - Negeri Delapan Menara

4 0 0
                                    

Ultraman Jaeger - Dasa Prana Nusantara.
Saranjana - Negeri Delapan Menara.

Padang gurun luas memanjang, barisan bukit karang diantara hamparan pasir debu, tersapu angin selatan sebentar berputar, terangkat dan menghilang, ketika senja menyapa seluruh alam, keheningan dalam jiwa yang penuh pertanyaan, ketika alam memanggil seseorang dari ujung sana, untuk mengabdi pada sebuah bumi diantara dua matahari dan beberapa dunia.

Langkah kaki yang hampir terhenti, sejenak terdiam menarik nafas dan kembali berlari, menyusuri hamparan luas berpasir, sesekali menatap angkasa, langit biru tanpa suara, udara hangat menyapa tanpa kata, wahai para pengembara, jejak langkah kaki di atas pasir suatu ketika akan kembali bercerita, di tempat ini, kami berdiri, di depan pintu besar dua dunia, sebuah misteri yang akan terbuka, ucapkan selamat datang di satu semesta.

Saranjana Negeri Delapan Menara.

Tiga penunggang kuda terlihat bergerak dengan kecepatan tinggi di atas tunggangan mereka, bergerak diantara debu dan pasir di atas hamparan padang gurun yang sangat luas, sejauh mata memandang hanya terlihat pasir dan tumpukan batu karang di sekitar nya, udara panas dan teriknya matahari tidak mereka rasakan, hanya ada satu tujuan dalam benak mereka, secepatnya harus mencapai suatu tempat di daerah selatan.

Seekor elang nam terbang rendah, sesekali mengepak kan kedua sayapnya untuk menjaga ketinggian terbang nya, kedua mata burung elang tersebut seakan mengawasi dan mengawal para penunggang kuda yang tengah bergerak diatas padang pasir, sesekali mata sang elang menatap ke arah belakang, mengawasi keadaan sekitar.

"Baja!!" Steel Seruni mengambil potongan daging kemerahan dari sebuah kantong kecil yang berada di pinggang nya, potongan daging tersebut diarahkan pada sang elang yang tengah terbang rendah di atas mereka.

Mendengar panggilan dari Ksatria wanita, sang Elang dengan cepat menukik tajam ke arah Steel Seruni dan hinggap di lengan kanan sang Ksatria wanita.

Steel Seruni hanya tersenyum saat elang tersebut mematuk potongan daging kemerahan di telapak tangan nya, Nuya menghentikan Unicorn tunggangan nya dan melompat turun.

Nuya memperhatikan sekelilingnya, tumpukan batu karang terjal yang berjejer membuat barisan bukit di tengah padang pasir merupakan tempat yang cocok untuk beristirahat setelah seharian menempuh perjalanan.

Tumpukan batu karang terjal terlihat di sisi kiri mereka, sebuah jalur jalan sempit berpasir diantara dua celah perbukitan berada di sisi mereka, sejenak Nuya menatap ke arah celah tersebut dan melangkahkan kaki ke arah tunggangan nya.

"Kita bermalam disini...," Ujar Steel Seruni sembari menurunkan beberapa kantong berbahan kasar yang berada di atas tunggangan nya, Unicorn berbulu hitam di hadapan Ksatria wanita meringkik ketika Seruni menempuk kepala nya.

"Mereka tidak akan menemukan kita." Nuya menuangkan air ke dalam sebuah wadah dan memberikan nya kepda Tiga ekor Kuda Bertanduk yang menjadi tunggangan mereka.

"Tidak secepat itu...," Ujar Nuya sembari mengambil beberapa butir buah buahan yang dibawa olehnya, Seekor kuda bertanduk segera mengambil sebutir buah berwarna kehitaman yang berada di atas telapak tangan Nuya dan segera memakan nya.

Tak lama semua buah di atas telapak tangan sang gadis telah hilang dari pandangan, tiga ekor kuda bertanduk yang kelaparan telah menghabiskan buah buahan tersebut, Nuya tersenyum sembari menepuk kepala Unicorn tunggangan nya.

"Kakak, kau tahu wanita yang dimaksud Ayah?" Tanya Nuya, Steel Seruni hanya melirik ke arah nya dan mengambil beberapa kantong tidur dari dalam sebuah kantong besar.

"Dark Srikandi, pemimpin pasukan Ksatria Gelatik...," Ujar Steel Seruni cepat.

"Gelatik Knight."

"Beberapa kali aku pernah berhadapan dengan nya." Ksatria wanita tersebut meraih pedang panjang di pinggang nya dan menaruh benda tersebut di atas sebuah batu.

Masih teringat olehnya beberapa waktu yang lalu ketika dirinya harus berhadapan dengan seorang Panglima Madyaloka pada sebuah pertempuran.

"Dan, kisanak, apa ceritamu? Apa yang membuatmu datang ke tempat ini?" Tanya Steel Seruni pada Jayden yang duduk di dekat salah satu kuda bertanduk, Jayden hanya terdiam, seluruh kejadian ini terasa begitu cepat, begitu nyata, untuk sesaat sang pria hanya dapat melihat ke arah mata sang Ksatria wanita dan kembali menunduk kan wajah nya.

"Mpu meminta kita untuk bergerak ke selatan, melewati padang gurun dan menuju ke satu tempat...," Ujar Nuya, sang gadis mengetahui apa yang ada dalam benak pria di hadapan nya, dirinya masih belum tersadar sepenuhnya, seluruh kejadian yang berlalu masih membuat sang pria dihadapan nya kebingungan.

"Saranjana, Negeri delapan menara...,"

"Menurut perhitungan ku, tempat itu tidak jauh dari sini...," Kembali Steel Seruni berkata, Ksatria wanita di hadapan Nuya menancapkan pedang Cakra di atas sebuah batu besar, udara dingin mulai memenuhi tempat tersebut seiring dengan hilangnya cahaya matahari.

"Hanya membutuhkan setengah hari perjalanan dari sini, dan kita akan segera mencapai nya." Ujar Nuya, dirinya hanya berharap dapat mencapai tempat tersebut sebelum Dark Srikandi dan Gelatik Knight menemukan mereka.

"Tetapi...,"

"Aku sudah menanyakan tempat itu di setiap perhentian yang kita singgahi, dan tadi pagi sebelum kita berangkat...," Kembali Steel Seruni berkata, kedua mata nya menatap ke arah seekor Elang yang hinggap di atas punggung Unicorn tunggangan nya.

"Aku kembali bertanya pada beberapa pedagang yang baru tiba dari daerah selatan...," Jayden hanya mendengarkan dengan seksama, senja mulai terlihat di atas padang gurun ketika matahari perlahan lahan mulai menghilang dari angkasa.

"Apa jawaban mereka?" Tanya Nuya penasaran, Putri sang Adipati nampak bersemangat mendengarnya.

"Tidak ada tempat bernama Saranjana." Ujar Steel Seruni, Ksatria wanita hanya menunduk kan wajah, ekspresi kekecewaan nampak di wajah Nuya saat mendengar kabar tersebut.

"Saranjana adalah tempat gaib...," Ujar Steel Seruni kembali berkata.

"Tidak akan ada seorangpun dapat memasuki tempat itu...,"

"Tanpa di undang."

Tidak jauh dari tempat mereka berada, sekelompok prajurit bersenjata lengkap dengan baju zirah di tubuh mereka tengah berkumpul di suatu tempat.

"Dyah Putri, beberapa pengembara yang baru saja tiba dari selatan mengatakan bahwa mereka melihat tiga penunggang kuda bergerak di atas padang gurun...," Ujar seorang prajurit, Wanita dengan zirah hitam hanya menatap tajam ke arah hamparan pasir yang berada di hadapan mereka.

"Steel Seruni, kali ini, di tempat ini, aku akan menghabisi mu...,"

Ultraman JaegerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang