19

2.6K 241 62
                                    

"Bagaimana dia bisa tau kalau Hali adalah peretas?" tanya Ice yang sudah merasa janggal karena si sawi, lebih tepatnya Rimba mengetahui kalau Halilintar adalah anggota peretas, bahkan ia tau nama kelompok mereka meski hanya singkatan.

"Dia bukan orang sembarang" timpal Halilintar dengan manik ruby menajam.

"Hanya kelompok mafia saja yang mengetahui kita, dan kemungkinan dia adalah salah satu anggota dari kelompok itu. Oh aku menerima satu pesan, dia ingin menyewa jasa meretas kita--bukan, hanya aku saja, dia hanya ingin rubah bermata merah yang melakukannya. Aku curiga" ucap Halilintar sembari membuka tab dan pergi ke laman khusus untuk menyewa jasa mereka.

"Kurasa ada satu kelompok yang dendam padamu" Ice melirik kearah Halilintar yang terdiam.

"Siapa? Terakhir aku meretas hanya mengambil informasi data seseorang saja, atau jangan-jangan saat aku meretas cctv kelompok yang ingin mencuri senjata waktu itu? Si pemilik senjata itu marah dan dendam pada yang mencuri dan juga aku?"

Ice dan Solar saling lirik, mereka pun langsung memasang wajah serius.

"Itu bisa jadi, kau yang berperan penting dalam pencurian itu sehingga sukses, semua senjata tercuri. Si pemilik senjata itu pasti sangat murka dengan orang yang membuatnya lengah dan itu kau" ucap Ice panjang.

"Yang pasti si pemilik senjata itu berasal dari kelompok mafia juga kan? Sekiranya siapa dia ya? Apakah Rimba berkaitan dengannya?" tambah Solar.

"Bisa saja dia terlibat, lagipun dia tau nama kelompok kita dan agak dendam, bisa dilihat saat ia langsung membobolmu saat kau terciduk" Ice menjawab dengan santai.

Solar mencibirkan bibirnya, "Kenapa aku? Padahal kan yang ketauan duluan si Gledek"

Halilintar menoleh kearahnya dengan tatapan tajam dan aura tidak mengenakan, membuat Solar reflek memalingkan wajahnya.

"Bisa saja si Rimba itu salah satu bawahan dari ketua kelompok pemilik senjata yang mengincar Hali, mungkin dia membiarkan ketuanya yang mengurus Hali"

Perkataan Ice ada benarnya juga, Halilintar sudah ditargetkan oleh pemilik senjata yang dicuri oleh suatu kelompok atas bantuan Halilintar.

"Sepertinya kita harus tutup jasa ini lagi sementara untuk keamanan kita" kata Halilintar sambil menonaktifkan akun kelompok TC untuk menghindari kemungkinan terlacak.

"Ya, itu lebih baik" balas Ice sambil menguap.

Halilintar menghela nafasnya, pikirannya kemana-mana memikirkan nasib kedepannya yang sudah diincar salah satu ketua dari kelompok mafia.

.

.

.

"Aku tau sepertinya kau merahasiakan sesuatu dariku, pandan busuk!" ucap seorang pria tampan yang sedang duduk di bangku kebanggannya, sambil menatap tajam pria tampan lain yang tampak tersenyum tipis.

"Oh iya kah, angin muson?" jawabnya meledek.

"Ck beritahu aku cepat, Rimba!"

Rimba tertawa, dia meletakkan segelas wine yang baru saja ia minum.

"Kau masih belum mengetahuinya juga ya? Padahal dia selalu berada di sisi mu loh~" ucap Rimba memberikan suatu petunjuk yang langsung membuat Beliung berpikir.

Mata Rimba menyipit, "Dia adalah orang yang sangat kau sayangi dan sangat kau nanti-nantikan"

DEG

.

.

.

Keesokan harinya, Halilintar melakukan aktivitas seperti biasanya. Omong-omong kedua sahabatnya sudah pulang dari semalam, jadinya dia hanya berdua saja seperti biasa.

He Is MINE! {BeliungxHalilintar} BXB HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang