23. Gatau

4.5K 436 30
                                    

Pagi Lio di rumahnya hari ini terasa berbeda, dan semua itu disebabkan oleh eksistensi dari dua pria yang ia tampung.

Lio seperti biasa memasak di pagi hari, bedanya dengan porsi yang lebih banyak. Ia memasak salad untuk pembuka, lalu omelet kemudian yang terakhir berbagai jenis buah yang dipotong-potong dan dicampur menjadi satu.

Dibantu oleh Zayn yang bertugas memotong bahan masakan. Sedangkan Hendery sedang mandi. Karena kamar mandi di rumah itu hanya satu, mau tak mau mereka harus bergantian.

Untuk pakaian, tak perlu khawatir. Hendery orang kaya, sudah pasti memiliki orang suruhan yang bisa diperintah untuk mengambil beberapa pakaian. Dan Zayn... Pakaiannya sudah tersedia sejak kemarin, ada orang yang mengantarnya.

Makanan sudah siap disajikan, bertepatan dengan Hendery yang telah menyelesaikan acara mandinya.

Mereka menikmati sarapan dengan khidmat, Zayn dan Hendery juga memuji saladnya yang terasa segar. Tentu saja segar, sayuran yang digunakan baru dipetik dari halaman belakang. Buah yang disajikan juga lezat karena sensasi dingin, tapi kesegarannya tidak terjamin karena Lio membelinya dari supermarket. Ingin sekali rasanya Lio menanam bibit buah, sayangnya tak memiliki lahan yang bisa digunakan sesuai keinginannya.

Selesai sarapan, Lio mencuci bekas masakan dan sarapan dibantu oleh Zayn. Kenapa tidak Hendery saja yang membantu? Sudah jelas karena Hendery tak bisa mencuci piring, Lio khawatir jika nanti piringnya malah pecah semua. Oleh karena itu, Hendery ditugaskan untuk menyiram tanaman di halaman belakang.

Sebenarnya Lio sudah bertanya, apakah mereka tidak pergi bekerja?

Zayn menjawab tidak, ya kalau itu dia Lio bisa memahaminya. Tapi jika itu Hendery... Lio tak yakin, Hendery seharusnya memiliki pekerjaan yang sibuk.

Hendery mengatakan jika semua pekerjaannya dapat diurus oleh asistennya. Tidak tahu saja jika asistennya sedang mengerjakan semua pekerjaan Hendery sambil memakinya.

Jika kalian bertanya tentang pintu rumah yang didobrak kemarin... Tadi pagi saat Lio turun ke bawah, ia dikejutkan dengan pintunya yang pretel dari tempatnya. Parahnya lagi, saat melihat ke luar... Gerbangnya hilang!

Lio mencak-mencak ke Hendery tentang permasalahan pintu dan pagar rumahnya. Hendery dengan pasrah mengatakan akan menyuruh orangnya untuk memperbaikinya. Dan yah, saat mereka selesai sarapan orang suruhan Hendery sudah datang dengan pintu dan gerbang baru.

Pekerjaan mereka selesai dengan cepat, tak butuh setengah jam pintu dan gerbang rumah Lio sudah terpasang dengan sempurna.

Dad,” panggil Lio. Yang dipanggil siapa, yang noleh semua.

“Yes, baby?” tentu saja yang menjawab Hendery, Zayn sadar diri tentang panggilan masing-masing.

Bukannya menjawab, Lio memainkan jari-jarinya dengan wajah sok imut. Tapi memang imut sih, buktinya Zayn dan Hendery gemas tuh.

“Aku bosen, pengen... Main ke aquarium yang ada ikan gedenya itu. Yang, yang ada hiunya itu loh.” Lio memasang wajah bayi anjing yang menggemaskan membuat Zayn dan Hendery mengerang.

Sedikit banyaknya mereka tak setuju, karena pengennya ya cuddle bareng Lio. T-tapi melihat wajah menggemaskan itu dan mata bulatnya yang semakin bulat dan berkaca-kaca secara menggemaskan membuat mereka akhirnya menganggukkan kepala setuju.

***

Di sinilah mereka, tempat yang diinginkan Lio. Jujur saja saya tidak tahu penyebutan nama tempatnya, intinya tempat aquarium besar dengan kaca tebal yang menampung berbagai jenis makhluk air, bahkan termasuk dugong dan hiu. Jika bisa ingin menambahkan paus, emang ada?

Kalau kalian tahu namanya tolong beri tahu, itu akan menjadi tujuan rekreasi saya suatu saat nanti. Gak tau kapan.

Lio memandang sekitarnya dengan datar, sepi. Karena ya... Hendery memberi dua opsi tentang acara rekreasi ini. Berangkat seperti biasa dengan bodyguard yang mendampingi, atau tempatnya akan dikosongkan tapi tak membawa bodyguard.

Karena menghindari kejadian yang tak diinginkan, contohnya Lio yang menjadi pusat perhatian akhirnya mereka memilih opsi yang ke dua.

Yah berakhir mereka berada di tempat aquarium yang sepi. Terasa sedikit horor bagi Lio karena suasana sunyi dan pencahayaan yang sedikit remang. Tapi itu tak menutupi keindahan saat cahaya yang dipantulkan oleh birunya air yang ada di balik kaca tebal itu.

Kaca tebal yang memisahkan antara darat dan ekosistem laut yang begitu indah. Ikan dengan berbagai warna dan corak yang berenang ke sana dan ke mari. Bahkan ada beberapa ikan predator yang terlihat begitu keren.

Kemudian mereka memasuki tempat di mana kaca juga ada di atas mereka sehingga mereka merasa seperti berada di kedalaman laut yang indah. Lio tak henti-hentinya merasa takjub, terutama saat seekor penyu hijau berenang di atas mereka. Rasanya begitu luar biasa. Terlebih karena kesunyian ini membuat keindahannya menjadi berkali-kali lipat.

Kepala Lio mendongak, memperhatikan biota-biota laut dengan mata penuh binar, salah satu tangannya tanpa sadar menyentuh kaca pembatas. Cahaya biru dari air menyinari sosoknya, membuatnya begitu indah. Mengalahkan indahnya ekosistem laut yang ia pandangi. Tak menyadari jika dua orang lainnya yang ia lupakan tengah menatapnya dengan kagum dan puja. Tak ingin melewatkan momen, salah satu di antara mereka mengeluarkan ponselnya dan mengabadikan momen yang begitu memanjakan mata itu.

Ingin sekali mereka menghampiri, tapi mereka tak ingin merusak momen sang terkasih.

Puas melihat-lihat makhluk bawah air, Lio akhirnya meminta untuk pulang. Tapi karena perjalanan mereka memang agak jauh, mereka memutuskan untuk menginap di hotel untuk semalam sambil menikmati waktu bersama.

Hotel yang mereka sewa adalah hotel mewah, mereka memesan kamar untuk pasangan yang memiliki ranjang king size yang muat hingga 6 orang dewasa. Tidak tahu sih, saya mengarang.

Di hotel ini juga terdapat restoran yang menyediakan makanan kelas atas. Jadi sayang sekali karena tidak ada mie ayam.

Lio duduk dengan bosan di atas ranjang di kamar hotel mereka. Jujur saja ia lapar, dan bosan di saat bersamaan. Zayn sedang melakukan ritual membersihkan diri di kamar manding sedangkan Hendery hilang entah kemana. Kalau tidak salah ingat, tadi katanya menemui rekan bisnis. Lio tidak tahu benar atau tidak, ia tak peduli.

Jadi, ia memutuskan untuk pergi mencari makan di restoran yang ada di hotel. Sendirian. Ya iyalah, malas menunggu jadi gas ajalah.

Setelah mengendap-endap keluar dari kamar, Lio dihadapkan dengan satu masalah. Ia tidak tahu ke mana harus pergi, mana sistem pas ditanya bilang gatau.

Di tengah ke-frustasiannya ia tanpa sengaja menabrak seseorang.




Bruk

Aduh! Eh, maaf.”

“Ah,”

Harem For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang