Chapter 11 : Kamar mandi

956 66 5
                                    

Halloww

Vote.?

𐙚 Happy Reading 𐙚

Siang yang indah di kehidupan yang baru ia jalani. Benar-benar hari yang baru dan masih terasa asing bagi seorang Kayla. Di awalnya ia selalu bangun telat, kali ini ia harus bangun sangat-sangat subuh untuk menunaikan ibadah subuh.

Jam setengah empat sore sudah menyambut Kayla ketika ia masih terduduk mencoba menghafal hafalan nya. Matahari yang begitu terik bisa ia rasakan melalui pipi sawo matangnya yang terkena sinar mentari. Dirinya terdiam lalu menatap mushaf di depannya.

"Udah lumayan cukup hafalan aku siang ini. Mending aku sekarang mandi, pasti antrian udah mengurang nih," ucap Kayla.

Dilihatnya lingkungan tempat ia sekarang. Orang-orang mulai sepi, termasuk Atin, Zea dan Fara yang telah pergi untuk mandi beberapa saat lalu.

Mereka sebenarnya membujuk Kayla untuk berangkat bersama, namun apa daya jika Kayla masih terus menempel pada kasurnya. Setelah beberapa saat, ia bangkit lalu duduk di teras mencoba menghafal dan menunggu beberala menit lagi, baru lah ia pergi ke kamar mandi.

Sekarang sudah cukup lama ia di asrama, Kayla lalu beranjak akan pergi kamar mandi. Beberapa langkah ia berjalan ke luar asrama. Dengan sendirinya ia melirik ke arah kamar mandi, disana tak ada lagi orang membuat ia bersegera, takut diambil jatahnya kali ini.

.
.
.

"Huh, akhirnya selesai juga mandinya." Kayla yang baru saja keluar dari kamar mandi merasa lega serasa menggapai semangat baru setelah seluruh badannya ia bersihkan. Namun, sepertinya perasaan tak enak menghampirinya.

Benar saja, ia mendengar suara langkah kaki orang dari belakangnya.

"Kayla Arnadila As-Syifa. Benar kan itu nama kamu?" ucap seorang gadis dari belakang Kayla dengan menekankan bagian nama panjang Kayla.

Kayla berfikir dalam, "apa lagi ini? Semoga bukan apa-apa deh."

"I-iya. Nama saya Kayla," ucap Kayla sembari berbalik melihat lawan bicaranya. Siapa sangka di balik nya bukan hanya seorang gadis, namun 3 gadis yang bahkan tak ia kenali.

"Oh, jadi ini yang katanya sok dipanggil sayang sama ibu Nyai?" ucap gadis yang berdiri di sisi kiri.

"Sama, caper yah sama Ning Difa. Emang kamu pikir kamu siapa?" Kini, bagian orang disisi kanan.

"Lihat wajahnya!" ucap perempuan di tengah dengan menunjuk kasar wajah Kayla.

"Aku pikir kamu cantik. Ternyata, nggak ada apa-apanya!" Kini perempuan itu memegang kasar dagu Kayla.

"Padahal katanya, kamu datang sama mobil mewah, baju kamu juga keliatan mahal semua. Tapi, nggak pernah skincare-an yah? Pantas kulitnya nggak putih-putih banget!" Perempuan itu lalu membuang kasar wajah Kayla.

"Kak, kakak siapa?" Satu pertanyaan yang muncul dari mulut Kayla membuat tiga orang di depannya tertawa.

"Kenalin. Aku Chelsea, dan mereka Cathy juga Callie!" ucap mereka beberapa detik setelah tawa mereka mereda.

Benar saja, mereka adalah trio yang hobi cari perhatian ke keluarga ndalem. Kalau ada santri baru yang ketahuan dekat dengan keluarga ndalem, mereka tidak akan segan-segan untuk mem bully orang itu terkecuali mereka adalah keluarga jauh Kiai Wildan dan Nyai Gianla.

Chelsea dengan gamis yang kelihatan pendek dan tak menutupi seluruh bagian kaki. Kaos kaki yang hanya sampai di mata kaki, juga jangan lupakan rambut yang sengaja ia keluarkan melalui hijabnya.

Setumpuk CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang