24. Nambah

4.3K 431 33
                                    

“Eh, eh... Maaf saya tidak sengaja,” ujar Lio dengan panik.

“Ah, tidak ini salah saya. Saya yang seharusnya meminta maaf,” balas orang tersebut.

“Eh- tidak ini salah saya, maaf.” entah apa yang merasuki Lio karena ia menjadi lebih dongo. Padahal Lio jalannya udah di jalur yang bener, mana mepet lagi.

Menyadari kebodohannya, Lio tersenyum kaku. Sedangkan pelaku sesungguhnya dari peristiwa menabrak tadi malah tertawa geli.

“Ahaha... Hah, sudah saya katakan, itu salah saya. Omong-omong, kamu lucu,”

“Eh?”

“Oh-”

Mereka berdua terdiam dalam kecanggungan.

“Oke, maaf-maaf... Kalau begitu, perkenalkan saya Arka Neva.”

Lio langsung terdiam begitu mendengar perkenalan dari sang lawan bicara.

‘Tem, ini... Arka, Arka yang itu? Gak mungkin 'kan?’

[Arka ini adalah 'Arka' yang Anda maksud, antagonis utama dari cerita 'Theressa's'. Kemungkinan, dikarenakan alur yang begitu melenceng membuat jalan cerita menjadi berjalan tak seperti yang seharusnya.]

‘Aman..?’

[Aman.]

“Hey,” Arka berusaha menyadarkan Lio saat melihat tatapannya menjadi tidak fokus.

“Hah? Oh, ya. Nama saya Elio Galen, tidak perlu formal kepada saya.” Lio kembali fokus ke pembicaraan mereka yang tertunda sebelumnya.

Arka terkekeh sesaat, “Kalau begitu, kamu juga gak perlu terlalu sopan. Dan sepertinya kamu juga terlihat terburu-buru, jadi... Sampai jumpa lagi Lio.” 

Tanpa menunggu jawaban dari Lio, Arka terlebih dahulu melanjutkan langkahnya. Lio yang melihatnya gelagapan, karena ia masih belum tahu letak resto hotel.

“Eh? Eh! Tunggu!” teriak Lio dengan panik. Arka berbalik dengan tatapan bertanya-tanya, entah kenapa di mata Lio terlihat seperti tatapan yang minta dipolosin- eh.

“A-anu... Kamu tau restoran hotelnya dimana? Aku gak tau arah jalannya soalnya.” pertanyaan Lio sontak membuat Arka kembali terkekeh. Entahlah, ia merasa Lio itu sangat menggemaskan terutama sifatnya.

Arka berjalan menghampiri Lio, menyodorkan tangannya dengan senyum menawan. “Aku akan mengantarmu.”

Bagai terkena pelet jaran goyang, Lio dengan senang hati menerima uluran tangan itu dan berjalan bersama menuju restoran seperti sepasang kekasih. Sepanjang perjalanan, mereka ditonton oleh banyak pasang mata yang penasaran. Sebagian besar merasa iri juga kagum.

Di restoran, Arka tak hanya sekedar mengantarkan saja. Ia pun ikut duduk dan memesan. Dan juga, ia berperilaku layaknya seorang 'gentleman' dengan menarikkan kursi untuk diduduki Lio. Di mata orang lain, mereka adalah pasangan sempurna yang tengah berkencan.

Mereka berdua menikmati makan mereka dengan begitu hikmad, tak terpengaruh oleh tatapan dari orang-orang. Setelahnya, mereka memesan dessert sebagai pendamping untuk mereka mengobrol ringan.

Mereka mengobrol dan sesekali bercanda juga. Lio mungkin tak menyadarinya, tapi semua orang di restoran tahu jika semakin lama tatapan Arka kepada Lio semakin dalam. Semua orang di sana tahu itu, tak terkecuali dua pria yang tak senang fakta akan hal itu.

Harem For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang