Beliung berdiri memunggungi Halilintar, melindunginya dan Taufan di belakangnya.
"Ah itu kau, Voltra"
Pria yang disebut Voltra hanya diam, menatapnya datar.
“Apa urusanmu dengan kekasihku?” tanya Beliung dengan ekspresi dingin, dia tidak suka Halilintar di ganggu orang asing.
"Tidak ada"
Voltra melirik Halilintar dan Taufan sekilas, lalu dia pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun. Halilintar langsung lemas, untung saja Beliung dengan sigap menahan tubuhnya yang nyaris terjatuh.
"Alin?!"
"Mama!"
Halilintar mengambil nafasnya, "Aku baik baik saja, jangan khawatir"
"Kau bohong, Alin"
Halilintar menunduk, dia tidak berani menatap Beliung yang tampak marah. Dia dapat mendengar dengusan kasar Beliung yang membuatnya jadi agak takut.
"Ayo pulang, biar belanjaan ini dibawa oleh orang suruhan ku"
"T-tapi"
"Alin."
Nyali Halilintar langsung ciut mendengar suara dingin dan tegas Beliung yang tidak menerima penolakan apapun darinya.
Akhirnya mereka pun pulang dengan menyerahkan belanjaan mereka kepada orang suruhan Beliung.
Selama di mobil Halilintar hanya diam sambil mengelus Taufan yang tidur nyenyak didekapannya. Dia takut membuka mulut dengan suasana yang tidak mengenakan.
Sampainya di apartemen Halilintar, ia membaringkan Taufan di atas kasur, tidak lupa dia mengecup kening Taufan dengan lembut, lalu keluar dari kamar.
Baru saja kakinya melangkah keluar, tiba tiba saja tangannya ditarik oleh Beliung sampai ia terjatuh ke dekapan Beliung.
"Ah eh?"
"Alin, aku ingin bicara serius padamu"
Halilintar menelan ludahnya, gelisah dengan tatapan Beliung yang begitu mengancam.
"Alin, kau kenal pria tadi? Kau kenal Voltra? Kenapa kau takut berhadapan dengannya? Jangan membohongiku"
Halilintar menunduk, kedua tangannya saling meremat karena gelisah dan gugup, Beliung sadar akan hal itu.
Ia pun mengambil kedua tangan Halilintar dan mengusapnya lembut untuk menenangkannya.
"Katakan saja"
Halilintar terdiam sebentar, dia mulai membuka suara.
"D-dia adalah k-kakak ku..."
'Kakak?' batin Beliung kaget.
"Aku tidak memiliki hubungan yang baik dengannya, b-bisa dibilang dia dan kakak keduaku tidak menganggapku sebagai adik mereka. A-aku....aku selalu menjadi bahan ejekan dan bully mereka, aku takut....aku takut di pukuli lagi, aku takut mereka menyiksaku lagi" tubuh Halilintar bergetar, air matanya turun dari kelopak mata indahnya.
Beliung memeluk erat Halilintar, ia menajamkan matanya, rasa dendam muncul dari dalam dirinya untuk membalas perbuatan dua kakak setan yang menyakiti Halilintarnya.
"Alin, boleh aku memberi tau sesuatu?"
Halilintar menjauhkan dirinya dari dada bidang Beliung, ia mendongakkan kepalanya menatap manik safir milik sang alpha.
Beliung tertegun melihat wajah Halilintar yang sangat menggemaskan, hidung dan pipinya yang memerah serta matanya yang berkaca-kaca, membuatnya ingin menerkam si cantik sekarang juga.
"Ehem" ia berdehem untuk mengapus niat-niat mesumnya itu.
"Alin, tentang Taufan"
"Dia adalah putramu, kan?" jawab Halilintar yang tau kemana arah pembicaraan ini.
Beliung membelalakkan matanya mendengar ucapan Halilintar.
"Aku mengetahuinya semenjak Taufan mulai memanggilmu papa, kalian berdua sangat mirip. Matamu mengingatkanku pada alpha di 3 tahun lalu...."
Halilintar memejamkan matanya.
"Aku tidak membencimu, ini salahku, salahku mempercayai mereka yang ingin menghancurkan hidupku yang memang sudah hancur. Aku orang jahat, di saat Taufan tumbuh di perutku, aku hampir membunuhnya jika saja Solar dan Ice tidak menghentikanku.
Aku orang jahat Beliung, aku orang jahat! Aku tidak pantas mendapatkan kebahagiaan, namun saat aku mulai menerima kehadiran Taufan, itu membuatku ingin kembali untuk berjuang sampai di titik ini dan bertemu denganmu..."
Halilintar meremat kemeja milik Beliung.
"Liung, pantaskah aku bahagia?"
Hati Beliung sakit seperti ditusuk ribuan jarum mendengar perjuangan Halilintar selama hidupnya sampai di titik ini.
Beliung menangkup kedua pipi Halilintar, ibu jarinya mengelap air mata yang mengalir di pipinya.
"Alin kau pantas bahagia dan jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri atas semua yang terjadi, aku seharusnya yang salah di sini. Maaf karena aku tidak bisa menahan rutku kala itu, aku mencarimu selama 3 tahun ini dan aku sangat minta maaf karena baru menemukanmu sekarang.
Aku sangat menyesal karena tidak menemukanmu secepatnya, kau hebat Alin, kau sangat hebat sudah melewati berbagai macam rintangan selama ini. Kau sangat hebat bisa menanggung semua ini sendirian, mengandung dan melahirkan Taufan tanpa ada siapapun di sisimu....kamu adalah ibu yang baik Alin. Aku mencintaimu"
Halilintar membulatkan matanya, lalu ia kembali menangis membuat Beliung tersenyum kecil. Dia mendekati wajah Halilintar dan kedua bibir itu bersatu untuk pertama kalinya.
Akhirnya penantian Beliung selama 3 tahun terbayar, pada akhirnya ia menemukan Halilintar yang memberikannya harta karun yang sangat berharga dalam hidupnya.
Beliung mengakhiri ciuman itu, ia menatap Halilintar dengan lembut dan mengusap air matanya.
"Sekarang aku di sini bersamamu dan akan selalu bersamamu, jangan menangis lagi sayangku"
Halilintar memanyunkan bibirnya, dia memeluk Beliung erat tanpa ada ingin melepasnya.
"Haha kau merindukanku hm?"
"Diam!"
Beliung tertawa kecil, dia mengelus lembut punggung sempit Halilintar dan mencium kepalanya.
"Kamu sangat menggemaskan"
Halilintar berdehem, manik rubynya terbelalak saat Beliung tiba-tiba mengangkat tubuhnya dengan gaya pengantin.
"Beliung?"
"Tidur siang sepertinya akan menyenangkan" ucap Beliung santai.
Halilintar tersenyum, mereka berciuman lagi sampai terdengar suara tangisan dari Taufan. Sontak mereka menoleh kearah pintu dimana si kecil menangis kencang sambil membawa boneka Cinnamorollnya.
"Turunkan aku" pinta Halilintar pada Beliung.
Beliung mendengus kesal, dengan terpaksa dia menurunkan Halilintar untuk menghampiri si kecil.
"Cup cup anak mama kenapa nangis hm?" Halilintar menggendong Taufan sambil menepuk-nepuk pelan punggungnya.
"Eung hiks Mama mama"
"Aduhai cengengnya si kecil ini" ejek Beliung sembari mengelap air mata yang turun dari mata si kecil.
"Aish anakmu itu!" ucap Halilintar agak kesal.
Beliung tertawa kecil.
"Kayak siapa tadi yah~"
"BELIUNG!!"
"HAHAHAHA"
.
.
.
BERSAMBUNK
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is MINE! {BeliungxHalilintar} BXB HIATUS
Ficción GeneralHanya kisah seorang omega manis bernama Halilintar yang dijadikan target oleh seorang alpha mafia karena meretas sistem keamanan miliknya. ⚠️ HIATUS ⚠️