"Um? Itu Tholn! Tholn ehehe!" Taufan berteriak memanggil nama Thorn.
Si pemilik nama yang sedang digandeng seorang wanita bersurai pink itu sontak menoleh dan manik emeraldnya berbinar.
"Ufan!"
Thorn langsung berlari menghampiri Taufan.
"Eh Thorn!" Wanita itu berlari mengikuti kemana Thorn pergi dan ia pun terkejut melihat ada orang yang ia kenal.
"Loh Beliung?"
Beliung mengangguk kecil, "Hai kak Flora"
Flora menyapanya dengan anggukan sekilas, lalu dia melirik kearah sosok pria manis yang sedang menatapnya bingung.
"Oh hai Aku Flora kakak Rimba dan teman Beliung, apa kau pacar Beliung?" tanya Flora tiba-tiba.
Halilintar tersentak dengan semburat merah di pipinya, dia memalingkan wajahnya sedikit sembari menjawab pertanyaan dari Flora
"B-bukan...h-hanya tem-" sebelum Halilintar menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Beliung nyerocos mengalihkan perhatian.
"Ehehe tidak sangka kau akan mendaftarkan duri kecil biadab itu di sini" ucap Beliung mengubah topik.
Flora berkacak pinggang, "Enak aja anak gue dipanggil biadab"
"Lah gak inget waktu itu ni bocil kematian ngapus data-data file penting kelompok maf- shit" Beliung hampir kelepasan mengatakan kelompok mafianya di depan Halilintar.
Dia melirik Halilintar yang ternyata ia sudah berada di dekat dua bocil, ikut bergabung mengobrol dengan mereka. Ia pun menghela nafas lega, untung saja Halilintar tidak mendengarnya.
"Makanya kalo mau ngomong tuh jangan asal nyerocos" cibir Flora.
Beliung memutar matanya.
"Eh btw, dia yang kau cari itu kah?" Flora bertanya dengan berbisik supaya tidak kedengaran oleh si manis.
Beliung mengangguk, "Ya dia adalah yang ku cari selama ini, aku baru mendekatinya secara pelan-pelan dan akan memberitahu segalanya mungkin malam ini. Aku ingin mengambil mereka berdua"
Flora memangut mengerti.
"Bagus deh, gue nunggu undangan nikah kalian aja. Oh ya, bilang ke adek gue pulang dari misi beliin susu buat Thorn. Gue agak males ke supermarket, suami gue balik malem"
Beliung memutar matanya, "Suruh aja sendiri"
Flora mendengus, dia pun menoleh kearah anaknya yang sedang asik mengobrol dengan Halilintar dan satu bocah kecil yang ia tebak adalah anak Halilintar dan Beliung dari kejadian 3 tahun lalu.
"Nah~ Thorn ayo kita pulang, kamu harus bobo siang~"
Thorn memanyunkan bibirnya, dengan mata berkaca-kaca dia mencoba untuk meluluhkan ibunya.
"Thorn masih mau main sama Ufan, boleh ya Mommy?"
Flora menggelengkan kepalanya.
"Kamu boleh main sama Ufan besok ya? Ufan juga mau bobo siang biar besok bisa main sama Thorn lagi okey?" ucap Flora membujuk putranya itu.
"Nah itu benar, Ufan juga pulang yuk biar besok semangat buat main lagi bareng Thorn" Halilintar turut meyakinkan bocah bocah itu yang tidak ingin berpisah.
"Um iya Ufan mau pulang, bobok siang bial bisa main sama Tholn besok!" Taufan tersenyum lebar, sangat bersemangat untuk bermain dengan Thorn di keesokan harinya padahal hari ini masih jam 11 siang.
Akhirnya mereka pamit meski saat sudah di mobil, Taufan menangis sesegukan di pelukan Halilintar.
"Udah nangisnya, besok kan masih bisa main lagi sama Thorn...." bujuk Halilintar sembari mengelus lembut punggung kecil Taufan.
"Menangis karena harus berpisah dengan teman baru huh? Menggemaskan sekali" ucap Beliung.
"Ah ya Alin, mau mampir ke mall sebentar? Aku ingin membeli beberapa barang di sana"
"Mm boleh deh, aku juga mau beli beberapa buah dan susu untuk membuat es krim, supaya mood Ufan kembali lagi"
Beliung terkekeh kecil, dia pun menyetir dengan santai agar waktunya bersama dengan Halilintar dan putranya menjadi lebih lama.
Sampainya di sebuah mall, Beliung membuka handphonenya dan memberi pesan kepada seseorang.
"Ah ya Alin, kamu duluan saja ke bagian bahan pokok. Aku mau ke toko di lantai atas, supaya tidak memakan waktu saja"
"Oh oke, hati hati ya"
Beliung tersenyum, dia mengusak rambut Halilintar dan pergi dari sana, meninggalkan Halilintar yang terdiam sambil menatapnya.
'Dia...'
.
.
.
Halilintar pergi ke supermarket mall yang ada di lantai 1, dia mengambil troli belanjaan dan meletakkan Taufan di sana. Dia tampak senang bisa naik troli belanja itu.
"Jangan terlalu banyak bergerak Ufan, kamu bisa jatuh nanti"
Taufan terkikik geli membuat Halilintar tersenyum lega karena si kecil sudah tidak merasa sedih lagi. Ia mendorong troli belanjaan ke bagian buah-buahan, dia mengambil mangga, apel, pisang, buah naga, melon dan strawberry.
Lalu ia mengambil beberapa susu yang memiliki kandungan gula rendah, supaya lebih aman untuk dikonsumsi Taufan.
"Mama, Ufan mau tulun!"
"Tapi jangan lari-lari ya? Tetep di samping mama" ucap Halilintar mewanti-wanti Taufan yang bandel ini.
Taufan cuma ngangguk aja, ia diangkat oleh Halilintar dan diturunkan. Mereka berdua pun berjalan ke rak teh, namun perhatian Taufan dialihkan dengan rak cemilan dan dia berlari kearah rak tersebut membuat Halilintar panik.
"Ufan! Jangan lari!" Halilintar turut berlari menghampiri Taufan, namun langkahnya berhenti saat melihat seseorang yang sangat ia kenal berdiri tepat di depan Taufan yang menatapnya bingung.
"Halilintar"
Deg
Suara berat dan dinginnya membuat Halilintar membeku, takut, dan cemas. Taufan yang melihat ibunya ketakutan pun langsung berlari memeluk kaki kanan ibunya.
Dia menatap pria itu tajam.
"Jangan ganggu mama Ufan! Hush hush! Pelgi!"
"Mama?"
Pria itu menatap bocah kecil yang ada kemiripan dengan Halilintar, rambut coklatnya yang memiliki sedikit helai putih khas keluarga Thunderstorm. Dia melangkahkan kakinya mendekati Halilintar.
"Halilintar" panggilnya sekali lagi.
Halilintar tidak bisa bergerak entah kenapa, kenangan buruk langsung berputar dimemorinya. Dimana ia dipukuli, menjadi samsak saat teman-teman dari pria di depannya datang ke rumah dan lain sebagainya.
"Ehem, maaf menganggu waktunya tapi bolehkah anda tidak mendekati kekasih saya?"
Pria itu berserta Halilintar tersentak dan menoleh ke sumber suara.
"Beliung...."
"Papa!"
.
.
.
BERSUMBANK
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is MINE! {BeliungxHalilintar} BXB HIATUS
Fiksi UmumHanya kisah seorang omega manis bernama Halilintar yang dijadikan target oleh seorang alpha mafia karena meretas sistem keamanan miliknya. ⚠️ HIATUS ⚠️