Bab 3

87 12 0
                                    

Semoga kalian ngga bosen ya sama cerita aku.

- HAPPY READING -

Hari yang telah lama Humaira nantikan telah tiba, yaitu hari pernikahannya.

"Aaaa.. Humaira akhirnya lo nikah hari ini." Ucap Manda yang hadir menemani Humaira di hari bahagianya.

"Iya Man gue juga ga nyangka." Ucap Humaira sedikit meneteskan air mata.

"Udah, lo jangan nangis, sayang-sayang makeup lo udah bagus begitu. Kita dengerin sama-sama ya ijab qobul suami lo." Manda menenangkan Humaira.

Di Masjid tempat ijab qobul dilaksanakan, sudah ada Ali, kedua orang tuanya, kedua orang tua Humaira, para saksi dan beberapa tamu yang ikut menyaksikan.

"Bagaimana, Nak Ali? Apakah sudah siap?" Tanya Ahmad pada Ali yang terlihat gugup.

"InsyaAllah siap, Pah." Ali mengangguk mantap, dan langsung menjabat tangan Ahmad.

"Ya ananda Syafiq Ali Abdullah, Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Humaira Kamila Azzahra alal mahri saudi hallan."

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhitu bihi, wallahu waliyyu taufiq." Ucap Ali dengan lantang dan sedikit menghentakkan tangannya yang berjabat dengan Ahmad.

"Alhamdulillah," Ucap semua yang hadir, termasuk Humaira dan Manda yang ikut mendengar di belakang masjid, dan dilanjut dengan berdoa.

Setelah selesai berdoa, Humaira dipanggil ke dalam masjid diantar oleh Manda untuk menemui Ali. Ya, ini adalah pertemuan pertama di dalam hidup mereka.

Saat sampai di dalam masjid, Humaira langsung duduk di sebelah Ali dan mencium tangan Ali sambil menunduk, Ali memegang kepala Humaira dengan tangan kirinya dan mendoakan Humaira di atas kepalanya.

Ali memejamkan mata, dan mulai berdoa, lirih, "Bismillahirrahmanirrahim Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha'alaih." Terdengar seperti itulah doa yang Ali bacakan.

Humaira terharu mendengar bacaan Ali yang memang benar-benar fasih dan lancar. Ali diminta untuk mencium kening Humaira, kemudian mereka saling memakaikan cincin pernikahan di jari manis satu sama lain. Setelah itu mereka juga mengabadikan momen tersebut dengan foto bersama.

***

Kini, Ali dan Humaira telah berada di atas pelaminan karena mereka sedang melaksanakan acara resepsi. Mereka berdua sama-sama terlihat tegang dan canggung, karena mereka berdua memang belum pernah bertemu sebelumnya dan mereka juga tidak pernah dekat dengan lawan jenis kecuali dengan keluarga dan mahram mereka.

"Selamat ya, Gus, selamat ya Humaira, eh- Ning." Manda mengucapkan selamat kepada Ali dan Humaira dengan sedikit candaannya.

"Kebiasaan." Bisik Humaira pada Manda.

"Terima kasih." Ali tersenyum.

"Selamat ya Li, selamat ya Humaira. Teman kita yang pertama nikah nih ceritanya." Kini giliran teman Ali yang bernama Arif, meledek Ali.

"Terima kasih. Semoga cepat menyusul, Rif." Jawab Ali.

"Terima kasih bang." Humaira hanya tersenyum.

Jodoh HarapankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang