Chapter 12 : Kembali

604 45 4
                                    

"Bagaimana kamu bisa berada di dalam kamar mandi dengan darah yang terus mengalir membasahi tempat itu?" tanya Gus Zayn.

"Kayla..."

"Kayla terpeleset Gus," jawab Kayla melanjutkan ucapannya. Walau dalam hatinya rasa tidak enak karena berbohong menutupinya, ia tetap saja tidak mau berurusan dengan tiga orang itu lagi, hingga ia berakhir berbohong.

"Benar begitu?" tanya Gus Zayn tak yakin.

"Iya Gus. Tidak percaya?"

"Ya sudah. Tapi, kepala kamu masih sakit? Kalau masih, tidur di sini saja," ucap Gus Zayn.

"Hah!? Tidur di sini!?" Namun, siapa yang mengira ucapan Gus Zayn malah membuat Kayla kaget. Bagaimana bisa dua orang yang menurut Kayla tidak memiliki hubungan spesial tidur si kamar yang sama.

"Maksudnya tidur di kamar lain, tidak mungkin bukan tidur di kamar saya," ucap Gus Zayn menenangkan.

"Tapi, mungkin sih. Kan kita berdua sudah halal istriku, Kayla," lirih Gus Zayn dalam hatinya agar tak terdengar oleh Kayla.

"Ohh, begitu. Saya pulang saja kalau begitu. Tidak enak ninggalin teman-teman saya di sana."

"Ya sudah. Tapi, kalau merasa masih sakit, langsung ke klinik atau ke ndalem yah. Pintu ndalem terbuka untuk kamu."

"Ok Gus. Assalamualaikum," pamit Kayla.

"Wa'alakumsalam warahmatullahi wa barakatu."

***

"Tuh anak baru kok bisa keluar dari ndalem?"

"Bukannya tadi dia tidak ada di masjid yah? Ternyata malah caper ke ndalem lagi."

"Tidak habis pikir dengan anak ini.

Cacian lagi-lagi terbit untuk Kayla. Kepalanya yang masih saja pusing, di tambah rumit jika diberikan cacian yang gak mengenal hati untuknya malam itu.

"Hallo Kayla. Senang banget keliatannya."

Kayla yang awalnya tak menggubris perkataan demi perkataan dari para santri, malah mendengar suara yang amat ia tak mau dengar hari itu lagi.

Dan saat Kayla berbalik melihat orang yang menghampirinya, orang itu sama persis dengan apa yang Kayla bayangkan. Chelsea, lagi dan lagi bersama ke dua temannya datang membuat hati Kayla sedikit lelah begitu saja.

"Kepalanya kenapa tuh? Bocor yah? Udah bocor kenapa masih hidup sih? Kenapa nggak..." Chelsea men jeda ucapannya, lalu selang tiga detik kemudian.

"MATI!" satu kata dengan nada yang sedikit berteriak muncul dari sisi kanan dan kiri Chelsea, yang tak lain merupakan dua komplotan Chelsea.

"Kak," ucap Kayla yang ingin mengeluh karena diganggu lagi. Menurut Kayla hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi dirinya.

"Siapa yang kalian doain mati?"

Belum Kayla melanjutkan ucapannya, ada seorang perempuan yang keluar dari dalam masjid. Bertepatan juga saat ini Kayla, Chelsea and yang lainnya sedang berada dekat dengan teras masjid.

Orang yang datang itu, langsung berdiri menghampiri ke empat orang itu.

"Kalian yang gangguin Kayla yah?" tanya Atin.

Yap, orang itu adalah Atin. Atin baru saja selesai menemani Zea yang sedang mencari pena kesayangan nya yang hilang di masjid. Namun, karena bosan menunggu, Atin keluar dan tak sengaja mendengar perbincangan mereka di sana.

"Kenapa emangnya?" tanya Chelsea dengan gaya sombongnya.

Chelsea dan Atin memang orang yang selama bersitegang sejak masih di MI. Bahkan saat Atin keluar dari pesantren, ia sangat bahagia. Namun kebahagiaan nya harus terhenti saat mendapatkan kabar Atin yang kembali.

"Alay lu." sarkas Atin.

Sedang Chelsea hanya menganga mendengar penuturan Atin yang lalu Atin dan Kayla pergi meninggalkan tempat itu.

***

"Kamu dari mana, Kay?" tanya Fara saat melihat Kayla baru sampai di asrama mereka.

"Da-"

"Dari Ndalem," ucap Atin menjawab pertanyaan Fara. Atin benar-benar sangat cemburu dan kesal bagaimana bisa temannya ini keluar dari Ndalem. Namun ia berusaha menutupinya walau tak rela.

"Atin, udah Tin. Mungkin Kayla punya urusan," ucap Atin membatin.

"Kenapa Tin?" tanya Kayla melihat Atin diam.

"Tidak."

"Kamu kenapa di ndalem Kay?" tanya Fara saat Kayla merebahkan dirinya di kasur miliknya.

"Ehh."

"Dilarang bohong! Itu ada warna merah di hijab kamu, itu darah kan?" tanya Fara menatap serius Kayla. Fara melihat ke arah hijab yang nampak berbeda dengan hijab Kayla, yang sebenarnya itu adalah hijab Ning Difa yang diambil oleh ibu nyai.

Huftt...

Kayla lalu membung nafasnya pelan.

"Iya, aku tadi terpeleset di kamar mandi sampai kepala aku terbentur kuat di kamar mandi. Tapi tadi sudah di obati Umma kok," ucap Kayla berbohong sembari tersenyum memperlihatkan giginya.

"Umma? Nyai, Kayla," ucap Fara memperbaiki ucapan Kayla. Tidak! Bukan kesalahan, namun demi kerahasiaan ini, hal tersebut menjadi kesalahan bagi Kayla.

"Ahhh, ok. Nyai maksud aku."

"Kok bisa!?" Atin langsung saja terbelalak kaget mendengar itu.

"Kepala kamu tidak apa-apa kan Kayla?" tanya Fara.

"Tidak apa-apa. Sekarang udah tidak."

"Bagus deh kalau begitu. Hufh buat panik aja tahu."

𐙚 ˚. ᡣ𐭩

⟣ׅ┈ׂ︩︪┈ׂ━ׂׅ┈ׂ︩︪┈⊰ ׂׂ⋄ ׅ ⃘ׅ♡⃘ׂ ׅ ׂ ⋄ׂ ׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅׅ⊱┈ׂ︩︪┈ׂ━ׂׅ┈ׂ︩︪┈⟢

Segini dulu untuk hari ini.

Hehe, terlalu sedikit yah? Maap.


Setumpuk CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang