Chapter 10 : Pesantren

1K 61 10
                                    

Assalamualaikum.

Vote!

________

𐙚 Happy Reading 𐙚


Gus Zayn yang ingin memindahkan gunting dari kasur. Namun, tempatnya terlalu jauh untuk Gus Zayn membuat Gus Zayn harus naik ke kasur untuk bisa mengambilnya.

Saat kedua kaki Gus Zayn naik ke atas kasur. Tiba-tiba.

Ceklek...

Pintu terbuka dengan Farhan yang masuk memegang gagang pintu.

"Heh mau kenapa kamu?" tanya Farhan melihat Gus Zayn yang naik ke atas kasur Kayla.

"Eh, enggak Yah. Ini, mau pindahin gunting di sebelah Kayla," ucap Gus Zayn sembari mengambil gunting yang terletak di sebelah Kayla.

"Benar begitu?" tanya Farhan tak yakin.

"Iya Yah. Nggak percaya?" Farhan lalu mundur sembari ingin turun dari kasur.

"Bukan begitu. Tapi, awas yah kalau kamu sampai apa-apain Kayla," ancam Farhan.

"Kenapa? Kan sekarang Kayla adalah kewajiban saya. Tanggung jawab untuk menjaga Kayla sudah saya pegang Yah." Gus Zayn yabg telah turun dari kasur lalu berjalan ke arah Farhan, lebih tepatnya ke arah ointu yabg terbuka.

"Tenang saja, saya masih ingat kalau Kayla bukan lagi milik saya. Tapi, saya tidak akan membiarkan kamu menyakiti putri saya."

Gus Zayn yang berhenti tepat di samping Farhan lalu berkata, "Itu tidak akan terjadi. Ayah bisa mempercayai saya."

Perkataan itu disusul oleh senyuman Gus Zayn yang tentu dibalas senyum juga oleh Farhan. "Saya mempercayai kamu."

Langit malam yang gelap ditemani bulan yang terang benderang. Tak lupa juga para bintang-bintang yang senantiasa berkilau terang setia hingga sang fajar tiba.

Rumah-rumah yang gelap gulita seperti telah hilang kehidupan nya. Lampunya kini tak lagi bersinar.

Kayla yang kini tertidur pulas dalam mimpinya hidup bersama Gus Zayn. Dan Gus Zayn yang melintasi jalan sembari tersenyum mengingat manisnya istri kecilnya.

***

Pagi yang berseri menyejukkan hati, ditemani para embun yang masih saja setia membasahi daun. Kayla turun dari mobil melihat bangunan besar di depan sana, Pesantren Al-Muhajirin.

Ia melangkahkan kakinya tat kala menganga menatap bangunan yang asing baginya itu. Cat hijau yang memenuhi tiap dinding membuat Pesantren itu tampak berseri.

Kini, keluarga kecil itu masuk ke area ndalem. Tempat tinggal Kiai dan Nyai pemilik pesantren.

Disana terdapat dua anak laki-laki dan perempuan yang tampaknya terpaut umur yang tak beda jauh. Tidak! Mereka memiliki umur yang sama, dua saudara kembar berbeda kelamin.

Mereka lah Gus Dafa dan Ning Difa, adik kesayangan Gus Zayn. Umur mereka 15 tahun, setahun lebih muda dari pada Kayla yang kini berumur 16 tahun.

Dafa dengan mulut ceplas-ceplos nya, dan Difa dengan nada lembut dan selalu menjadi pendengar orang terdekatnya. Walau terkadang, Dhiffa akan berubah menjadi orang yang cerewet ketika sedang marah.

Selain itu, Gus Dafa adalah orang yabg sering jahil dan tampak konyol. Sedangkan Ning Difa, ia bahkan jarang sekali berbicara dengan santri jika bukan untuk masalah penting. Hal tersebut membuat siapapun yabg bisa mengobrol atau basa basi dengan Ning Difa dianggap orang yang spesial.

Setumpuk CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang