Terima kasih orang-orang setia, hehe!
- HAPPY READING -
Hari ini adalah hari libur, Ali berniat mengajak Humaira jalan-jalan.
"Gimana kalo kita ke rumah Mama-Papa aja, Bi? Udah lama ga kesana semenjak hari pernikahan kita." Ucap Humaira mengajak Ali pergi ke rumah orang tuanya.
"Boleh, sayang. Kan kita udah ke rumah Abah-Umi, sekarang kita ke rumah Mama-Papa ya!"
"Tapi kalo aku mau nginep di sana boleh ga, Bi?"
"Boleh kalau ga merepotkan."
"Yeay! Ya udah aku mau siap-siap dulu ya."
Sambil menunggu Humaira merapikan barang-barang mereka, Ali memanaskan mobilnya sambil memeriksa kondisi mesin mobil tersebut.
"Bi ini aku bawa satu ransel isi baju kita, cukup kan?" Tanya Humaira sambil memberikan ransel berukuran sedang yang berisi baju mereka itu.
"Cukup lah, sayang. Kita cuma mau nginep dua hari, karena waktu libur kita cuma dua hari kan."
"Iya. Ya udah, yuk berangkat!"
Mereka pun masuk ke dalam mobil, berdoa, dan Ali langsung mengendarai mobilnya menuju rumah mertuanya itu.
Jarak rumah mereka ke rumah Nur dan Ahmad lumayan jauh dan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk sampai di sana.
Di sepanjang perjalanan Humaira tidak tidur, ia menemani Ali mengendarai mobil sambil mengajaknya bicara.
"Bi, kira-kira kamu mau punya anak berapa?" Tanya Humaira, tiba-tiba.
"Berapapun, sedikasihnya aja sama Allah, sayang."
"Berapapun?" Tanya Humaira, memastikan.
"Iya. Kita harus ikhlas menerima loh sayang, anak itu kan rezeki. Kita ga boleh menunda, ga boleh menghalangi rezeki yang Allah ingin berikan."
"Iya Bi, aku paham."
"Tapi kamu siap kan, sayang?"
"Mau aku siap atau aku ga siap, aku karus siap dan ikhlas Bi. Kan kodratnya wanita memang melahirkan."
"Pinter, sholehahnya istriku." Ucap Ali sambil mengusap kepala Humaira.
***
Mereka pun telah sampai di rumah Nur dan Ahmad, mereka disambut dengan begitu hangat.
"Assalamualaikum. Mah, Pah." Ucap Humaira sambil mencium tangan dan memeluk kedua orang tuanya yang sudah menunggu kedatangan menantu dan anaknya itu di depan rumah mereka.
"Waalaikumussalam. MasyaAllah anak Mama, udah lama banget nih Mama ga ketemu kamu, Kak." Ucap Nur sambil menciumi wajah anaknya.
"Baru tiga minggu Mah."
"Itu lama kak. Dulu kan Mama setiap hari ketemu kamunya."
"Cie.. kangen."
"Udah-udah itu antar suami kamu dulu ke kamar bawa barang kalian, Mai." Ucap Ahmad melerai anak dan istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Harapanku
Fiksi RemajaSeorang wanita yang terlahir dari keluarga yang memiliki pemahaman agama sekadarnya, sama sekali tidak pernah belajar di sekolah berbasis agama, dan belum pernah memperdalam ilmu agama begitu dalam karena terhambat keluarga, dia adalah Humaira Kamil...