7

3.1K 291 63
                                    

Halilintar mengobrol-ngobrol kecil dengan Gempa, membicarakan pendidikan dan lain sebagainya.

Lalu terdengar suara notifikasi handphone milik Halilintar, Halilintar pun membuka pesan dari sahabatnya dan dia tersenyum melihat sebuah selfie si kecil yang sedang coba-coba megang handphone milik Solar dan kepencet bagian kamera, lalu jadilah sebuah selfie tidak sengaja.

Gempa yang lagi makan dibuat bingung dengan Halilintar yang melihat handphonenya sambil senyum-senyum sendiri. Ia pun diam-diam mengintip apa yang sedang Halilintar lihat, manik emas itu terbelalak kaget melihat anak kecil di dalam foto itu.

'Matanya mirip kakak'

Gempa berdehem untuk mengambil atensi Halilintar dan itu berhasil.

"Maaf atas ketidaksopananku.....aku terlalu larut pada foto yang baru saja dikirim sahabatku" ucap Halilintar merasa tidak enak karena sudah tidak sopan di depan Gempa.

Gempa terkekeh kecil, "Tidak apa, aku hanya ingin bertanya siapa anak kecil di dalam foto itu"

"Ah...dia adalah putraku satu-satunya" Halilintar menjawab sambil tersenyum.

Gempa membulatkan matanya kaget, lalu ia bertanya lagi.

"Apa kamu sudah menikah?"

Halilintar yang tadinya menyunggingkan senyum bahagia berubah menjadi senyum sendu.

"A-ah maaf, kurasa itu sangat sensitif untukmu..." ucap Gempa canggung.

"Tidak apa, sebenarnya....ya....aku pun tidak tau siapa alphaku, sesuatu yang buruk menimpaku beberapa tahun lalu"

DEG

Gempa terdiam, sepertinya pria manis didepannya merupakan calon kakak iparnya yang selama ini kakaknya cari.

Betapa mudahnya Gempa menemukan sosok yang kakaknya cintai. Apalagi dia dengan mudah terpancing untuk memberitahu sisi kehidupannya meski tidak secara menyeluruh kepada Gempa yang merupakan orang yang baru ia kenal.

Sekarang Gempa hanya perlu melapor kepada kakaknya dan dia ingin lihat apa yang akan kakak kejamnya itu lakukan agar ia bisa mendapatkan si manis.

Setelah makan siang dan berpisah dengan Halilintar, Gempa segera masuk ke ruangan Beliung.

"Kak, aku menemukan dia"

.

.

.

Usai makan siang bersama Gempa, Halilintar kembali ke ruangan divisi software developer. Sepanjang hari Halilintar fokus pada pekerjaannya karena ada laporan bug pada salah satu game yang mereka garap.

Tim software developer langsung sigap memperbaiki bagian input coding yang salah atau error.

Cukup lama karena pencarian dan perbaikan tidaklah mudah. Setelah selesai pun akhirnya Halilintar bisa istirahat, dia ingin segera pulang ke rumah untuk bertemu dengan putra kecilnya.

"Lin, mau bareng gak? Mobilmu masih di bengkel kan?" tanya Gopal sambil beres-beres barangnya.

Halilintar menggeleng, "Gak papa makasih, ngerepotin kalo numpang mulu"

Gopal tertawa, dia hendak merangkul pundak Halilintar tapi langsung dia urungkan karena tersadar kalau Halilintar memiliki trauma dengan sentuhan.

"Ehem ya gak masalah dong! Kita kan bestie~"

Halilintar memutar matanya dan berjalan keluar meninggalkan Gopal di ruangan itu.

Kantor sudah mulai sepi karena para karyawan mulai pulang ke rumah mereka masing-masing. Halilintar berjalan kaki menuju supermarket yang dekat dengan gedung kantor ia bekerja.

He Is MINE! {BeliungxHalilintar} BXB HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang