Silla

6 0 0
                                    

Ultraman Jaeger - Dasa Prana Nusantara.
Silla.

Pada hari ini, ketika seluruh hamparan padang luas disinari cahaya mentari, ketika para Unicorn berhenti di sisi danau, saat burung bersayap kemerahan yang melintas di angkasa dan hinggap di salah satu dahan pohon di atas benteng, ketika semilir angin lembut dari utara memenuhi seluruh lembah, dan saat bulan bersinar diangkasa pada ujung malam.

Secercah cahaya di langit, kilasan bintang ber ekor, lintasan waktu yang terhenti di tengah malam, ketika suara gemericik air menjadi sunyi, tetesan air yang melayang di udara, satu Jiwa Ksatria telah terjaga, mulai bangkit dan bersuara, teriakan lantang dari benda segitiga, RaksaSoul yang memancarkan cahaya, di tempat ini, aku bersumpah, mereka telah kembali, aku melihat mereka dengan mata kepala ku sendiri, para penghuni sebelum kita, para Wangsa Raksasa.

"BERTAHAN!!" Dua kelompok Ksatria Lembah Ungu masih menahan serangan dari pasukan Panglima Karda dengan Prana mereka, Tenaga dalam yang terpancar ke angkasa dan membentuk setengah bulatan yang menutupi seluruh lembah sedikit demi sedikit nampak pecah di beberapa bagian.

"PERTAHANKAN PERISAI!!" Ujar Steel Seruni sembari memacu kuda tunggangan nya, sang Ksatria Wanita bergerak ke arah pintu gerbang utama dimana beberapa prajurit Panglima Karda berhasil menerobos masuk melalui celah yang retak terkena gempuran dari arah depan.

"Kakanda...," Sang Adipati hanya dapat terdiam ketika melihat ke arah bagian belakang tembok pertahanan.

Seekor Murga bertanduk bergerak mendekat ke arah kawasan Lembah Mawar Ungu, setiap kali sang Raksasa melangkahkan kaki, bumi terasa bergetar, dengan tangan kanan nya, Sang Murga meraih sebatang pohon besar dan melemparkan nya ke arah desa.

Pohon besar tersebut nampak tertahan di udara sesaat setelah menyentuh perisai Jagat Buana, tetapu dari arah lain, pasukan panglima Karda kembali melemparkan energi Prana ke arah perisai yang melindungi desa tersebut.

"Kakanda, kita harus melakukan sesuatu, pasukan pertahanan tidak akan dapat menahan serangan ini terlalu lama...," Ujar sang Adipati pada seorang Resi yang berada di sampingnya.

"Tenaga Prana mereka hampir habis." Ujar Sang Adipati kembali berkata, sang Resi hanya menunduk kan kepala, orang tua tersebut hanya terdiam, tidak tahu apa yang harus di lakukan olehnya untuk menyelamatkan Lembah Mawar Ungu dari amukan Karda.

Murga semakin mendekat, kedua mata nya sejenak berubah warna menjadi kemerahan, dan dalam sekali tarikan nafas, dari mulut makhluk berukuran raksasa terlihat kobaran api yang menyembur ke arah Perisai Jagat Buana.

"Bertahan, demi apapun, bertahanlah...,"ujar seorang prajurit, sang prajurit kembali mengerahkan seluruh kekuatan nya untuk menahan serangan Murga, kedua tangan nya nampak bergetar saat memaksa energi prana untuk tetap memancar dari dalam tubuhnya.

Kobaran api dan hantaman prana dari prajurit Madyaloka nampaknya membuahkan hasil, cahaya yang melindungi desa nampak meredup, hanya dalam hitungan nafas, Perisai Jagat Buana akan segera padam.

Melihat keadaan seperti ini, Steel Seruni meraih sebilah busur dan beberapa anak panah, dan sesaat kemudian, sang ksatria wanita melepaskan puluhan anak panah yang mengenai beberapa prajurit Panglima Karda.

"Seluruh perlawanan kalian, akan sia sia!!, Hari ini, kalian semua akan musnah di tangan Murga!!" Ujar sang Panglima sembari mengarahkan benda persegi delapan ke arah makhluk berukuran raksasa.

Kedua mata raksasa tersebut kembali menyala, seluruh prajurit Lembah Mawar Ungu kembali bersiap untuk menerima serangan, Steel Seruni masih berusaha untuk menahan serbuan energi prana dari arah depan.

"Pada saat terakhir, satu harapan yang hampir musnah, satu titik cahaya akan menyala...," Ujar Sang Resi dengan lirih, dirinya masih menggenggam erat satu harapan bahwa, pertolongan dari langit akan segera tiba.

"Tidak mungkin...," Sebaris sinar berwarna perak menyambar dari arah belakang, untuk sejenak serangan dari Murga terhenti, tanah kembali bergetar saat satu sosok raksasa kembali muncul.

"RaksaSoul...," Ujar Sang Resi saat melihat satu sosok bayangan yang tengah melangkah pelan menuju ke arah benteng.

"Apa yang telah kau ucapkan, seluruhnya menjadi kenyataan...," Ujar Sang Adipati, Sosok raksasa yang masih bermandikan cahaya perak melangkahkan kaki bergerak mendekat ke arena pertempuran.

"Mereka...," Steel Seruni hanya tertegun saat melihat sosok berwarna perak tersebut, kedua tangan nya terlihat bergetar, dirinya teringat semua ucapan ke tidak percayaan nya pada sang Resi.

"Telah kembali." Ujar Steel Seruni berkata lirih

"Hey, Pemuda Asing!!" Sang Resi tiba tiba berteriak ke arah sang Raksasa.

"Bentuk pertama dari sang Raksasa adalah Silla!!" Ujar Sang Resi kembali berkata, Sosok raksasa berwarna perak hanya menganguk kan kepala.

Kepalan tinju dan tapak terangkat ke udara, sebuah kembang dari jurus pertama mulai terbuka, langkah kaki tinju baja bersiaga, membuka mekar dan terkembang di tengah cahaya perak.

"Sila?" duduk dengan mata terpejam, merasakan seluruh gerakan di sekitar dan menyerang dengan kecepatan.

"Seluruh tubuh berwarna putih, seperti sabuk bela diri, langkah awal dari sebuah perjalanan...," Ujar sang Resi.

"Aku mengerti." Ujar seorang pemuda dari balik Nitilion, Jayden mengangkat ke dua tangan nya dan membuat satu gerakan, gerakan berbentuk kembang sebagai pembuka dari bermacam jurus mulai di perlihatkan oleh sang Raksasa.

Sang Raksasa terlihat mengembangkan kedua lengan dan membuka telapak tangan kanan, sementara tangan kiri mengepalkan tinju yang siap untuk di layangkan ke arah makhluk di hadapan nya.

Satu hantaman telah bersarang di wajah Murga, dan di ikuti oleh satu tendangan ke arah perut, raksasa berwarna perak memutar tubuh nya dan kembali melayangkan satu tendangan ke arah Murga yang membuat makhluk tersebut terdorong mundur beberapa langkah ke belakang

Kedua kaki sang Raksasa menjejak tanah, sembari menekan telapak ke arah depan, secercah cahaya nampak memancar dari telapak tangan sang Raksasa dan menghantam tepat ke arah makhluk yang berada di hadapan nya.

"Prana Perak...," Ujar Adipati saat melihat sebilah sinar memancar dari kedua tangan raksasa perak.

"Hey, Pemuda Asing!!!" sang Resi kembali berteriak ke arah raksasa perak

"Silangkan kedua tangan mu!!" Orang tua tersebut membuat sebuah bentuk dari kedua tangan nya, raksasa perak tersebut hanya menganguk kan kepala dan mulai menyilangkan ke dua tangan nya.

"Prana Hasta...," Inti Nitilion di bagian dada raksasa perak mulai bercahaya, kilatan sinar berwarna ungu nampak menjalar menuju kedua tangan sang raksasa.

"Saatnya mengakhiri seluruh pertandingan." Jayden kembali merapatkan kedua telapak tangan, cahaya ungu seketika berubah menjadi merah, energi Prana yang terkumpul di telapak tangan sang raksasa perak nampak membesar.

Sang Raksasa menyilangkan kedua tangan nya, makhluk di hadapan nya mulai bangkit dan berlari ke arahnya, kaki kiri Jaeger tertarik ke arah belakang, dan dalam sekejap, cahaya berwarna merah meluncur deras dari lengan sang Raksasa dan menghamtam seluruh bagian tubuh makhluk yang tengah berlari ke arahnya.

"Tidak...," Sebelum Karda menyelesaikan ucapan nya, sebilah pedang terlihat menembus bagian atas tubuh dari sang Panglima, untuk sesaat, Sang Panglima masih dapat melancarkan serangan ke arah sang penyerang namum luka yang di derita olehnya terlalu dalam.

"Kau...," Sang Panglima masih dapat mengangkat pedangnya untuk terakhir kali sembari mengarahkan pada sosok raksasa yang berdiri di hadapan nya, tak lama, tubuh panglima terlihat oleng dan jatuh di atas rerumputan.

Ultraman JaegerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang