23. Keputusan Yang Berat.

309 41 9
                                    

Kimmy menatap layar tabletnya itu dengan senyum yang terlihat puas. Beberapa kali dia mengernyitkan keningnya dan mengulangi lagi menelisik angka demi angka yang tertera di sana. Anak itu rupanya serius juga dengan ucapannya tempo hari dan hasilnya sudah diterimanya barusan dari lab.

Jules tadi datang ke rumah sakit dan beberapa CC untuk sampel itu telah diambil, meski tahu kalau sesuai tapi Kimmy tetap tidak mau gegabah. Bagaimana pun kondisi anak itu juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi masalah di kemudian hari. Entah harus senang atau sedih, sepertinya ini yang terbaik.

Setidaknya dengan bantuan anak itu kesempatan hidup Hagen jadi lebih tinggi dan kematian itu bisa diulur lagi. Siapa tahu, di tengah proses pria itu membalikkan hatinya dan tergugah untuk menemui putranya dan menerimanya. Tidak banyak berharap tapi ini adalah harapan semua orang.

"Nona, tuan Vard ingin berte—," ucapan asisten Kimmy terpotong ketika pintu itu telah terbuka dan sesosok pria muda tanpa permisi masuk ke sana.

Kimmy segera menghampar senyum menyambut. "Yang aku tahu, keluarga Alston itu mengerti adab dan tatakrama."

"Berhenti bicara omong kosong." Vard berkata dengan keras di tengah ruangan itu. "Apakah Jules di sini?" tanyanya dengan tegas.

"Jules?" tanya Kimmy mengerutkan keningnya dan menoleh ke kanan dan kiri. "Memangnya dia terlihat di sini?"

"Jangan bercanda, Kim. Ini sama sekali tidak lucu," balas Vard berkacak pinggang.

"Siapa yang melucu, Tuan. Kamu adalah pamannya, walinya. Kenapa bertanya kepadaku, Jules ada di mana?" tanya Kimmy melempar lagi tanya itu.

"Dia, kabur," jawab Vard dengan lirih.

"Oh, kabur?" Kimmy sedikit menaikkan alisnya, seakan pura-pura terkejut. "Bagaimana bisa?"

Wanita itu mempersilahkan temannya itu duduk, marah-marah sambil berdiri itu mengganggu pemandangan saja. Sudah bisa diduganya kalau orang ini pasti akan kemari, keponakannya seperti biasanya sedikit membuat ulah dan pamannya ini jadi pusing kepala.

Jules tidak lagi anak kecil yang bisa diberi tahu dan dimanipulasi. Meski yang dilakukan itu untuk kebaikannya tetap saja pemikiran muda anak itu tidak sepenuhnya memahami. Keinginannya sama dengan pamannya tapi langkah yang diambil sangat berbeda.

Vard jelas tahu kalau Jules adalah harapan bagi Hagen tapi dia malah menjauhkan anak itu. Rahasia itu disimpannya dengan rapat hingga akhirnya bibir cantik Kimmy membocorkan itu dengan sebuah kesengajaan. Sampai kapan semua berjalan dengan kacau seperti ini. Pelik ini harus segera berakhir.

"Aku akan mencarinya," gumam Vard mengeluarkan smartphone.

Kimmy mendekat dan bicara, "Bisa kamu berjanji kepadaku? Kalau anak itu ketemu, biarkan saja dia lakukan apapun yang dia inginkan?"

"Kenapa?" tanya Vard menatap Kimmy dengan heran.

"Tidak ada apa-apa, hanya saja ... waktu adalah hal yang tidak bisa manusia beli. Aku hanya tidak ingin, ada penyesalan yang hanya bisa dirasakan nanti." Kimmy berusaha bersikap manis kali ini, pria di depannya tampak kacau.

"Apa maksudmu?" tanya Vard kemudian, tidak sepenuhnya paham dengan yang dikatakan oleh wanita itu.

"Vard, berhenti keras kepala. Seumur hidup Jules mengikuti apapun perintahmu. Kali ini, biarkan dia." Kimmy duduk di dekat Vard.

"Terakhir kalinya dia membuat keputusan, dia berakhir terkapar di rumah sakitmu, bukan?" Vard tersenyum mengejek. "Kalau Hagen pergi, hanya dia keluargaku Kim."

"Jadi, bagaimana kalau kita berusaha agar Hagen tidak pergi?" tanya Kimmy dengan tersenyum.

"Kim, apa maksudmu?" tanya Vard menatap Kimmy yang berada di sebelahnya itu dengan gusar.

Topeng Sang Pewaris.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang