Chapter 6 : Hukuman

1.1K 69 3
                                    

Ciee pada nungguin yaa??

Hehe, maap yah absen beberapa hari.

Vote nya kak.

Btw follow sosmed aku dong. Disana bakal banyak spoiler nih :

tiktok : 1. @munchengirl_
                2. @bachiragirl_8

Instagram : @pittryy_19

𐙚 Happy Reading 𐙚

Cuaca pagi yang cerah menambah senyum lebar di wajah Kayla. Kejadian kemarin terulang lagi dalam benaknya, ketika ia berulang kali bertemu dan berbicara dengan Gus Zayn. Entah apa yang muncul dalam hatinya, ia seakan-akan tak ingin menjauh dari Gus Zayn.

Senyum nya juga semakin melebar ketika tahu bahwa dalam seminggu ini, Gus Zayn akan menjadi guru sementara pada mapel fiqih. Entah itu kebetulan atau memang direncanakan, jam pertama di hari ini, kelas Kayla akan diisi oleh Fiqih.

"Heh! Lu yang gangguin gw duluan!" Teriakan Lia kini membuyarkan lamunan Kayla.

"Kenapa lagi sih ini? Pake noh sepatunya, habis shalat bukannya adem malah ribut!" Namun seakan tuli, Lia dan Atin yang sedang bertengkar seakan tak mempedulikan perkataan Dhea.

"Heh! Gue nggak gangguan lu ye. Asal lu tahu, tadi pas shalat rambut lu keluar! Makanya gue benerin, lu malah dorong gw," teriak Atin tak mau kalah.

"Gue udah salat itu loh. Kenapa-" Ucapan Lia pun terhenti ketika Meira menepuk bahu kanan Lia.

"Hari ini gue lagi pengen baik terus yah. Malah ada dua iblis kayak kalian yang bertengkar habis salat dhuha." Meira kini bagaikan malampir yang mengeluarkan aura iblis nya, membuat dua sejoli yang tadinya bertengkar kini terdiam.

Hufh. Meira hanya mampu menarik nafasnya dalam lalu membuangnya berusaha bersabar.

"Tahu nggak ini masih pagi loh, jangan dulu ribut. Dan untuk sekarang, pakai sepatunya kita ke kelas sekarang. Lihat sekeliling kita, udah nggak ada orang di musala sekolah. Yok pergi sekarang." Untungnya Meira bisa menahan emosinya agar tidak meledak. Namun, bukannya menurut, mereka berdua malah saling salah-salahan.

"Iya Mei. Tapi udah jelas kan Atin yang salah?" Lia membuat suasana makin kacau sekarang.

"Lah orang aku cuman benerin mukena lu." Atin tak mau kalah, ia malah semakin menjadi-jadi.

"Makanya lu kalo salat tuh khusyuk. Nggak boleh tahu shalat main gitu," ucap Lia dengan nada bicara yang lembut.

"Lah lu-"

"Stop kalian. Dhea! Kayla! Kalian nggak niat bantuin aku pisahin nih dua anak?" rengek Meira kini.

"Ah malas ah. Aku lagi nggak mau ngomong, mulut aku nggak bisa damai sama keadaan soalnya." Dhea lalu hanya berdiam menatap teman-temannya itu.

Lalu Kayla? Ia hanya duduk berdiam diri membaca novelnya.

"HEH KALIAN BERLIMA! MAU BOLOS YAH!?" Seorang Satpam sepertinya bejalan ke arah mereka dengan sebuah tongkat di tangan kanannya. Bahkan Meira yang ingin memarahi Atin dan Lia terdiam kini. Kayla juga Dhea sama kagetnya, mereka kini menatap satpam itu.

"Kelas berapa kalian!? Kenapa nggak masuk!? Mau bolos yah!? Aku laporkan pak kep kalian yah!?" ucap Satpam tadi saat telah berdiri di depan mereka berlima.

"Ih enggak kok. Nih kita tingguin nih berdua make sepatu. Cepetan make sepatu kalian!" Dhea lalu menunjuk Atin dan Lia yang bergegas memakai sepatu. Setelah Atin dan Lia berhasil memakai sepatunya, mereka berlima langsung saja berlari menuju kelas saat itu juga.

***

Pagi yang cukup merepotkan, dimana mereka berlima harus berlari menuju kelas mereka. Walaupun kelas mereka berada di lantai satu, letak musala dan pintu masuk cukup jauh membuat nafas mereka terengah-engah.

Di koridor yang cukup sepi itu, mereka berlima berusaha menetralkan jantung mereka yang tak henti-hentinya berdetak kencang. Di sana, mereka hanya di temani suara guru yang sedang menjelaskan materi di hadapan muridnya.

"Apa kelas udah mulai yah? Apa Gus Zayn yang ngajar?" bisik Kayla dalam hatinya. Ia mulai penasaran dan ingin sekali bergegas ke kelas, namun nafasnya membuat ia tak kuat untuk berlari saat ini. Ditambah, kelasnyabyabg berada di ujung koridor.

Kini, kelima gadis itu telah sampai di depan kelasnya. Tinggal beberapa langkah lagi gagang pintu kelas pun bisa mereka sentuh. Kayla yang berjalan di paling depan pun langsung saja mendorong pintu kelas.

Disaat Kayla masuk, ia langsung saja melihat wajah tampan Gus Zayn yang tersenyum padanya. Kayla seketika mematung membuat keempat tenan dibelakangnya tak bisa melewati Kayla.

"Kay! Kenapa?" Pertanyaan yang dilontarkan Meira membuat Kayla sadar dari lamunannya dan langsung membuang muka. Ia lalu masuk dan melangkah ke depan kelas diikuti empat orang lainnya.

"Dari mana kalian?" tanya Gus Zayn.

"Maaf Gus. Ini gara-gara Atin, dia make sepatu lama banget." Perkataan Lia itu langsung saja membuat Atin yang sedang berdiri terdiam pun langsung saja mendongak menatap Lia.

"Heh! Lu juga kali!" teriak Atin tak terima.

"Lah kan-"

"Saya bilang Stop!" Ucapan Lia langsung saja terpotong saat Gus Zayn mengeluarkan suaranya.

"Kalian terlambat... 25 menit. Sekarang, kalian berdiri di belakang selama 50 menit, atau saya tambah hukuman kalian!" Tak mau membuat marah Gus Zayn, Atin langsung saja ke arah belakang dan diikuti Kayla, Meira, Dhea dan Lia.

"Kenapa harus dihukum segala sih?" bisik Meira pada Kayla setelah berdiri di belakang.

"Ya terus maunya gimana. Tapi ngeselin sih, masa 25 menit diganti 50 menit." Kekesalan tentu dirasakan Kayla. Bagaimana tidak, hanya terlambat 25 menit dan disuruh berdiri 2 kali lipat? Benar-benar nggak adil kan?

"Iya kan!? Gara-gara lu berdua nih," Meira langsung saja menunjuk wajah Lia dan Atin.

"Ya maap," ucap Lia.

"Ya terus lu mau ngapain? Udah dihukum juga," kini Atin yang berbicara.

𐙚 ˚. ᡣ𐭩

"Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu."
(QS. Yasin ayat 82)

⟣ׅ┈ׂ︩︪┈ׂ━ׂׅ┈ׂ︩︪┈⊰ ׂׂ⋄ ׅ ⃘ׅ♡⃘ׂ ׅ ׂ ⋄ׂ ׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅ⊱┈ׂ︩︪┈ׂ━ׂׅ┈ׂ︩︪┈⟢

Chapter selanjutnya di post hari esok...

Setumpuk CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang